04

7K 424 11
                                    

Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya.

Stay safe!

Sorry for typo!

Enjoy!

🤔🤔🤔

Ara sesekali menoleh ke belakang saat merasa ada yang mengikutinya. Ia mengumpat kesal karena mobil milik Jevri mogok di tengah jalan. Mobil aja yang bagus, tapi masih mogok di tengah jalan.

Ara kini berniat untuk menyusul Jevri ke rumah orang taunya, dimana-mana kan laki-laki ya yang nyusul cewek ke rumah orang tua lah ini malah Ara.

Ara rasa mereka itu bertukar kepribadian deh, kenapa malah Ara yang terlihat seperti pihak laki-laki disini?.

Ara menggerutu sambil mempercepat langkahnya, rumah besar milik orang tua Jevri sudah kelihatan membuat Ara sedikit lega. Tapi ia masih sedikit takut karena orang yang mungkin saja mengikutinya masih ada di belakangnya.

Ara rasa dirinya tak punya musuh, Jevri juga kayaknya gak punya musuh. Siapa berani mengusik Jevri? Cih yang ada langsung di penjara.

Benar-benar keluarga Megantara itu, Ara jadi tidak sabar menjadi bagian dari keluarga itu. Dia bisa memerintah sesuka hatinya, berbelanja sepuas yang ia mau.

"Eh astagfirullah Ara, kamu kenapa jadi matre gini" ucap Ara beristigfar.

Ara menggelengkan kepalanya lalu mulai mempercepat langkahnya.

Ara meringis saat melihat beberapa orang berbaju hitam yang menjaga rumah orang tua Jevri, ia menatap satu persatu dengan kikuk sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kalau gini ceritanya gue jadi gak bisa maling nih" kekeh Ara.

"Jevri nya disini kan?" Tanya Ara pada salah satu penjaga.

"Iya nona, silahkan masuk" Ara menganggukkan kepalanya.

Ara membuka pintu besar rumah orang tua Jevri, ia dibuat terkejut saat melihat beberapa pelayan yang kini tengah menatapnya.

"Selamat sore nona, silahkan duduk dulu" ucap salah satu pelayan yang nampak asing bagi Ara.

"Enggak deh, mau langsung ketemu Jevri. Jevri nya mana?" Tanya Ara. Ia juga tidak melihat Citra, mama nya Jevri.

"Tuan muda ada di atas nona, di kamarnya" ucap pelayan itu.

Ara menganggukkan kepalanya, lalu hendak menaiki tangga namun terhenti saat melihat Citra yang sedang bermain dengan kelinci di taman belakang.

"Ma" panggil Ara membuat Citra menoleh.

"Ara, mau jemput Jevri ya?" Tanya Citra yang di angguki oleh Ara.

"Mama pelihara kelinci? Sejak kapan?" Tanya Ara.

"Oh udah seminggu lebih sih, soalnya biar ada kegiatan aja di rumah. Rumah juga sepi soalnya kan Jevri gak tinggal disini lagi" ucap Citra murung.

"Kalau gitu aku sering-sering main kesini boleh?" Tanya Ara.

"Boleh dong, bila perlu tiap hari kamu kesini. Mama bosen sendiri di rumah, papa Jevri juga pulangnya malem. Mau kerja gak di bolehin" kesal Citra membuat Ara tersenyum. Enak ya jadi istri orang kaya, kerja pun gak di bolehin.

"Ya udah ma, aku mau ke kamar Jevri dulu" ucap Ara.

"Iya gih, tapi Jevri kayaknya lagi tidur"

Ara berlari menaiki tangga, ia sesekali berdecak kagum. Walau bukan pertama kalinya dirinya masuk ke rumah ini, tapi tetap saja Ara kagum. Jika rumah Jevri besar, maka rumah orang tua Jevri lebih besar lagi.

JEVRI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang