Erlan tertawa melihat tingkah laku Caca, memandangnya dengan seksama. Sebelum akhirnya Erwin datang merusak semuanya.
"Gue duluan" ucap Caca keluar kelas.
Kini Erlan menatap kembarannya sinis, seakan bertanya 'kenapa Lo muncul woi!'
"Gue merhatiin lu daritadi" ungkap Erwin.
"Terus?"
"Nabrak bruk gitu" jawab Erwin sekenanya.
"Wahh Abang gue mulai ngelucu nih, ayo terus bang, semangattt"
"Jangan terlalu ikut campur urusan Caca, gue gak mau ada salah faham nantinya"
"Emang Caca punya siapa bang?"
"Bintang lol"
"Tapi sayangnya Bintang lagi gak bisa jagain Caca, jadi sementara Caca yang jagain gue bang"
"Bintang posesif Lan"
"Gak peduli"
"Lu sama Indah aja" tanya Erwin
"Kagak salah bang? Indah tuh sukanya sama eluu, dih gak peka, cowok apaan lu!" Sewot Erlan
Erwin terdiam, apakah iya? Erwin gak peka?
Caca pergi ke kantin, mencari sesosok makhluk astral dan jelmaan bidadari. Indah dan April.
Caca duduk begitu saja, mengambil siomay yang siap disantap Indah. Mengaduk ngaduknya dengan penuh kekerasan.
"Lu kenapa sih?" Geram Indah
"Pulang sekolah lu berdua duluan aja"
"Emangnya lu mau kemana? Jenguk Bintang?" Tanya Indah
"Hm"
"Gue dan April akan nemani elu"
"Gausa, gue sendiri bisa"
"Gue takut kalau nenek sihir itu cari gara gara ama lu Caaa.."
"Jangan gitu in, namanya Bulan, bukan nenek sihir, yauda yaa" ucap Caca pergi entah kemana.
Indah hanya memandang April dengan bingung,
"Tuh anak kayak orang setres deh Pril, daritadi cuma diam kayak orang bego, suka menyendiri, gue takut dia kesambet""Iya in, dari tadi kayak orang bingung, tapi bukannya Caca emang bego in?" Pertanyaan April yang polos.
"Hahaha, iyasih begonya haqiqi"
"Nanti pulang sekolah kita ikutin dia aja.. gimana?"
"Ide bagus Pril" teriak Indah mengacungkan kedua jempol nya kearah April.
"Wih wih wih... Ada rencana rupanya" ucap Erlan datang bersama Erwin yang kemudian duduk didepan April dan Indah.
Sudah pasti dapat ditebak, jantung Indah hilang.
Erlan yang melihat Indah sudah tak seperti biasanya, melirik kearah Erwin.
"Indah.. tuker tempat duduk dong, gue kan mau sama dek April" rengek Erlan.Indah hanya tersenyum kikuk, wajahnya bingung, salah tingkah, badannya panas, nafasnya mulai sesak. Gitu amat ya? Deket dengan orang yang disuka.
"Oh hehe"
Semua memandang Indah heran, tak terkecuali Erwin yang ikutan salah tingkah.
April yang melihat Indah tak seperti biasanya, tertawa terbahak bahak.
"Kok Indah jadi feminim? Andai Caca tahu, ngaka pasti dia.."Indah melirik tajam, dan itu sudah cukup membuat April memilih diam.
"Udah ah, pergi sonoo" ucap Erlan mendorong Indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selokan
Humor"Solimin" "Sholehah" "Ssttt... " Semua siswa memandang tajam mereka bertiga. "Kalian semua solimin.. " Ucap Caca. "Solehah! " Sentak mereka semua dengan kompak. "Aku cuty jadi temen kamu ahh" Tambah April disela sela nulisnya.