Ping!
Ping!
Ping!
Ping!
Ping!Bungi berdecak kesal, terganggu konsentrasinya saat menyetir. Menepikan sebentar mobil Ag*ya, memutar bola matanya. Membuka roomchat Line dari kontak bernama Rendradi. "Is he can't waiting for a while?!" Ucap Bungi sebelum menekan tombol telpon.
Hari ini tepat D-3 sebelum acara Kampung Jazz dimulai. Sebagai sekertaris BEM, sudah seharusnya bagi Bungi untuk ikut memantau dan menyiapkan kegiatan. Apalagi ini salah satu event yang ditunggunya.
"Nge, lu dimana? Gibran mulai riweuh nih. Lu juga, udah tau besok mulai acaranya masih aja sering ngaret."
Lihat, inilah alasan Bungi sering kesal jika berurusan dengan Rendra. Bungi pun bingung, kenapa Gibran malah menunjuk Rendra sebagai koordinator. "Dasar benalu, sok ambis, mental majikan," batin Bungi.
Rendradi Atmaja, PJ Matkul Sosiologi selama satu semester kedepan. Mulutnya sangat tidak punya filter ketika mengucap sesuatu. Tidak mau tau kepentingan pribadi orang lain, hanya mau semua urusan yang berkaitan dengannya beres.
Betapa sialnya Bungi minggu ini. Niat hati kabur dari tanggung jawab di kegiatan ekstrakurikuler malah terjebak jadi panitia festival bersama orang ambis.
"Gue bukan the flash, ya. Yang bisa wira-wiri ngejemputin properti dalam waktu mepet ..." Bungi membuang nafas berat, memang bukan urusan mudah menantang ego Rendra.
"Cicalengka macet, ada kecelakaan. Tunggu sebentar bisa, pak?" ucap Bungi dengan lembut, sambil mengatur nafasnya karena emosi.
"Yaudah, kirimin aja dulu pdf daftar acara sama kontak bintang tamunya."
Malas menjawab, Bungi langsung menutup panggilan itu-tapi tetap mengirimkan pdf dan kontak yang Rendra minta. Melempar asal ponselnya ke kursi mobil belakang.
- - - ------- - - -
Pukul sebelas siang Bungi baru saja sampai di kampus. Seseorang menghampiri mobilnya, "sini teh, dibantuin."
Bungi tersenyum menyapa Sarah. Membuka bagasi, lalu satu persatu mereka memindahkan kardus-kardus berisi karya seni para mahasiswa. Nantinya akan mereka pajang di sekitar jalan menuju aula panggung.
Suasana kampus terlihat cukup sibuk (kembali) setelah lama tidak digunakan karena pandemi. Mobil-mobil pick-up mulai berdatangan membawa alat musik, beberapa ornamen, buku, dll.
Tama yang datang lebih dulu juga terlihat sibuk membantu menyusun panggung. Sabda sang most wanted absen kepanitiaan karena mengikuti camping mapala.
"Bung, kumaha damang?" Panggil seorang pria dari arah parkiran.
"Abay!! Baik, lo gimana? Mau gladi resik?"
"Masih miskin nih," keluh Bayu. Tentu saja itu hanya lelucon. Mana mungkin anggota band kesayangan UNPAD-dengan akun YouTube lima juta pelanggan, miskin job.
"Besok mau bawain lagu sendiri apa coveran?"
"Loving me, don't, pagi tadi. What do you think?"
Bungi menjentikkan jadi sekaligus mengedipkan sebelah matanya. That's what I want.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another (Side Of) B
FanfictionBukan apa-apa, ini cuma dokumentasi Bungi selama jadi mahasiswi sosiologi. Jangan banyak berekspektasi, memang gini aslinya mahasiswa. was #1 on ocrp was #3 on ngampus Copyright © freakids, 2020