Ichi : Ohayou

13 0 0
                                    

Habataitara modoranai to itta
Sagashita no wa shiroi shiroi ano kumo
Tsukinuketara mitsukaru to shitte
Furikiru hodo aoi aoi ano sora
Aoi aoi ano sora
Aoi aoi ano sora

~ Ikimonogakari - Blue Bird ~

Lagu itu berputar dari headphone yang dia pakai. Tubuhnya bergerak tanpa diperintah, mengikuti irama yang bertalun memenuhi rongga telinganya. Melangkah keluar melewati pintu XI Akutansi 1.

"Selamat siang Neng, eneng ceria banget? Mau malam mingguan ya Neng?" tanya Pak Kumis menyapa gadis itu. Yang disapa tersenyum lebar menaggapinya.

"Ehh Bapak tau aja. Aku kan nanti malmingan sama Bapak," kelakar gadis remaja itu menggoda beliau.

"Neng Cerry bisa aja. Bapak jadi malu atuh neng,"  jawab Pak Kumis tersenyum.

Namanya adalah Adista Cerryanna Hermawan. Sang pemeran utama dari keluarga Hermawan. Gadis pecinta anime yang ceria. Seorang wibu yang sering dipanggil Sakura, karena bandana khas miliknya. Memilki dahi lebar, tubuh mungil serta rambut sebahu, membuat Cerry semakin mirip dengan kunoichi Konoha Gakure itu.

Mungkin yang membedakan adalah warna rambutnya. Rambutnya masih berwarna hitam legam, bukan berwarna merah muda. Hanya saja hampir semua benda yang dimilikinya senada dengan bunga khas matahari terbit tersebut.

"Aku duluan, Pak Kumis," pamit Cerry hendak pulang kerumah. Pak Kumis hanya tersenyum seraya  mengangguk dan melanjutkan pekerjaanya.

Dengan spontan Cerry juga turut tersenyum. Dengan langkah riang gadis remaja berusia 16 tahun melangkahkan kaki keluar dari gedung sekolah. Melambai ke semua orang yang menyapanya dengan ceria dan berdendang dengan suka cita. Seolah tidak memiliki beban apapun.

Oh ya, hanya ada satu orang yang memanggil gadis itu berbeda dengan yang lainnya. Dia itu ... .

"Ceriaa tunggu!", nah itu dia orangnya. Dia adalah Azka Dwi Nugraha. Sahabat sekaligus tetangga Cerry. Pemuda pendiam yang memilki rambut ikal dan memilki postur tubuh tinggi semampai, serta badan yang tegap itu berlari menghampiri Cerry.

Azka seangkatan dengan Cerry. Hanya saja berbeda jurusan dengan Cerry, dia adalah anak desain. Arsitek lebih tepatnya. Seorang pemuda yang kalem namun aktif dalam berorganisasi. Menyukai film bergenre fiksi ilmiah, dan horor. Menggambar dan bermusik adalah hobi dari pemuda itu.

Cerry berhenti tepat didepan gerbang sekolah. Menanti Azka yang setengah berlari kearahnya. Pemuda bersurai keriting itu terlihat lebih keren dengan tas tabung yang dibawanya. Dan hanya melihatnya tersenyum tipis dengan seragam praktik seperti itu membuat pesona Azka semakin memancar. Menjadikan beberapa siswi tersepona dengan jerawatnya. Upss, dengan ketampannya maksudnya.

"Nonton yuk!" ajaknya setelah sampai dihadapan Cerry. Gadis itu mengangguk dengan semangat.
"Boleh. Kuy!" ucapnya "Btw, aku pulang dulu ya, takut bunda nyariin," lanjutnya. Azka hanya menoleh dan tersenyum tipis.

"Lo mau nonton apa hari ini?" tanyanya membuyarkan lamunan Cerry tentangnya.

"Boruto The Movie!" teriak Cerry antusias. Azka hanya mengacak rambut Cerry pelan. Bibirnya sedikit terangkat keatas. Sangat tipis, bahkan hampir tidak terlihat.

"Okey, Ceriaa aku ikuti maumu kali ini," ucapnya kemudian.
Cerry hanya tersenyum senang mendengarnya.

"Ehh Azka, liburan kali ini lo mau kemana?" tanya Cerry mencairkan suasana.

"Dirumah aja, lo sendiri?" tanya Azka acuh tak acuh .

"Maunya seh ke jepang. Nemuin suami gue. Tapi nggak mungkin, hehe," jawabnya cuek.

"Dih itu mah mau lo. Lihat suami halu," ucap Azka.

"Yeyy, lo tau sendiri suami gue jarang banget pulang. Kan aku jadi kangen," ucap Cerry tanpa dosa.

"Serah lo deh, Cerr. Gue nggak perduli." Azka menaiki sepeda motornya dan menyalakan mesinnya.

Brummm ....

"Ehh, Azkaa, lo mau ninggalin calon bini lo ?" teriak Cerry dengan berkacak pinggang.

"Idihh ogah gue sama lo, cewek aneh," guman Azka menghentikan laju motornya.

"Lo tu ya, Awas aja nanti kalo lo jatuh cinta sama gue. Gue bakalan nolak!" ancam Cerry mendekati sepeda motor Azka.

"Nggak akan!" jawab Azka.
Seketika terdengar suara petir menggelegar. Angin bertiup sedikit lebih kencang. Membuat daun daun berguguran dari rantingnya yang rapuh. Mengikui anak angin yang bergemuruh. Menerpa kedua wajah remaja labil itu. Membuat suasana menjadi canggung.

"Ihh lo tu ya, ngeselinn pingin tak hih," rengek Cerry.

"You wish Cerr, Udahlah ayo buruan , keburu hujan Ceriaa!" perintah Azka.

"Iya iya tuan perfeksionis," cibir Cerry.

"Bodo amat Cerr, bodo amat ," guman Azka tersenyum tipis. Tanpa Azka sadari Cerry juga tersenyum tipis melihat kearahnya.

Terimakasih sudah membaca :)
Jangan lupa tambahkan ke tong sampah :(
Janganlah, kuy tambahkan ke list :)

Salam, laos,sambel teri
Dandiadinda


S A K U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang