Setelah beberapa menit berlalu dia pun datang kembali menghampiri ku."Jelaskan padaku apa yang terjadi, kenapa kau menangis, apa yang dilakukan nya padamu".
Aku sangat senang dengan perhatian yang dia berikan padaku, aku pun sontak langsung memeluk dirinya dan menangis di dada nya. "Aku membenci nya, aku tidak ingin bertemu dengannya". Ujarku.
Kemudian dia pun menempatkan telapak tangannya ke kepala ku dan dia pun menekap kepalaku ke dadanya lebih erat lagi."Semuanya sudah baik baik saja sekarang". Ucap nya padaku yang membuatku senang.
"Sekarang ayo kita pulang, ini sudah larut. aku akan mengantarmu".
Setelah itu aku pun pulang bersama dengannya di bawah terangnya langit malam yang di hiasi oleh bulan purnama yang sempurna dengan cahaya cerahnya dan dengan ribuan bintang yang berterbaran di langit.
"Hei, lihat lah. Bintang bintang di langit seakan akan ingin berbicara pada kita ya". Kataku yang menunjuk ke langit.
"Yaa".
"Jadi seperti ini ya... Penampakan langit malam yang kulihat saat bersamamu". Ujarku.
"Hah...? Apa maksudmu".
"Tidak... Bukan apa apa".
Keesokannya akupun pergi kesekolah. Dengan di selimuti rasa gelisah pada hatiku.
"Selamat pagi sumire". Sapa sahabatku sarada.
"Selamat pagi sarada".
"Sumire, bagaimana kencanmu dengan kagura kemarin, apa semuanya berjalan lancar".
"Apa maksudmu, aku tidak berkencannya dengannya kemarin. Dan juga tidak baik baik saja".
"Apa maksudmu".
Tak lama pun orang yang dibicarakan muncul tepat dihadapanku.
"Sumire, maaf untuk yang kemarin. Aku sangat meminta maaf".
"Ya, aku sudah memaafkanmu".
"Benarkah... Syukurlah... Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi bersama ke kafe baru yang ada di pusat kota".
"Aku memang sudah memaafkanmu, tapi bukan berati kau bisa mengajakku untuk ikut bersama mu".
"Tapi kenapa, sarada juga akan ikut bersama".
"Aku ingin pergi ke suatu tempat".
"Kau ingin pergi kemana sumire". Tanya sarada.
"Maaf sarada, aku tidak bisa memberitahu mu".
Bell pulang pun telah berbunyi, aku pun langsung bergegas pergi ke tempat biasa. Tapi saat di perjalanan. Aku melihat sebuah poster kejuaraan yang menempel di kaca toko.
"Kejuaraan melukis bagian timur". Bacaku.
"Ini sangat bagus untuk dirinya, aku akan mendaftarkan dirinya sekarang juga".
Setelah mendaftarkan nya pada kejuaraan melukis, aku pun melanjutkan perjalananku kembali.
Dan seperti biasa, aku selalu datang awal sebelum dirinya. Ini dikarenakan sekolahku dengan sekolah barunya memiliki jadwal pulang yang berbeda. Sekolahku pulang lebih cepat sedikit dari nya.
"Sumire". Panggil seseorang.
"Akhirnya kau sampai juga, boru-...to...-kun".
Ternyata bukan dia yang datang... Melainkan sarada dan kagura.
"Kenapa kalian tahu tempat ini... Begitu ya... Jadi kalian mengikuti ku ya".
"Maaf sumire, aku penasaran kemana kau ingin pergi, jadi aku mengikutimu". Ujar sarada.
"Tempat ini sangat bagus, dari segi pemandangan nya pun sangat indah. Tapi apa yang kau lakukan di tempat ini sendirian". Ucap kagura.
"Aku tidak sendiri, dan aku sedang menunggu seseorang".
"Seseorang...?".
Setalah beberapa menit. Dia pun akhirnya datang.
"Maaf, aku sudah membuatmu menunggu lama". Ujar boruto.
"Eh. Kau, bukannkah kau yang telah membuatnya menangis kemarin, apayang kau lakukan disini". Ujar boruto setelah melihat ke arah kagura.
"Apa maksudmu".
Setelah itu boruto pun berjalan mengahmpiri kagura.
Bugh...
Dia pun sontak langsung memukul wajah dari kagura. Dan kagura pun langsung tersungkur ke tanah. Dan tak sampai disitu, boruto pun langsung menarik kerah dari baju kagura
"Boruto-kun, berhenti". Ujarku.
"Kenapa, bukankah dia orang yang telah membuatmu menangis dan menderita kemarin".
"Sudah, lepaskan dia. Aku sudah memaafkannya".
"Lepaskan tanganmu dariku". Ujar kagura pada boruto.
"Dasar sampah". Ucap boruto pada kagura.
"Apa katamu". Ujar kagura yang tidak terima dipanggil sampah oleh boruto.
"Pergilah, tempat ini tidak untuk sampah seperti dirimu". Ujar boruto.
"Tch, ayo sarada". Kemudian kagura dan sarada pun pergi meninggalkan tempat ini.
"Terima kasih boruto-kun".
"Wanita itu seperi bunga, yang harus memperlakukannya dengan lembut agar tidak terjatuh dari kelopaknya". Ujar boruto.
"Dan kau berhasil melakukannya. Dan juga Seorang pria yang memperlakukan wanita seperti seorang putri adalah bukti bahwa dia telah dibesarkan oleh sang ratu". Ujar ku balik.
"Terima kasih atas pujiannya". Ujarnya.
.
."Oh ya... Ini". Ucapku yang memberikan selembar kertas pendaftaran kejuaraan.
"Kejuaraan melukis bagian timur". Bacanya.
"Yaa, berjuanglah boruto-kun. Kalau kau pasti bisa".
"Yaa, aku akan berjuang".
.
.Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashita
(Senimu telah mengajariku banyak hal)
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashita
Storie d'amoreYg ga suka skip aja shigaraki sumire, seorang gadis SMA yang memiliki sifat periang, tetapi dirinya itu selalu merasa kosong. hingga akhirnya dia bertemu dengan pemuda bernama uzumaki boruto yang telah mengajarinya banyak hal dan memberikan warna pa...