Page 04

166 22 3
                                    

"woahh, bagus sekali pemandangannya. Aku baru tau kalau ada tempat seperti ini".

"Pantas saja jika pandanganmu sempit, yang kau lakukan saja hanya pergi ke cafe saja".

"Berisik"

Saat itu yang kulakukan hanyalah menatap kagum dirinya yang sedang melukis itu, tapi... Tanpa di sadari, aku pun langsung mengambil kanvas dan sebuah pulpen dari tas ku dan mulai menggambar sebuah sketsa pemandangan dari tempat ini.

"Apa yang kau lakukan... Whoa.... Bagus sekali".

"Ehh".aku tidak tahu apa yang kulakukan, tapi tanpa kusadari... Aku telah membuat sesuatu yang hebat.

"Bagaimana kau bisa melakukannya, sketsa ini sangat mirip dengan aslinya".

"A-aku juga tidak tahu".

"Ehh... Tapi selamat ya, bakat terpendam yang ada didalam dirimu akhirnya telah terbangun dan menghasilkan sebuah gambar yang bagus"

"Tapi ini tidak sebagus dengan lukisan milikmu"seruku.

"Bicara apa kau ini, untuk karya pertama mu ini sudah lebih dari bagus, tinggal asah sedikit lagi saja".

"Yaa".akhirnya setelah sekian lama, aku tersadar aku memiliki bakat yang hebat. Tapi... Itu masih belum menjawab semua pertanyaanku.

"Apa kau tau, sketsa yang kubuat ini sangat mencerminkan diriku. Hidupku yang kelabu layaknya seketsa ini, monoton dan membosankan".

"Kalau begitu, aku akan datang dan memberikan warna pada kehidupanmu, semangatlah"

"I-iyaa"kata katanya saat itu sangat menyentuh hatiku. Aku sangat senang saat itu. Semua kegundahan dalam hatiku hilang begitu saja. Ternyata memang benar, dia lah orang yang kucari kacari selama ini.

"Oii... Ayo pulang, ini sudah malam"

"Iya". Saking senangnya diriku saat itu, aku pun lengah dan terjatuh saat menuruni anak tangga.

"Oi, apa kau baik baik saja, apa kau terluka"

"Aku baik baik saja"meliahat dirinya menghawatirkan diriku, itu membuat seolah rasa sakit di kakiku itu hilang.

"Bukankah sudah kubilang untuk hati hati, bodoh"

"Maaf... Maaf".

"Sampai jumpa besok"

Kami pun berpisah di sebuah persimpangan karena arah rumah kami berbeda. Sesampainya di rumah, aku pun langsung beranjak ke kamarku dan menutup nya rapat rapat. Seperti biasa aku pun menulis semua kegiatanku hari ini di buku catatan milikku.

Apa yang terjadi pada diriku. Hatiku berdegub kencang sekali, apa kah aku mulai menyukai dirinya.... Entahlahh.... Tapi yang pasti aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan dirinya lagi.

Pagi ini seperti biasa, aku datang lebih awal agar tidak telat.

"Sumire, bukankah ini novel yang kau inginkan. Aku mendapatkannya. ini, aku pinjamkan"

"Terima kasih"karatachi kagura. Dia adalah ketua kelas dikelasku, dirinya sangat populer di kelas, mungkin karena dirinya yang pintar dan wajahnya yang tampan.

"Sumire, bagaimana kalau kau dekati saja kagura. Benarkan chocho"

"Iya, aku dengar dia juga tertarik pada dirimu".

"Apa yang kalian bicarakan, sudahlah aku ingin pergi ke ruang seni"

"Mau apa kau di sana"

"Rahasia"saat jam istirahat tiba, aku pun seperti biasa pergi ke ruang seni untuk bertemu dengannya. Hari ini aku membuatkannya bekal makan siang. Aku ingin makan siang bersamanya. Apakah dia akan suka oleh makanan buatanku... Entahlah...

Anata no e wa watashi no koto oshiete kuremashitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang