Hari ini aku berangkat ke Sekolah dengan Nia. Kami baru saja tiba di Sekolah, dan kini sedang berjalan menuju ruang kelas kami.
"Gimana Lanno, udah ada kabar?" Tanya Nia.
"Belum, Ni.." Jawabku.
"Dia lagi sibuk banget mungkin, Git. Sabar, ya.. Jangan mikir yang aneh-aneh!" Ucap Nia.
Aku hanya membalas dengan anggukan dan sedikit senyuman.
***
Aku rindu Lanno, sangat rindu. Sudah 2 bulan kami tidak bertemu. Aku tidak tahu, mungkin dia sedang sangat sibuk dengan urusan kampusnya. Sampai tidak bisa kembali ke Bekasi, padahal Bandung tidak terlalu jauh.
Saat jam istirahat ada panggilan masuk dari Lanno.
"Hallo?" Ucapku.
"Hai!" Balas Lanno dari seberang.
"Maaf, semalam nggak bisa angkat telepon. Aku nggak pegang HP, sibuk banget soalnya." Lanjut Lanno.
Aku kembali memikirkan perkataan Jimmy semalam.
Kalau memang Lanno sibuk, kenapa dia bisa mengangkat telepon dari Jimmy, sementara dariku tidak?
"Kenapa diam?" Tanya Lanno.
"Nggak apa.." Jawabku karena bingung harus menjawab apa.
"Udah sembuh?" Tanya Lanno.
"Udah mendingan, tapi masih harus minum obat lagi sampai besok."
"Obat apa?"
"Kayak buat tambah kekebalan tubuh gitu."
"Oh, obatnya anak yang suka tawuran.."
Sungguh, aku ini masih kesal dengannya. Tapi, kenapa dia malah bikin aku tertawa?!
"Terserah kamu deh." Aku tetap sok biasa saja, padahal sedang menahan tawa.
"Yah, masih marah ini mah.."
"Nggak.." Balasku.
"Terus, hari ini sekolah?" Tanya Lanno mengalihkan pembicaraan.
"Iya, udah sekolah kok. ini lagi jam istirahat."
"Oh, berarti aku nelpon di waktu yang pas, yaa.."
"Iya.."
"Besok nggak libur?" Lanjutku bertanya.
"Hmm, libur. Kayaknya sih nggak ada acara.."
"Kenapa?" Lanjutnya.
"Udah 2 bulan nggak pulang, nggak rindu Ibu?" Padahal aku yang rindu dan ingin sekali bertemu Lanno.
"Rindu sih.. Tapi, gengsi. Ibu aja nggak pernah bilang rindu ke aku, masa harus aku terus yang bilang rindu ke Ibu."
"Sama Ibu sendiri aja gengsi.." Ketusku.
"Sama pacar sendiri aja gengsi.." Sahutnya dengan nada yang sama sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT
Teen FictionLanno menatapku. "Bagaimana senjanya?" Tanyanya sambil tersenyum manis. "Luar biasaaa! Menurut Lanno bagaimana?" Tanyaku bersemangat. "Senjanya biasa, tapi karena bersama Gitta, jadi sangat istimewa.." Balasnya.