Mentari telah kembali, tapi Caca masih setia dibalik selimut menanti suara toa Abang nya menghampiri."Cacaaa.. bangun! Jangan kayak kebo!" Teriak sang Abang dari sebelah.
Caca hanya melirik sinar mentari yang masuk dari balik tirai cendela. Tanpa memperdulikan teriakan abangnya, Caca kembali memejamkan matanya dan berpindah posisi.
"Bangun kebo.." ucap Purnama disamping Caca tepat didepan wajah sang adik.
"Hah!" Semprot Caca dengan bau mulut yang luar biasa.
"Bangun!" Ucap Purnama datar.
"Bentar lagi bang, pergi Sono"
"Bangun keboo.." ucap Purnama dengan membekap hidung Caca.
Tak kalah telak, Caca mendorong Purnama dengan cepat dan tepat.
"Pergi.. inituh hari minggu! Jangan ganggu Caca deh bang!""Bukannya ganggu dek, tapi.."
"Iya, nanti sore aja jalan jalannya sama Abang, ish.. pergi.." ucap Caca menendang nendang asal.
Purnama hanya memandang adiknya dengan iba.
"Lu nendang paan sih dek?""....."
"Yaudah deh, terserah adek Caca aja, padahal Abang mau kasih tau kalau Bintang udah nungguin adek, katanya mau diajak jalan.. tuh lagi ngobrol sama mama"
Setelah mengatakan itu, Purnama meninggalkan Caca yang sedang bergelut dialam bawah sadarnya.
3 detik kemudian..
"Bintang?? Aaa.. aku harus mandi!! Kenapa sih Abang gak bangunin Caca! Jahat bener dah! Punya Abang kek tomat ijoo" celoteh Caca yang lari kesana kemari mencari handuk.
Setelah mandi tujuh kembang tujuh telaga, akhirnya Caca selesai juga. Tapi kini dia sibuk memilih baju dan tak tau harus memakai yang mana.
"Ini nih, resiko punya Abang kek tomat ijo! Gak cepet cepet beritau!" Gerutu Caca didepan cermin.
Kini Caca telah siap, dan mengambil tas pundaknya. Tak lupa parfum yang wanginya memenuhi kamarnya, sudah melekat di bajunya.
"Abang.. Bintang masih ngobrol sama mama ya?" Teriak Caca sambil menutup pintu kamarnya.
"Yoi"
"Oke thanks, cepet dapat pacar Abang"
Caca mencari cari Bintang diruang tamu sampai kamar mandi. Tak lupa bertanya kepada sang mama.
"Kok gak ada sih bang" teriak Caca."Diluar kali, lu sih kelamaan"
"Emm okedeh"
Caca bergegas menuju teras, tapi tak melihat siapapun.
"Abang boong ya! Dasar tomat ijo! Boong lu Ama gue, au ah sebel!" Teriak Caca membuang tas pundaknya disofa."Coba keluar dulu dek! Jangan seudzon sama abangnya!" Jawab sang Abang diambang pintu kamarnya.
Dengan lugunya, Caca mengikuti instruksi sang Abang untuk melihat diteras depan, tapi hasilnya nihil.
"Abang boong ya? Gak ada bang.." keluh Caca yang masih berusaha mencari Bintang."Ada dek, coba lihat keatas, dilangit pasti ada bintang, cuma masalahnya ini sudah siang dedek manis"
Caca hanya menunduk terdiam, bahunya sudah kembang kempis menahan tangis. Caca cengeng. Parah.
"Segitu pengennya, jalan sama Bintang?" Tanya sang Abang.
Tanpa memperdulikan abangnya, Caca mengambil tas pundaknya dengan kasar dan brutal, menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selokan
Humor"Solimin" "Sholehah" "Ssttt... " Semua siswa memandang tajam mereka bertiga. "Kalian semua solimin.. " Ucap Caca. "Solehah! " Sentak mereka semua dengan kompak. "Aku cuty jadi temen kamu ahh" Tambah April disela sela nulisnya.