Poci 07

230 68 31
                                    

Selamat Membaca 😘

👻👻👻

"Wah, kau benar-benar mengajakku ke sini" Chandi berujar riang, matanya berbinar melihat sekeliling tempat yang mereka kunjungi sepulang dari pemakaman.

"Kyungsoo, bisakah kau membelikanku sesuatu?"

"Apa yang kau inginkan?"

Chandi nyengir kuda, Kyungsoo pun tidak paham apa mau Chandi.

Kedua alisnya terangkat beberapa kali memberi kode, dagunya menunjuk ke satu arah di sebelah kanan Kyungsoo.

"Apa?" Tanya Kyungsoo tak juga paham maksud Chandi.

"Ituuuuu...." Tunjuk Chandi sekali lagi dengan dagunya.

"Katakan saja"

"Tck, sebelah kananmu?"

Kyungsoo pun menoleh ke sebelah kanan tempat ia berdiri saat ini.

"Sepatu?"

Chandi mengangguk cepat.

"Tapi aku sudah membelikanmu sandal itu, kenapa minta sepatu lagi?"

Beberapa orang yang melewati Kyungsoo menatap heran. Kyungsoo sendirian di sana tapi seolah ia sedang berbicara dengan orang lain.

Kyungsoo menyadari tatapan aneh orang-orang di sekelilingnya. Ia pun hanya tersenyum lebar pada orang-orang tersebut. "Aku sedang berlatih dialog untuk drama" Ujar Kyungsoo memberi alasan sewajarnya.

Tatapan Chandi mengintimidasi. Menuntut Kyungsoo menuruti permintaannya.

"Tidak, tidak. Kau pakai sandal itu saja." Tolak Kyungsoo. Kyungsoo memelankan suaranya agar tidak dianggap aneh oleh orang lain. Kyungsoo berjalan mendahului Chandi.

"Kyungsoo.... Tapi ini warna pink." Rengek Chandi sembari melompat-lompat mengikuti Kyungsoo.

"Setidaknya aku sudah melepas "terompet" itu dari sandalmu bukan?"

"Tapi warna pink"

Kyungsoo mendengkus. "Cerewet sekali!" Tukas Kyungsoo.

Kyungsoo berbalik ke penjual sepatu yang diinginkan Chandi. Chandi tersenyum lebar penuh kemenangan.

"Kyungsoo belikan yang itu"

"Merk Nuki?"

"Hmm, tapi tolong belikan produk original, aku tidak terbiasa pakai barang KW"

"Kau sedang ingin merampokku? Barang KW saja masih mahal apalagi yang original."

Si penjual sepatu terkejut. Dia merasa belum menawarkan barang dagangannya tapi sudah dimarahi calon pembeli.

"Eh, maaf, Pak. Saya tidak bermaksud menuduh Bapak"

"I-iya" Jawab penjual sepatu.

"Pelan-pelan bicaramu. Kau terlihat aneh karena berbicara sendiri." Chandi memberi saran.

"Diam!"

Lagi-lagi penjual sepatu hanya bisa terdiam dalam kebingungan.

"Kenapa kau memarahinya? Dia hanya menjual sepatu."

Kyungsoo mengeratkan giginya, menahan kesal pada pria bungkus itu.

Penjual sepatu menatap Kyungsoo bingung sekaligus takut. Ingin meminta Kyungsoo pergi dari tokonya saja, tapi sayang kalau menolak rejeki datang.

Dengan tidak enak hati, akhirnya Kyungsoo membeli sepatu merk Nuki tersebut.

"Kau yakin ini ukuran kakimu?"

Jumping CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang