Yooo!!Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya, apapun itu aku sangat menghargainya.
Stay safe!
Sorry for typo!
Enjoy.
✨✨✨
Ara menatap tumpukan uang yang ada di hadapannya, kakinya melemas hingga tubuhnya terjatuh di lantai. Dirinya kini ada di apartemen, setelah dirinya tidak di perbolehkan menemui Jevri, ia memilih pulang untuk mengganti baju. Namun dirinya di kejutkan oleh Janendra yang tiba-tiba mengetuk pintu apartemennya yang mau tak mau harus Ara temui.
Ara menangis sambil memeluk lututnya, kenangan dimana dirinya bertemu Jevri berputar kembali. Tepatnya saat dirinya menginjak di kelas 10, dimana itu masa-masa paling berat untuknya.
Ara bukan lah anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, mereka jauh dari kata itu hingga kedua orang tuanya tega menjualnya kepada mucikari.
Ara yang polos tidak tau apa-apa hanya mengiyakan ucapan kedua orang tuanya, mengatakan jika kehidupannya akan lebih baik saat ia mengikuti sang mucikari.
Ara terlalu lelah hidup susah, ia iri dengan teman-temannya yang bisa mengenakan baju baru setiap harinya.
Semua keinginannya terkabul saat dirinya masuk ke salah satu bar besar yang ada di Jakarta, di sana semua bermulai.
Dari Ara yang polos menjadi Ara yang liar.
Dimana dirinya harus melayani pengunjung yang memesan dirinya, dengan pekerjaannya itu, Ara bisa melanjutkan sekolahnya, membeli baju untuk dirinya sendiri. Orang tua? Ara bahkan tak tau kemana orang tuanya pergi setelah mendapat jutaan uang hasil menjual dirinya.
Ara tak menikmati ini semua, tapi ia tak mau munafik karena bertahan hidup di dunia ini sangat susah. Ara sendiri, membiarkan tubuhnya menjadi pelayan orang lain.
Sampai dimana Ara harus melayani pria tua, Ara tak mau. Tanpa pikir panjang, Ara lari dari bar itu. Berlari secepat yang ia bisa saat para laki-laki bertubuh besar yang tak lain adalah anak buah sang mucikari itu mengejarnya.
Ara tak tau harus kemana, yang ia tau dirinya harus lari. Sampai dimana ia tidak sengaja menabrak Jevri yang sedang meminum susu kotak.
Jevri menatap nanar pada susu yang sudah jatuh itu lalu menatap Ara kesal.
"Susu aku jatuh! Kamu harus ganti rugi!" Ucap Jevri.
Ara sudah panik saat anak buah mucikari itu semakin dekat, di tambah dengan Jevri yang meminta ganti rugi membuat dirinya makin ketakutan.
"Iya nanti aku ganti, tapi aku harus pergi sekarang" ucap Ara panik saat Jevri mencekal tangannya.
"Enggak, ganti sekarang!" Tegas Jevri.
Ara menangis membuat Jevri kebingungan.
"Harusnya aku yang nangis karena susu aku jatuh, kenapa malah kamu?" Tanya Jevri menggaruk telinganya.
"Tolongin aku" isak Ara.
Jevri menatap beberapa laki-laki bertubuh besar yang kini tengah berlari ke arah mereka. Dengan cepat Jevri membuka pintu mobilnya, memasukkan Ara dengan sembarangan lalu menyalakan mobilnya dan melesat pergi sebelum mereka tertangkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEVRI [END]
Teen FictionSiapa itu Jevri Megantara Wijaya? Cowok soft boy nan childish. Harus extra sabar jika menghadapi Jevri. Bila perlu jangan dekat-dekat Jevri kalau gak mau di templokin terus! Pokoknya kalau lihat Jevri mending kabur aja sebelum jadi baby sitter dadak...