Page 07

146 21 0
                                    

Setelah kejadian itu suasana hatiku memburuk, pagi itu langit sangat cerah. Tapi itu tidak bisa menyembuhkan luka di hatiku. Ingin rasanya aku tidak ingin masuk sekolah, tapi... Aku harus masuk walau dengan setengah hati demi untuk masa depan yang cerah.

Sesampainya di sekolah, aku hanya berdiam di ruang seni untuk menenangkan pikiranku. Sekolah tanpa adanya terasa sangat berbeda.

"Sumire, disini kau ternyata. Ayo, kita harus ganti seragam. Shino sensei sudah menunggu di lapangan". Ujar sarada pada diriku yang saat itu sedang terbaring dilantai.

"Kau pergi saja, aku sedang tidak enak badan". Kataku yang berbohong pada nya. "Baiklah, aku akan bilang pada sensei kau sedang sakit dan tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga".

"Terima kasih, sarada".

.

Aku pun mendudukan diriku dan melihat sekeliling ruangan itu, nampak lukisan yang di buat oleh dirinya menggantung di dinding ruangan. Itu membuatku sedih. "Ini semua salahku, jika saja aku mendengarkan perkataannya dan tidak ikut membolos,mungkin dirinya sedang berada disini bersamaku".

'maafkan aku, boruto-kun".

.

Setelah pulang sekolah, sarada dan chocho mengajakku untuk pergi ke sebuah cafe. Aku pun ikut dengan mereka karena kupikir itu bisa sedikit menghilangkan beban dari pikiranku.

Tapi pada kenyataannya, mereka yang ku anggap sebagai teman masih belum bisa menghibur diriku.

"Sumire, kagura meminta emailmu kepadaku. Bagaimana, apa kau mau memberikannya".

"Jika dia memang ingin bertukar email denganku, suruh saja dia sendiri untuk memintanya langsung kepadaku".

.

Malam pun tiba, kami berpisah di sebuah persimpangan karena arah rumah kami yang berbeda.

Tapi... Disaat perjalanan pulang, aku dihadang oleh sekelompok orang yang berniat jahat. Mereka menginginkan semua barang di tasku, aku pun hanya bisa pasrah jika mereka memaksa untuk mengambil tasku.

Tapi... Disaat mereka sedang mendekat ke pada diriku, ada seseorang yang kemunculuannya mebuatku terkejut. "B-boruto-kun".

" Hei, jangan kalian mengganggu dia".

"Siapa kau, sombong sekali dirimu. Padahal kau hanya anak sekolah saja".

Bugh... Bughh.. bughh...

Boruto-kun pun berhasil menghajar dan mengusir sekelompok penjahat itu. Aku sedikit terkejut jika dia juga pandai dalam bela diri, walaupun di juga menerima beberapa pukulan dan mendapat luka di wajahnya.

"B-boruto-kun, terima kasih". Entah kenapa aku merasa canggung bicara pada dirinya.

"Ya...". Setelah mengucapkan ita dia pun langsung bergegas pergi meninggalkan ku. "Boruto-kun tunggu".

"Ada apa".

"Ada yang ingin ku bicarakan padamu".

.

Setelah itu kami pun pergi ke taman untuk berbicara, bertemu dengannya malam itu sedikit membuat hati ku lega.

"Apa yang ingin kau bicarakan padaku".

"A-apa kau sudah mendapat sekolah baru?". Tanyaku, aku tidak tahu apakah itu akan menyinggung dirinya atau tidak.

"Sudah... Aku sudah mendapat sekolah baru, mulai besok aku akan kembali bersekolah".

"Begitu ya...". Mendengar dia sudah mendapat sekolah baru, itu membuat hatiku terasa sakit. Rencanaku untuk mengajaknya kembali telah gagal.

"Jika hanya itu yang ingin kau bicarakan, aku akan pulang. Ibuku sudah menunggu ku".

"Ah... Tunggu boruto-kun, a-aku... aku ingin minta maaf".

"Hah, kenapa kau meminta maaf padaku".

"Jika saja aku menuruti mu dan tidak ikut membolos bersamamu, mungkin saat ini kita masih berada di sekolah yang sama, karena diriku kau dikeluarkan dan di cap sebagai orang yang buruk, maafkan aku. Aku sangat menyesal". Aku pun tidak bisa membendung air mataku.

"Soal itu, Aku tidak marah padamu. Biarlah itu menjadi kenangan dimasa lalu".

Aku pun menjadi sedikit tenang setelah mengetahui dia tidak marah padaku. "Sebenarnya... Sebenarnya Masih banyak yang ingin kubicarakan padamu".

"Jika kau ingin bicara padaku, kau tahu harus menemuiku dimana bukan.... Kalau begitu, aku pergi dulu".

"Yaa...". Setelah itu dia pun bergegas pulang. Aku senang dia masih ingin berbicara padaku.

Keesokan harinya... Sepulang sekolah aku langsung bergegas menuju tempat biasa kami bertemu. "Dimana dia?... Ternyata memang benar dia masih marah padaku".

"Yoo, maaf membuatmu menunggu lama".

"Kukira kau tidak akan datang".

"Tentu aku akan datang, ini adalah tempat ku untuk menghabiskan waktu... Lalu apa yang ingin kau bicarakan". Ujarnya

"Bagaimana dengan sekolahmu, apa kau sudah berbaikan dengan temanmu, dan bagaimana dengan ruang seni sekarang". Tanya nya.

"Aku sudah berubah, aku sudah kembali bersekolah dengan normal, aku juga sudah berbaikan dengan temanku, soal ruang seni kau tenang saja, aku menggunakannya untuk tempat ku menggambar". Jawabku.

"Lalu bagaimana denga dirimu, apa kau senang dengan sekolah barumu". Tanyaku balik.

"Aku bahagia dengan sekolah baruku, mereka menyambutku dengan baik".

"Begitu ya... Syukurlah".

"Aku punya hadia untukkmu". Ujar nya.

"Hah... Hadiah?.

"Jreng... Aku mendaftarkan mu di japan internasional sketch, yang akan di selenggarakan di towhall april ini".

"Heeeh.... Apa apaan kau ini, seenaknya saja mendaftarkan ku untuk mengikuti kejuaraan besar seperti itu tanpa persetujuanku".

"Maaf... Maaf... Tapi jika kau memenangkan kejuaraan ini. Nama mu akan terkenal ke seluruh penjuru jepang".

"Huft... Dasar kau ini... Sepertinya tidak ada pilihan lain, aku akan berjuang semaksimal mungkin".

"Baiklah, aku akan membantu mu".

Sebenarnya aku sangat takut, tapi dengan bersama dirinya aku yakin aku bisa melakukannya.

Mulai dari sini... Perjalanan ku untuk meraih mimpiku baru saja di mulai. Aku akan berjuang semaksimal mungkin.

Anata no e wa watashi ni oku no koto oshiete kuremashita
(Seni mu mengajariku banyak hal)

Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang