Yoo!!
Update lagi nih wkwk.
Jangan lupa meninggalkan jejak, apapun itu aku sangat menghargainya!
Sorry for typo!
Stay safe ya!
✨✨✨
Ara menatap pantulan dirinya di cermin, ia merapikan rambutnya, lalu berdecak kagum saat melihat dirinya sendiri.
"Gila, gue cantik banget!" Ucap Ara sambil berpose layaknya model.
"RA, HP LO BUNYI TUH" teriak Sirin membuat Ara berdecak kesal.
"COBA LO LIAT RIN" teriak Ara.
Padahal jarak Ara dan Sirin cuma di batasi oleh pintu. Ara yang sedang berada di dalam kamar, sedangkan Sirin di ruang tamu. Kenapa dua wanita itu harus berteriak di pagi buta begini?
"GAK USAH TERIAK-TERIAK, LO KIRA GUE BUDEK?" teriak Sirin.
"LO DULUAN YANG TERIAK, ANJIR!" balas Ara.
Tidakkah mereka merasa kasihan dengan tetangga kost-an mereka? Setiap harinya mendengar teriakan cempreng dari dua orang itu?
"PAK BEN" teriak Sirin lagi.
Ara mendengus kesal, ia melihat kembali pantulan dirinya di cermin. Menjadi sekretaris atasan yang rempong itu benar-benar menguji kesabaran Ara, yang kalian tau benar jika Ara bukan tipikal orang penyabar.
Baru jam 6 dan pria buncit itu sudah menelponnya, menyebalkan sekali!
Ara merapikan semua alat riasnya, lalu terdiam sejenak. Ara jadi bingung dengan otaknya sendiri, tidak ada hujan tidak ada petir, tiba-tiba dirinya mengingat kembali kenangan buruknya dulu.
Kalian pernah seperti itu tidak? Tiba-tiba teringat akan sesuatu, yang mana kalian tidak ingin mengingatnya kembali.
Sudah 7 tahun berlalu, dan Ara masih ingat jelas bagaimana mulut kasar orang kaya itu menghinanya.
Ara sangat menyesal sekali! Mengapa dulu tak ia cabik-cabik saja mulut sampah pria tua bangka itu? Persetan dengan dosa dan tata krama, toh si tua bangka itu tidak menerapkannya juga!
"Anjing! Anjing!" Umpat Ara sambil menggebrak meja riasnya.
"Kalau aja gue ketemu lagi sama si tua bangka itu, gue tenggelamin kepalanya di kolam ikan!" Umpat Ara sambil mencak-mencak.
"Heh mak lampir, lo denger kagak sih? Gue panggil dari tadi juga" ucap Sirin sambil menggeplak kepala Ara.
"Anjir, sakit goblok!" Ucap Ara sambil mengelus kepalanya.
"Noh Pak Ben nelpon lo lagi" ucap Sirin sambil melemparkan hp Ara.
"Hati-hati anjir, hp mahal!"
Ara menggerutu melihat line dari Pak Ben, atasannya dan juga beberapa panggilan dari pria itu.
"Padahal belum jam kerja, udah di suruh ke kantor aja gue. Gue racunin tau rasa tuh bapak-bapak" umpat Ara.
Dengan cepat ia meraih tasnya, lalu menghampiri Sirin yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Rin gue ke kantor dulu ya" pamit Ara.
"Iya, hati-hati lo di jalan. Jangan setiap orang lewat lo gigitin, takut orang ketularan rabies" ucap Sirin. Ara memutar bola matanya malas mendengar ucapan Sirin.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVRI [END]
Teen FictionSiapa itu Jevri Megantara Wijaya? Cowok soft boy nan childish. Harus extra sabar jika menghadapi Jevri. Bila perlu jangan dekat-dekat Jevri kalau gak mau di templokin terus! Pokoknya kalau lihat Jevri mending kabur aja sebelum jadi baby sitter dadak...