Page 01 : Sumire monogatari

473 37 7
                                    

Pekenalkan... Aku shigaraki sumire, siswi dari SMA konoha, umurku 18 tahun, hal yang ku suka adalah.... Langit... Aku suka langit, imipian?... Aku tidak tahu apa mimpiku, apakah aku memiliki impian seperti orang normal lainnya?.... Entahlah... Aku memiliki sifat yang periang dan mudah bergaul, oleh karena itu aku memiliki cukup banyak teman. Aku telah kehilangan ayahku sejak umur 10 tahun. Oleh karena itu memiliki teman itu sangat penting bagiku, karena hanya mereka lah yang dapat menghiburku saat aku sedang tersudut.

Tapi... Walau aku memiliki banyak teman, entah kenapa hatiku ini masih kelabu. Apa itu arti kehidupan?.... Apa itu mimpi?... Mungkin jawaban dari pertanyaanku yang sedang kucari saat ini. Aku selalu menulis semua kegiatanku setiap hari di buku catatan milikku. Aku melakukan itu agar semua orang tidak akan melupakankku saat aku tiada nanti dan aku juga ingin mereka tahu betapa bahagia nya aku telah dilahirkan ke dunia ini....

Sumire monogatari

"Sumire... Sumire... Cepat bangun, sudah jam berepa ini. Kau akan telat kesekolah"ibuku selalu membangunkanku di pagi hari karena diriku selalu bangun telat. Oleh karena itu aku selalu telat ke sekolah. Dasar cerobnya aku...

"Baik... Baik"

Cuaca di hari ini sangat cerah, awan awan yang membentang di langit biru yang cerah nampak sangat indah. Hal itu membuatku sangat senang hari itu.... Karena aku sangat menyukai langit.

Kenapa aku menyukai langit... Karena menurutku langit itu memberikan kebebasan. Seperti pesawat yang terbang ke sana kemari dengan bebas, seperti burung yang terbang bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan bebas. Aku suka itu.

Kringgg... Kringgg...

"Sarada"

Sarada... Dia adalah salah satu teman terbaikku. Aku telah berteman dengannya sejak SMP.

"Ada apa sarada, kenapa kau menelponku"

"Sumire, dimana kau. Jam pelajaran sebentar lagi segera dimulai. Sudah yang keberapa kali kau telat, jika kau telat lagi kau tahu apa yang akan terjadi kan"

"Ahhh... Gawat, aku akan sampai sekolah sebelum jam pelajaran dimulai"panggilan dari sarada pun kututup, aku langsung berlari secapat mungkin menuju ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Bisa gawat jika aku telat lagi.

Beberapa hari sebelumnya....

"Sumire, ini sudah yang kesekian kalinya kau telat. Jika kau telat satu kali saja, tidak akan ada toleransi lagi bagimu. Kau tahu apa artinya bukan"

"Iyaa. Aku berjanji tidak akan telat lagi. Ini akan menjadi yang terakhir"

"Baguslah kalau begitu"

....

"Huh... Huhh... Huhh..."aku pun akhirnya sampai disekolah dengan nafas yang terengah engah. Tapi...."sumire"

Aku pun tetap telat. Jam pelajaran telah dimulai. Sial... Betapa sialnya aku."maaf, aku tadi membantu ibuku dulu sebelum berangkat tadi".

"Tidak ada alasan. Aku sudah memperingatkanmu beberapa hari yang lalu. Sebagai hukumannya kau harus membersihkan toilet wanita setelah pulang sekolah".

"Tapi..." Sial betapa sialnya diriku. Padahal cuaca saat ini sangat bagus. Padahal aku sangat ingin menikmati hari dimana cuaca sedang bagus di taman senju. Karena entah kenapa hanya saat melihat langit lah pikiranku sangat tenang...

...

"Sumire, jika kau terus telat seperti ini lau bisa mendapat surat peringatan dari sekolah. Itu sangat berbahaya"sarada itu orangnya sangat khwatiran. Dirinya sangat peduli terhadap diriku, mungkin karena aku telah berteman dengannya sejak SMP. Tapi aku sangat beruntung bisa mendapat teman seperti dirinya.

"Yaa, aku tahu itu. Tapi inilah diriku. Aku tidak mungkin memaksakan diriku untuk bisa seperti orang lain"

"Tapi kau harus berubah. Ini juga untuk masa depan mu".

"Masa depan yaa... Kenapa setiap orang selalu berbicara tentang masa depan yang belum tentu"pada hatiku berbicara. Jujur aku tidak terlalu peduli pada masa depan. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Bahkan aku saja tidak tahu apa yang akan kulakukan besok.

"Aku akan coba untuk berubah"ujarku... "Jangan mencoba... Kau harus merubah hidupmu"

"Ya... Yaa".seperti biasa sarada sangat peduli pada hidupku. Padahal itu tidak akan menguntungkan dirinya.

Jam pelajaran pun telah usai. Semua siswa siwi telah berpulang ke rumah nya masing masing. Tapi berbeda dengan ku. Aku masih memiliki kewajiban yang harus kulakukan di sekolah. Yaitu membersihkan toilet wanita.

"Ini menjijikan"aku pun dengan terpaksa membersihkan toilet wanita. Walaupun ini toiler wanita tapi tidak ada bedanya dengan toilet toilet umum yang sangat jorok.

Akhirnya pekerjaan yang melelahkan ini berakhir. Hari pun telah sore, matahari senja yang menghiasi langit sore sangat lah indah.

Aku pun tidak ingin melewatkan hari yang cerah dan indah ini begitu saja. Aku pun pergi ke taman senju untuk menikmati langit sore yang indah.

Taman senju sore itu sangat sepi... Hanya terdapat seorang pemuda yang sedang duduk. Pria aneh yang memiliki surai kuning layaknya durian. Pria aneh yang sedang terfokus pada kanvasnya.

....

Yaa... Itu adalah pertemuan pertamaku dengan pemuda yang akan mengubah seluruh kehidupanku, pemuda yang akan mengajariku banyak hal tentang kehidupan.

Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashita
(Senimu telah mengajariku banyak hal)

Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashita(Senimu telah mengajariku banyak hal)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang