12.

1 2 2
                                    


Indah merutuki dirinya sendiri, mencintai seseorang yang sama sekali tak mencintainya. Benarkah?

Kini dia memilih menjauh dari semuanya, dan pilihannya tertuju pada perpustakaan paling pojok sebelah kanan. Pura pura membaca buku, padahal fikirannyaa tengah berkeliaran dipekarangan sekolah. Yah, dia tak sengaja melihat Erwin.

"I am poor, i am stupid, i am ugly but i love you.." lirih Indah dengan lemas.

Indah terdiam sejenak, dan kemudian..
"Gue harus B ajaaaa!!!!! B aja!!!! Peak ah gue! Sebelumnya gue gak peak! Pasti ketularan Caca!!!" Teriak Indah lumayan lantang.

Sedangkan nama yang barusan disebut bergumam, "telinga gue kok gatal? Pasti ada yang ghibahin nih"

"Sssstttt" semua mata tertuju pada Indah, dari siswa berkaca mata hingga penjaga perpustakaan.

"Kalau kamu masih berisik, silakan keluar!" Ucap penjaga perpus tajam.

"Permisi, panggilan untuk Indah permata, ikut saya" ucap Erwin yang tiba tiba nongol dipintu perpus.

"Mati gue!" ucap Indah ragu ragu.

Indah mengekori Erwin dibelakang. Tak sedikitpun mempunyai niatan untuk berjalan sejajar dengannya.

"Mati  kau Indah jelmaan bidadari" gumamnya sendiri.

Bugh

Kepala Indah menabrak punggung Erwin, dan itu membuat pening. Kalau saja yang ditabraknya Erlan, sudah dipastikan akan disemprot habis habisan.

"Siapa sih! Yang naro tembok disini!!" Ucap Indah lumayan lantang.

Siswi yang mendengarnya tertawa sekaligus prihatin melihat Indah.
"Itu Erwin kali" timpal siswi tersebut.

Indah tersentak, badannya kikuk, nafasnya mulai tak karuan, detak jantungnya sudah hilang, kepala semakin pening, sebentar lagi ambulan akan datang. Canda ambulan.

"Ng.. Ngapain berhenti?" Tanya Indah se B aja mungkin.

"Ikut gue"

"Kaga"

"Ikut"

"Ya Allah.. kaga mau.. ni bocah maksa amat sih.." keluh Indah yang mulai tak bisa mengontrol semuanya.

"Yauda gak maksa" jawab Erwin pergi begitu saja meninggalkan Indah yang cengo.

"Ya Allah.. sabar ya Indah.. " ucap Indah menepuk pundak siswi yang yang ada disampingnya.

"Lu sehat sehat ajakan ndah?" Tanya siswi itu.

"Kaga, gue gak sehat gak waras" jawab Indah judes dan berbalik.

Baru saja melangkah, ada seseorang yang menarik paksa tangan Indah dan membuatnya kembali berputar balik.

Indah hanya tercengang tanpa mampu berkata, mengikuti langkah seseorang yang ada dihadapannya dengan tangan yang masih menggenggam jemari Indah kuat.

"Gue mau pingsan" ucap Indah gemetaran tak karuan.

Seseorang itu menoleh dengan tatapan datarnya, merangkulkan tangan Indah dipundaknya. Semakin dekat, yak dekat.

Indah tak lepas memandang Erwin sedetikpun sepanjang koridor. Bahkan sampai para siswa-siswi meneriaki hingga tak sungkan sungkan menggoda, Indah tetap tak lepas penglihatannya dari Erwin. Begitupun yang ditatap, sama sekali tak menggubris para netizen bahkan pandangannya tetap fokus kearah depan.

"Hwjsbswosjdhwhshahjakshs" gumam Indah tak jelas.

Dalam hatinya, "ahhhhhh huhuhu pengen nangess, yaampun jantung aing.. semoga gak pingsan beneran"

SelokanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang