01. Malaikat papa dan mama

7.6K 590 55
                                    


15 tahun kemudian.


Seorang pemuda berjalan beriringan bersama pemuda lain menyusuri lorong gedung 3 lantai. Pemuda yang lebih muda nampak menggenggam erat pemuda yang lebih tua darinya itu.

"Rileks dek, kita mau sekolah bukan mau sidang" kata Samuel pada adiknya.

"Malu kak, itu mereka liatin nya kaya yang mau nerkam. Udah pake bisik2 lagi" cicit nafindra adik Sam.

"Wajar aja kali dek, kan kakak ganteng. Jadi mereka terpesona deh" sombongnya

"Yeuu, masih gantengan juga Nana ya" balasnya sambil bersedekap dada, jangan lupakan bibir yang terus di poutkan.

"Iya tapi tetep aja Lo kan sisa dari kegantengan kakak"

"Kakak!!"

"Canda dek, iya-iya adek Nana yang paling ganteng pokoknya. Kakak mah apa atuh cuma ampas"

"Bodo ah, aku mau ke kelas"

"Emang tau dimana kelasnya?"

Seketika langkah kaki bocah 15 tahun itu berhenti, "Ya makanya kasih tau dimana"

"Yaudah hayuk, kakak anterin sampe kelas. Sampe adek kakak ini duduk di bangku nya"

"Ih gak gitu juga ya kak! Aku udah gede"

"Tapi di mata kakak, kamu masih kecil gimana dong?"

"Terserah"

Hari ini merupakan hari pertama seorang 'Nafindra rein Gamaliel' bersekolah. Ia baru memulai menjadi siswa menengah atasnya.
Sebenarnya ia keberatan dan amat tidak terima saat sang mama mendaftarkan nya di sekolah sang kakak.

Alasan nya, dia tidak suka gerak gerik nya terpantau. Tak bebas.

Tapi sialnya, ia malah terjebak dengan itu. Mau gimana lagi sudah terlanjur basah juga, sayang kalo gak sekalian mandi.

Nafindra atau sering di panggil Nana ini suka sekali dengan bola basket, tapi sayang beribu sayang ia sama sekali tak boleh menyentuh benda itu apalagi sampai menggelutinya. Berbeda dengan sang kakak, yang tentunya ia sekarang menjadi seorang kapten basket di sekolahnya.

Rasanya dunia begitu gak adil untuk orang seperti Nana, tapi ia tetap bersyukur kok. Masih diberi orang tua serta kakak yang sayang pada nya.

Samuel deniend Gamaliel atau teman-teman nya memanggil Sam, ia merupakan kapten basket kebanggan sekolah. Banyak sekali medali yang ia peroleh, dan itu adalah suatu kebanggan tersendiri untuk sang adiknya–Nana.

Karena perjuangan nya meraih medali dengan lelah terbayar sudah ketika melihat Nana nya tersenyum. Iya, medali itu untuk Nana. Adik manis dan manja nya, juga kesayangan nya.

Sam itu bukan orang penyabar, dia selalu memberikan tatapan tajam pada orang-orang yang menurutnya busuk. Tapi sikapnya berbanding terbalik, ketika dengan Nana. Ia adalah kakak terbaik, itu kata Nana.

Yah, meskipun seorang kakak-adik itu tak sepenuh nya akur. Pasti akan ada perang dingin yang menyelimuti nya, tapi tenang itu tak akan lama. Karena mana kuat Sam lama-lama mendiamkan Nana nya, begitu juga dengan Nana.

Nana itu kesayangan Sam, dan Sam adalah kebahagiaan Nana.

.....

"Udah sana masuk, nanti jam istirahat kakak kesini lagi. Belajar yang pinter adik kesayangan kakak" Sam mengusak gemas rambut Nana, kemudian pergi ke kelasnya.

The Brother: GamalielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang