Part 7. Beast and His Decision

7.6K 857 160
                                    

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*******

Seseorang membuka ruangannya tanpa mengetuk lebih dahulu.

Di dunia ini hanya tiga orang yang berani melakukannya tanpa dikunyah hidup-hidup oleh Kala.

Rose, putri semata wayangnya.

Sang mama, yang kadang bertandang ke rumah mengunjunginya.

Terakhir, sahabat terbangsatnya, Jasper.

Dan tersangka yang masuk ke dalam ruang kerjanya saat ini adalah Jasper.

Dengan senyum lebar secerah sinar matahari jam dua belas siang, Jasper menghampirinya.

Pria itu meletakkan sebuah amplop cokelat besar ke atas meja setelah sampai di depan Kala.

"Apa nih?" Kala bertanya tanpa minat.

"Baca aja. Pesenan lo kemarin." Jawab Jasper sembari duduk di kursi.

Mengerti, Kala langsung menyambar amplop itu dan segera membukanya.

Tak banyak yang dikumpulkan Jasper, hanya beberapa lembar laporan, surat-surat berharga dan foto-foto usang.

Koda dulunya adalah tetangga keluarga Palmer.

Ia tinggal bersama ibunya yang bekerja sebagai seorang perias pengantin.

Beberapa tetangga lama keluarga Palmer yang menjadi sumber mengatakan Koda tidak memiliki ayah.

Sejak awal, hanya ada Koda dan ibunya yang mengontrak rumah di sebelah keluarga Palmer.

Ibu Koda memang bukan warga asli ibukota. Ia datang dari sebuah kota kecil di Jawa Timur, tanpa sanak keluarga, cuma berdua dengan si kecil Koda.

Koda kecil sering dititipkan kepada tetangga jika ibunya sedang bekerja sampai malam.

Paling sering dititipkan kepada keluarga Palmer yang memiliki anak seumuran dengan Koda yaitu Joshua.

Lalu suatu hari, saat Koda berumur lima tahun sesuatu terjadi.

Sang ibu menghilang. Dan ia mengunci Koda sendirian di dalam rumah kontrakan.

Selama beberapa hari, tak ada yang tahu bahwa Koda kecil hidup sendirian terkunci di dalam rumah.

Hingga Joshua, teman Koda yang sudah beberapa hari tidak bermain bersama bertandang ke rumah ditemani sang ibu, Nina Palmer.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu, mereka melihat Koda di balik jendela kaca dengan keadaan yang acak-acakan dan berwajah pucat.

Koda penuh senyum berkata ia tinggal di rumah sendirian karena sang ibu sudah pergi.

Saat Nina meminta Koda untuk membuka pintu, bocah kecil itu mengatakan ia tidak bisa membukanya karena dikunci dari luar.

Nina Palmer yang miris, langsung berlari dan berteriak memanggil security meminta bantuan.

TALE AS OLD AS TIME (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang