Part 12. Beauty and His Eavesdropping Skill

5.7K 716 138
                                    

*****"Mama dengar kamu sudah mulai berkantor lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****
"Mama dengar kamu sudah mulai berkantor lagi?"

Koda yang sedang lewat di depan ruang kerja pak Kala mendadak berhenti ketika mendengar suara itu.

Tadinya ia ingin menghabiskan waktunya di perpustakaan membaca buku mumpung Rosie sedang tidur.

Namun, sepenggal kalimat yang diucapkan ibu pemilik rumah ini membuatnya berhenti.

Rasa penasaran mulai merasuki pikirannya.

"Anak itu bisa ditinggal?" Kembali terdengar suara sang mama.

Yang membuat Koda penasaran adalah, sedari tadi suara mama pak Kala terdengar sinis ditelinganya.

Apakah beliau tidak menyukai cucunya?

"Ada yang nemenin ma." Pak Kala menjawab singkat, dengan nada yang sopan.

"Oh, sudah nemu pengasuh? Atau dia sudah sembuh?"

Tuh kan, suaranya sinis dan acuh.

"Belum ma. Tapi nggak sengaja kemarin salah satu pegawaiku ada yang diajak ngobrol sama Rosie." Jawab pak Kala.

"Mereka jadi dekat, ya udah aku minta Koda pindah kerja ke sini aja jadi pengasuh Rose."

"Good! Kamu jadi terbebas dari beban mengurus anak itu."

Padahal bukan Koda yang menjadi subjek pembicaraan mereka, tapi seakan hati Koda ikut sakit mendengar Rose dianggap sebagai beban.

Seperti ibu kandungnya dulu, yang selalu mengatakan dirinya adalah beban.

"Aku nggak pernah menjadikannya beban ma. Aku tulus merawat Rosie sedari kecil." Jawab pak Kala membantah pernyataan sang ibu.

Senyum tersungging di bibir Koda mendengar kalimat pak boss pujaannya.

Nggak salah kan dia mengagumi pak Kala, memang sekeren ini orangnya.

"Apanya yang nggak beban? Anak itu sudah mengacaukan hidupmu!"

"Jadi nggak bisa ngapa-ngapain. Bahkan keluar rumah aja nggak bisa!"

Koda berharap dirinya memiliki mantel tak kasat mata seperti milik Harry Potter.

Pengen jewer bibir mamanya pak Kala. Lemes banget ngomongnya.

"Andai mama tahu Helena dulu sudah hamil duluan sama orang lain, mama nggak bakal merestui pernikahan kalian!" Lanjut beliau, dengan nada yang semakin naik.

"Bunting sama siapa, minta tanggung jawabnya sama siapa!"

Wow, jadi rumor itu benar?

Pak Kala pastilah sangat mencintai mendiang istrinya sampai mau bertanggung jawab seperti itu.

"Ma, jangan ngomongin orang yang sudah meninggal." Tegur pak Kala sopan.

"Kalau dia mau menghantui mama, silahkan! Suruh ambil anaknya sekalian! Biar nggak ngerepotin anakku." Balas sang mama menantang.

TALE AS OLD AS TIME (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang