"Nggak boleh!"
Bunda Rita menghentikan kegiatannya memotong sayuran dan menatap Azka intens. Azka yang merasa bersalah menundukan kepalanya. "Maaf, Bun," rintihnya.
Melihat Azka seperti itu, Tawa Bunda Rita pecah kesegala penjuru dapur. Azka hanya menatap Bunda Rita tidak mengerti.
"Nggak boleh, kalau sampe malem," ucap Bunda Rita melanjutkan ucapannya tadi.
Azka yang mengerti menggangguk paham. Sudut bibirnya membentuk garis lengkung yang sangat tipis. Khas seorang Azka Dwi Nugraha.
"Tapi kalau mau sampai malem boleh kok ,Ka" Bunda melanjutkan memotong sayurannya.
"Lho tadi katanya nggak boleh, Bun?" tanya Azka heran.
"Nggak papa dong. Asal perginya sama calon suaminya mah nggak papa pake banget. Bunda percaya kok sama Azka. Kamu kan calon mantu kesayangan Bunda," goda Bunda Rita mengerling ke Azka.
Azka yang mendengar itu hanya tersenyum kikuk. Bukan hanya sekali atau dua kali Bunda Rita menjodoh jodohkannya dengan putri bungsunya. Namun tetap saja Azka merasa riskan diperlakkuan seperti itu.
"Hehe, iya deh, Bun," jawabnya sekenanya.
"Yaudah tunggu disitu. Bunda buatin minuman dan sarapan dulu buat kalian. Kamu sama Cerry pasti belum makan kan?" tanya Bunda.
"Eehh, nggak usah, Bun. Azka udah makan kok dirumah tadi," bohongnya.
"Udah nggak usah bohong. Barusan Bunda ketemu sama mamamu di warung Bi Eem. Dia bilang kamu kalo main pasti nggk pernah mau sarapan. Kamu itu udah sama aja kaya Cerry, susah makannya."
"Ahh Mama ember banget," runtuk Azka pelan.
"Heh, nggak boleh gitu sama orangtua. Nanti kualat lho," nasihat Bunda sambil mengoleskan margarin diatas roti tawar.
"Iya, Bun, Maaf," jawab Azka menyengir.
"Iya sayang. Bunda ngerti kok. Itu namanya Mama Aini sayang sama Azka. Jadinya Azka jangan bandel. Kasian mama kamu," celotehnya memanggang roti tawar tadi.
"Iya, Bunda, Azka ngerti kok,"
"Jangan kaya anak bunda yang bandel bandel. Sampe pusing bunda mikirinnya. Anak tiga beda semua kelakuannya. Yang cowok cowok pada nggak betah dirumah. Eee punya anak cewek satu malah hobinya rebahan sama nonton kartun," curcol Bunda kepada Azka.
Azka hanya mengangguk ngangguk setuju. Tanpa dia sadari dua porsi roti panggang dengan toping keju parut dan coklat telah tersedia didepannya. Mata Azka menatap sarapan yang disediakan oleh Bunda dengan tatapan seolah olah Azka tidak makan berbulan bulan. Yang awalnya Azka enggan untuk sarapan karena bosan makan nasi. Namun melihat taburan keju dan susu coklat di atas roti itu membuat napsu makanya bertambah.
Sebisa mungkin Azka tidak menggambil roti panggang ekstra keju didepannya demi menjaga sebuah kesopanan. Diliriknya Bunda yang tengah mengupas buah alpukat dan memindahkan dagingnya kedalam blender.
Dalam sekejam Bunda sudah menuangkan dua porsi jus alpukat dengan gelas jumbo. Di tambah dengan toping meses, chokochip dan daun mint. Menambah napsu makan siapapun yang melihatnya.
Bunda Rita yang melihat Azka menelan salivanya, tersenyum senang. Dia sangat tahu selera anak anaknya. Terutama Azka yang memiliki selera makan yang sama dengan putri kesayanganya.
"Kenapa, sayang? Makanan Bunda menggiurkan ya? Ya udah sok atuh makan," gurau Bunda Rita mengeling manis kepada Azka.
"Erh enggak kok, Bun. Aku cuma kagum sama bunda yang bisa plating makanan segini bagusnya jadi sayang untuk dimakan," kilah Azka. Sedangkan Bunda hanya tersenyum melihatnya.
"Bundaa, Adek kok cium bau roti panggang? Bunda masak apa?" cerocos Cerry menyusuri tangga.
"Hidungnya udah kaya kucing aja," lirih Azka. Bunda Rita sama sekali tak menghiraukan ucapan Azka sama sekali. Malah tertawa mendengarnya. Gurauan seperti itu sudah biasa di telinga Bunda, asalkan jangan panggilan kasar saja baginya.
Cerry yang tiba didepan pintu langsung ternganga menatap meja makan. Dengan gerakan gesit Cerry segera mengambil sarapan yang sudah disiapkan bundanya.
Namun Bunda dan Azka tak kalah cepat untuk menghalangi gadis itu. Azka yang tidak rela jika jatahnya dimakan oleh Cerry. Dan Bunda yang merasa kasihan dengan Azka yang sedari tadi menelan ludahnya, menunggu Cerry selesai mandi.
Melihat keduanya menghalangi jalan Cerry. Cerry menyerit heran. "Ada apa? Adek mau sarapan, Bun," rengek Cerry dengan pupy eyes non jitsu miliknya.
"Berbagi sama Azka jangan dimakan semua!" tegas Bunda Rita.
"Ihhss, keenakan Azka, Bun. Dia mah roti dikasih selai kacang aja udah cukup," bantah Cerry.
Mendengar itu Azka hendak mengelurkan bantahannya. Namun sayangnya sudah dilebih dahului suara Bunda Rita.
"Cerry, Azka! Udah makan jatah kalian," seru Bunda horor. Aura kyubi keluar dari tubuh Bunda. Membuat Cerry dan Azka yang hendak berantem menjadi ciut karena aura itu. Mereka segera melahap roti panggang itu secepat kilat.
Terimakasih sudah mau mampir dan membaca :) Ailapyuall......
Salam, laos, kencur, jahe, kunir, temulawak dan kawan kawannya....
Dandiadinda
KAMU SEDANG MEMBACA
S A K U R A
Teen FictionWarning!!! Harap follow sebelum membaca. "Heyy, nama lo siapa?" tanya seseorang kepada Cerry. Gadis itu menoleh dan mendapati seorang pemuda yang tampan. "Ohayou. Watashi wa no namae SAKURA desu," ucap gadis itu ceria dengan senyum khas pasta gigi i...