Rei : Prolog

10 1 0
                                    

Seorang gadis mungil dengan bandana kelinci itu, melangkah dengan riang sambil membawa boneka kucing kesayangannya. Pipinya yang chuby dan kulitnya yang putih besih, membuatnya gadis itu semakin imut dengan baju balon yang dikenakannya kala itu.

"Abang Lega, temenin celly main boneka yuk," ucapnya mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Ish, Cerry jangan ganggu! Abang lagi nonton nih," teriak Rega dari dalam kamar.

"Nonton apa cih, Bang?" Tanpa peduli teriakan abangnya, Cerry membuka kamar Rega dengan setengah berjinjit karena tingginya belum sampai mengapai gagang pintu itu.

"Sini, Dek, nonton sama Abang, Tapi kamu jangan ganggu ya?" pinta Rega melambai lambai kearahnya.

"Itu apa, Bang?" tanya Cerry dengan polosnya.

"Itu judulnya Naruto," jawab Rega tanpa mengalihan perhatiannya dari layar televisi.

"Naluto?" ulang Cerry dengan cadel khas anak kecil.

"Iya, Cerry nontonnya diem aja ya, Jangan berisik," pinta Rega. Cerry hanya mengangguk pelan.

Cerry yang tidak mengerti tentang anime yang ditonton kakaknya memilih bermain boneka sendiri. Semakin lama Cerry merasa bosan. Memperhatikan abangnya yang tidak mau lepas dari layar kaca dan selalu berseru senang membuat Cerry semakin iri.

Tiba-tiba gadis itu tersenyum senang. Dengan segera Cerry berusaha meraih remote di atas meja belajar kakaknya.

"Dapet!" seru Cerry setelah mendapat hal yang diinginkannya.

Klik!
Tangan mungil itu menekan angka delapan dari remote Tv. Sedetik kemudian anime itu berubah menjadi kartun seorang gadis bersama monyetnya.

Cerry yang melihat itu bersorak riang karena melihat kartun kesayangannya. Namun Rega menatap adiknya dengan kesal.

"Cerry, kembalin remotenya ke Abang!" peeintahnya.

"Nggak mau wlee," Cerry menjulurkan lidahnya dan berdiri di atas ranjang Rega.

"Cerry siniin, kalo kamu mau nonton Dora sana ajak Bunda diruang tengah!"

"Bunda, Abang Lega nakal. Celly nggak di bolehin nonton Tv di kamarnya Abang," Cerry mengadu kepada Bunda sambil mengusap usap matanya yang tidak berair.

"Drama banget seh lo," cibir Rega.

"REGA! CERRY AJAK NONTON SAYANG!" teriak Bunda Rita dari arah dapur.

"Hish, dasar anak kesayangan Bunda. Tuh sono liatin Dora sampe pinter," Rega segera bergegas keluar meninggalkan Cerry yang sendirian di kamar.

"Iya, Bunda. Rega keluar main ya?" Tanpa menunggu balasan dari Bundanya, Rega langsung keluar membawa sepedanya.

Tanpa Rega ketahui, Cerry yang melihat kakaknya dari jendela kamar memandangnya sedih. Hatinya sedikit terluka mendengar perkataan kakaknya. Gadis kecil itu tidak pernah berniat membuat kakaknya marah dan pergi dari rumah. Yang dia inginkan hanyalah bermain bersama. Itu saja. Dia rindu dengan sosok kakak dalam hidupnya.

Digantinya lagi chanel tv yang di tonton kakaknya tadi. Berharap agar kakaknya mau kembali dan menemaninya di rumah. Tapi sosok yang diharapkannya lenyap ditelan jalan.

.
.
~ 私の名前はさくらです ~
.
.

Cerry melangkah dengan riang menuju taman kompleks. Di bawanya boneka kucing yang selalu menemaninya.

"Celly jangan sedih ya, Abang Lega nanti pasti mau kok main lagi kok sama Celly. Kan masih ada Cito yang nemenin Celly, jadi Celly jangan sedih ya," ucap gadis itu mengkhayal bahwa ucapan itu dari Cito, boneka kucing yang selalu dibawanya kemana kemana.

Seorang anak remaja yang melihat Cerry seorang diri mematikan vidio dari ponsel pintarnya dan beranjak mendekati gadis itu.

Anak laki laki itu tergiur ingin melakukan apa yang barusan ditontonnya. Mendekati gadis itu dengan tatapan memangsa.

"Adek namanya siapa?" tanyanya basa basi.

"Celly, kakak siapa?" tanya Cerry polos. Gadis itu masih ingat pesan Bundanya bahwa kalau ada yang menyapa jangan langsung dipercaya tapi juga jangan ketus. Santai saja, tapi berhati hati. Cerry yang masih belum mengerti apa apa hanya menggangguk angguk sok paham.

"Panggil saja Kak Bayu. Kamu sendirian?" Bayu mencoba duduk di samping Cerry.

"Enggak, nih sama Cito." Cerry menunjukan boneka kucing miliknya dengan polos.

Dengan hati hati Bayu mencoba memeluk tubuh Cerry dari belakang. "Bonekanya bagus ya? Boleh buat kakak nggak?" Tangan Bayu mulai mendekat dan memeluk tubuh Cerry lebih dekat lagi.

Cerry yang mulai tidak nyaman bergerak gelisah. Gadis itu terlalu takut berteriak. Tiba tiba tubuh Cerry sudah berada dalam pelukan Bayu. Cerry berusaha meronta ronta dalam pelukan paksaan remaja itu. Namun usahanya nihil karena tenaga dan tubuhnya yang sudah tenggelan dalam tubuh besar Bayu. Cerry hanya menangis tidak tahu harus bagaimana. Dia terlalu takut, sayangnya suaranya sama sekali tidak mau keluar.

Tangan bayu yang besar mulai menyingkap rok yang di pakai Cerry. Sedangkan tangan yang satunya mendekap Cerry agar tidak berteriak.

Sepasang anak laki laki beda usia tengah melintas di taman kompleks. Merasa terganggu,Bayu menghentikan aksinya. Dia tidak mau dilaporkan oleh kedua anak itu.

Cerry yang merasa pelukan Bayu sedikit kendor mencoba melepaskn pelukannya dengan paksa. Bayu dengan segera mencekal tangan Cerry. Melihat remaja itu seperti berbuat jahat keoada seorang anak kecil, kedua anak laki laki itu menghampiri mereka berdua.

Anak yang lebih tua mendorong tubuh Bayu dan menendang alat vitalnya. Sedangkan salah seorang melepas cekalan tangan Bayu dari tangan Cerry.

Setelah terlepas mereka segera berlari menjauhi taman. Tidak memperdulikan teriakan Bayu yang tengah kesakitan dan mencoba mengejar ketiga anak kecil itu.

Mereka bertiga berlari sejauh jauhnya. Sampai mereka berhenti di sebuah masjid. "Kamu nggak papa?" tanya anak laki laki yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Cerry dan saudaranya.

"Nggak papa telimakasih," ucap Cerry terbata bata. Gadis itu bingung mencari Cito yang terlepas dari gengamanya.

"Kenalin aku ian, kamu siapa?" tanyanya lagi.

"Celly," jawabnya terbata. Sepertinya gadis itu masih takut dengan kejadian yang baru saja menimpanya.

"Aku, Kaka," ucap seorang yang seumuran dengan Cerry. Melebarkan tangannya ingin memeluk gadis itu.

Cerry yang melihat itu ketakutan dan segera berlari menjauhi kedua anak laki laki yang telah menolongnya.

Kedua anak itu hanya heran melihat tinggkah Cerry. Mereka kembali menyusuri jalan sebelumnya.

Tanpa mereka ketahui ada seseorang yang melihat interaksi mereka bertiga sedari tadi.

Terima kasih mau mampir ke lapak ini :) Jangan lupa masukan ke tong sampah ya:( upss, perpustakaan maksudnya.

See you next time,
Dandiadinda

S A K U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang