mencintaimu dari balik jendela kamarku

13 5 31
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu
jutaan detik kini telah kulalui bersamamu
satu hal yang sampai saat ini ku ingat

malam itu
dibawah redupnya sinar bulan

*flashback on*

"nin, aku udh di luar rumah mu ya" isi pesan singkat ku untuk nya

"tak lama kemudian dia keluar dengan penampilan yang sangat anggun , dress biru serta rambut panjang yang terurai
sempurna" pikirku

"kakak nunggu aku lama ya" ucapnya bertanya

namun aku masih terdiam terpana

"kak , ihh kebiasaan deh suka bengong"
ucap nya dengan wajah cemberut

"iya iya , habis kamu cantik banget sih" jawabku singkat

"gombal nih" katanya sambil mencubit tangan ku

"nin , aku sayang kamu, mau kah kamu jadi seseorang yang spesial buat aku?" ucapku sambil mengenggam jemari nya

"iya aku mau" sahut nya dengan wajah tertunduk malu

"nin, may i have your first kiss?"

wajahnya masih saja tertunduk
aku mendekatkan diri padanya

"nindy?" tanya ku sebagai isyarat boleh atau tidak

mata seorang vita anindya kini terpejam
kata leluhur ku , kalau mata seorang wanita terpejam saat di ajak bercumbu tanda nya dia mau

"aku memeluknya"
"semakin erat"
"lebih erat"
"sangat erat"

jarak diantara bibir kita hanya beberapa centi
bisa kuhirup jelas harum tubuh nya
deg deg deg (jantungku seperti mau copot)

semakin dekat , dia di pelukan ku

finally disaat bibir ku dan bibirnya bersentuhan

"nindy" ucapku lirih

Tiba Tiba ...

BRAK..... suara meja di gebrak keras

"Bangun woyy ngimpi apa lu siang bolong gini" teriak irfan

"apa? jadi semua itu cuma mimpi" ujar ku bertanya dalam hati

"woy malah bengong aja lu nyett mau pulang kagak udh jam pulang ini" ucap irfan

"lu ngapain bangunin gue sih , lagi enak mimpi" kataku

"mimpi apa lu?" tanya nya

"kepo lu botak" sahut ku

"paling mimpiin anak tetangga" celetuk irfan

aku diam tak bersuara
yapp memang benar sih
aku memimpikan vita anindya
gadis cantik yang sudah 6 bulan terakhir jadi tetanggaku.

"nah diem lu , benerkan gue?" tanya irfan

"apaansih lu botak" sahutku

"udah tujuh bulan lebih loh kalian kenal dan deket ,kenapa ga lu tembak aja" ujarnya

"masih belum cukup" ujarku

"keburu di ambil orang, nyengir lu ntar" celetuk nya

"iya nanti pasti gue tembak , kalo waktu nya udah tepat" sahut ku

Two Step Behind You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang