38

424 40 1
                                    

*
*
*

*Lima tahun kemudian.

Rosie tampak berjalan keluar dari bandara, yah dia kembali dari Australia. Saat hendak keluar rosie dikagetkan dengan teriakan seseorang.

"Sie.. Rosie.. Tungguin eehh.." seru seorang pria yg berlari mendekati rosie.

Rosie hanya bisa mendengus kesal melihatnya.

"Buru2 amat sih lo.."

"Lagian lo kenapa ngekor mulu.."-rosie.

"E..eh.. Gak sopan yah, gini2 gue senior lo.."

Rosie memutar bolamatanya malas.

"Pulang sama2, gue anterin lo. Ada supir gue yg jemput.."

"Gak usah.. Gue udah pesan taksi.."

"Cancel aja.."

"Aahh gak bisa.. Enak aja lo nyuruh cancel2.. Kasian supirnya tau.."

"Ya udah terserah lo, tetangga cerewet.."

"Iihh.. Kalo gak ingat lo senior udah gue unyel2 lo.."

"Lo juga nge fans kan sama gue"

"Iihh kapan?"

"Elaahh.. Lo lupa pernah ngomong gitu dulu."

"Lupa gue.."

"Ya udah terserah lo, gue duluan kasian supir gue kelamaan nunggu. Bye rosie posie.."

Pria itupun berlalu meninggalkan rosie yg masih kesal.

"Eehh.. Dasar nyebelin, kalo gue tau sifat asli lo kayak gini, gue gak mungkin ngomong kayak gitu dulu. Nge fans? Iyuuu.. Nyesel gue.." gumam rosie lalu beranjak pergi dari sana.

***

Taksi yg ditumpangi rosie sudah sampai didepan rumahnya. Rosie keluar dari taksi itu setelah membayar tentunya. Taksi pun melaju pergi. Rosie masih tampak berdiri menatap rumahnya yg ia tinggalkan selama lima tahun itu.

"Tidak banyak berubah." gumamnya lalu tersenyum.

Baru saja ingin beranjak masuk kerumahnya tiba2 suara klakson mobil membuatnya melirik kearah mobil yg baru berhenti dihalaman rumahnya tersebut. Seorang pria nampak turun dari mobil itu dan tersenyum hangat pada rosie. Pria tampan dengan setelan jas yg menambah kesan keren pada pria itu.

"Baru sampai?"

Rosie mendengus kesal.

"Menurut lo?"-rosie.

"Udah jangan marah2 mulu, sorry gue gak bisa jemput tadi soalnya ada meeting dikantor."

"Iya.. Iya paham pak menager.."-rosie.

Pak menager yg dimaksud rosie adalah kakaknya park jimin, yah dia sekarang bekerja disalahsatu perusahaan besar dikotanya setelah lulus kuliah. Dia memilih menetap dan bekerja dikota kelahirannya dibanding ikut kedua orangtua dan adiknya diaustralia, hanya saja selama ini jimin sering mengunjungi mereka kesana jika ada waktu luang atau cuti.

"Ayo masuk.."-ajak jimin.

Rosie pun mengangguk dan mengikuti sang kakak masuk yg sedang membawa kopernya. Rosie memperhatikan setiap sudut rumahnya yg tidak banyak berubah, hanya beberapa interior ruangan yg sedikit diubah.

"Gue lapar.."-seru rosie.

Jimin menatapnya malas.

"Nanti gue pesenin, lo istirahat dulu aja sambil nunggu makanannya yah.."-jimin.

Love RosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang