Poci 03

272 85 56
                                    

Hup hup...

1...2...3...

Braaakkk.....

Dug...

Jedug....

Layaknya sebuah guling yang jatuh dari ranjang, pria bungkus itu jatuh tersungkur dengan tidak etis setelah menabrak pintu kayu yang masih tetap berdiri kokoh dalam keadaan terkunci.

Kyungsoo yang menyaksikan kemalangannya hanya bisa meringis, "Itu pasti sakit" Batinnya.

"Tolong aku, aku tidak bisa bangun" Ujarnya sambil terus bergerak-gerak seperti cacing di lantai teras rumah Kyungsoo.

"Heuh?"

Kyungsoo bangkit dari duduknya segera menghampiri pria itu. "Sakit?"

"Tidak, aku hanya kesulitan bangun."

Kyungsoo pun membantunya berdiri lagi.

"Terima kasih"

"Hmm"

"Akan aku coba lagi" Tekadnya.

Pria bungkus itu pun mencoba kembali. Mengambil kuda-kuda lalu segera melompat ke arah pintu.

Brakkk

Dug

Jedug...

"Sepertinya kau bukan hantu yang bisa menembus apapun" Ujar Kyungsoo sambil membantunya duduk. Kyungsoo pun ikut berlutut di sampingnya.

"Hmm, benar juga. Aku bahkan bisa bersandar di manapun."

"Lalu bagaimana kita masuk ke dalam rumah?"

"Kita?"

"Hmm, kita" Sahut pria bungkus itu sambil manggut-manggut.

"Untuk apa kau ikut masuk ke dalam rumahku?"

"Apa kau tega membiarkanku kedinginan dan kelaparan di luar rumahmu?"

"Aku tidak memintamu ada di sini"

"Hei, karena kau bisa melihatku dan kita bisa berbagi pikiran. Itu berarti kau yang memintaku tetap di sini. Ah, mungkin kau tidak meminta secara langsung, tapi instingku mengatakan kau sedang menahanku di sini karena kau ingin membantuku"

"Ha... ha... ha..." Kyungsoo tertawa tanpa ekspresi. "Sejak kapan hantu punya insting?"

"Benar juga. Apa hanya aku hantu yang masih memiliki insting?"

"Bagaimanapun itu aku harus ikut masuk ke dalam rumah setelah nenek membukakan pintu sebelum kau sempat berhasil melewati pintu itu" Lanjutnya.

"Bagaimana jika aku mendahuluimu masuk ke dalam rumahku?"

"Kau pasti akan mengunci pintu dan tidak membiarkanku masuk"

"Ya, kau ini benar-benar tamu tak diundang. Untuk apa kau--"

"Kyungsoo" Panggilan sang nenek yang baru saja tiba di depan mereka menginterupsi kalimat Kyungsoo.

Kyungsoo membolakan matanya. "Ne-nenek"

"Apa yang sedang kau lakukan? Kau bicara dengan siapa? Kenapa kau berlutut di situ?"

Habis akal untuk membuat alasan, Kyungsoo langsung menarik lepas kalung yang melingkar di lehernya dan segera memasukkan ke dalam saku blazernya.

"K-Kyungsoo, sedang mencari kalung, Nek" Jawab Kyungsoo setelah ia berdiri tegap menghadapi sang nenek.

"Kalung? Kalung pemberian mendiang ayahmu?"

Jumping CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang