CHAPTER 9

15.2K 4.1K 1.8K
                                    


Siang itu juga, jenazah Doyoung yang telah selesai ditangani oleh Jaehyun segera dipulangkan ke rumah Jihoon untuk dikebumikan.

Pukul dua siang Doyoung dikebumikan. Orang tua Doyoung dan orang tua Jihoon serta sanak keluarga orang tua Doyoung datang melayat.

Reaksi orang tuanya tak perlu dipertanyakan lagi, Ibu Doyoung langsung pingsan setelah melihat jenazah anaknya di peti dengan kondisi wajah yang sudah tak teridentifikasi ditambah setelah mendapat penjelasan dari Jaehyun, membuat jiwa Ibunya seakan terpisah dari raganya untuk sesaat.

Tak menyangka akan kehilangan anak tunggalnya secepat ini.

Karena masih belum sadar, terpaksa Doyoung dimakamkan tanpa Ibunya, dan hanya Ayah Doyoung yang datang.

Proses pemakaman Doyoung berlangsung histeris dan penuh duka.

Dengan menahan tangis, Jihoon turut membantu dalam proses itu. Dibantu Yoonbin, Junkyu, Jaehyuk, Junghwan, Ayah Doyoung dan Ayah Jihoon serta sanak keluarga dari Doyoung.

Setengah jam berlalu dan kini Doyoung sepenuhnya telah dikebumikan.

Ayahnya memanjatkan doa, setelahnya mereka mulai menabur bunga pada gundukan itu diiringi tangis.

Jihoon memandang sendu gundukan itu, rasa kecewa, marah, penyesalan, dan kehilangan terlihat jelas dari manik matanya, dan Asahi menangkap tatapan itu.

Teman-temannya yang melihat itu sama sendunya.

Haruto sendiri pun tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.

Jika saja malam itu dia tidak mengajak Doyoung ketemuan untuk mengancamnya, jika saja malam itu dia memberitahu Doyoung secara baik-baik tanpa kekerasan....

Mungkin Doyoung masih hidup hingga saat ini.

Tapi apa daya, semuanya berlangsung cepat dan di luar prediksi Haruto.

Malam itu dia hanya berniat mengancam Doyoung untuk tutup mulut, namun dia kelepasan mencekik Doyoung.

Lalu tiba-tiba ada yang memukul tengkuknya dengan keras, dan samar-samar, Haruto melihat sosok laki-laki membawa pergi Doyoung.

Haruto ingin mengejar orang itu, namun ia mendadak hilang kesadaran.

Jeongwoo dan Hyunsuk menghampiri Jihoon, mengusap pundak pemuda itu untuk menguatkan agar dapat tabah dan mengikhlaskan kepergian Doyoung, meski sulit.
































Namun, ada salah satu dari mereka yang tak menunjukkan reaksi apa pun.





















"Masih gak nyangka Doyoung ninggalin kita secepat ini." Mashiho bergumam pelan seraya menjatuhkan diri ke sofa.

Ada Yoshi yang ikut bersamanya, malam ini Yoshi akan menginap di rumah Mashiho sekaligus membahas sesuatu.

"Jadi apa maksud pesan lo, Yos?" tanya Mashiho setelah beberapa saat.

"Yang bunuh Doyoung itu ghoul," kata Yoshi. "Kata kak Jaehyun luka cakaran yang panjang itu bisa jadi alat cakar buatan buat lumpuhi Doyoung sekaligus dijadiin pengecoh nanti kalo diautopsi, tapi dari pandangan gue, luka cakaran itu kagune dari ghoul itu."

Mashiho mengangguk setuju. "Gue juga yakin yang itu sih, luka cakarannya kayak bukan cakaran, lebih ke garitan."

"Terus juga organ dalam yang diambil itu cuma paru-paru dan ginjalnya, ususnya dicecerin, nyisahin jantung," imbuh Yoshi. "Gaya membunuhnya mirip banget sama ghoul berbahaya itu."

Ghoul | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang