13.

2 2 0
                                    


Riko dan Purnama masih sama sama terdiam. Khawatir, itulah yang dirasakan keduanya. Kini tatapan mereka tertuju kepada Caca yang berjalan kearah mereka dengan membawa bertumpuk-tumpuk buku.

Merasa menjadi pusat perhatian, Caca melambaikan tangannya.

"Mau ngapain lu? Makan buku?" Tanya Riko sarkas.

"Ets, kaga dong. Kan itu kebiasaanya Abang pur" jawab Caca senyamannya aja.

Purnama hanya menyimak percakapan kedua makhluk ajaib dihadapannya. Riko kembali bertanya.

"Mau ngapain? Jangan bilang ini semua tugas"

"Kamu benar sekali.." ucap Caca diimut imutkan.

"Oke, tapi buatin gue kopi, masakin nasi goreng sama telur, terus siapin air hangat buat mandi"

"Siap!"

Caca segera bergegas menuju dapur. Sakit hati, itulah yang dirasakan Purnama melihat sang adiknya begitu mudah menjadi babu Riko.

"Kok lu mau sih dek?" Teriak Purnama tak terima.

"Yang penting tugas beres bang"

Purnama menggelengkan kepalanya tak terima. Dikeheningan itu, ponsel Purnama berdering, dengan cepat Purnama mengangkatnya.

Wajah Purnama berubah ketika mendengar suara orang itu dari sebrang.

"Ca.. Bintang nyariin elu!!" Teriak lantang Purnama.

Caca segera berlari kekamarnya, mencari ponselnya, dan secepatnya melihat panggilan tak terjawab dari Bintang.

"Hehe, 20 panggilan tak terjawab dari Bintang" ucap Caca cengengesan.

Mendengar penuturan dari sang adik, Purnama segera mematikan telfonnya sepihak.

"Lha, kok dimatiin si bang?" Tanya Caca

"Lu telfon sendirilah, ya kali pakek ponsel gue" jawab Purnama sewot.

"Dih"

Caca segera menelepon Bintang.

***

Pagi yang indah, sebelum berangkat kerja, Purnama mengantarkan Riko kesekolah barunya.

"Nanti kalau Sampai ditanya-tanya sama temennya Caca, jawab aja lu sepupunya" tutur Purnama fokus mengemudi.

Riko hanya memandangnya jengah, dan geleng-geleng kepala.

"Iye, gue adiknya" jawab Riko flat.

Purnama tertawa sendiri melihat reaksi Riko, entah mengapa. Sangat suka sekali baginya untuk menggoda atau sekedar bercakap dengan sepupunya.

"Punya sepupu kayak elu seru juga ya?"

"Iya, punya Abang jomblo kayak elu juga gak kalah seru ya?" Jawab Riko dengan santay.

"Kiriko!"

"Kananko!"

"Dih, dasar kulkas"

"Dasar jomblo"

Purnama terdiam, kata jomblo sangat membuatnya frustasi. Kini senyuman mengembang dibibir Riko.

"Bisa senyum lu? Wahai sepupu?"

"Alhamdulillah, wahai Abang jomblo"

"Sabaaaaar..." Ucap Purnama mengelus dadanya.

"Cahya dirumah sendiri bang?" Tanya Riko mulai khawatir.

"Mau bagaimana lagi?"

"Gue sekolah besok aja bareng Cahya"

"Nanggung Ko, udah berangkat juga"

SelokanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang