Selamat Membaca 😘
👻👻👻
"Kyungsoo, apa kau akan pergi hari ini?"
Kyungsoo menggeleng lemah.
"Kau tidak bekerja?"
Lagi-lagi Kyungsoo menjawab pertanyaan Chandi dengan gelengan kepala.
"Kau baik-baik saja? Sepertinya kau sakit"
"Entahlah, aku merasa tidak baik pagi ini." Kyungsoo menyentuh keningnya. "Sepertinya aku demam"
Chandi berdiri termangu di samping ranjang Kyungsoo.
Kyungsoo memang sengaja tidak menutup rapat pintu kamar. Jika saja Chandi memerlukannya, Chandi bisa langsung menghampiri Kyungsoo tanpa harus kerepotan membenturkan dahinya ke daun pintu.
"Apa karena kau harus memandikanku tiap malam?"
Kyungsoo memaksa bangun dari berbaringnya, lalu menyandarkan tubuh lemahnya pada headboard.
"Bukan itu. Terkadang aku akan jatuh sakit jika aku terlalu keras bekerja"
"Jangan memaksakan dirimu. Kau tidak perlu bekerja lembur tiap hari"
"Jika tidak lembur, pekerjaanku tidak akan pernah selesai, Chan"
"Kenapa harus memprioritaskan pekerjaanmu, jika akhirnya kau yang akan jatuh?"
Kyungsoo terkekeh. "Memang kau tahu apa tentang kerja keras?"
"Hmm" Chandi mencoba mengingat sesuatu. "Aku hanya merasa harus memberi tahu"
"Ya ya, terima kasih"
"O ya, Chan, tolong---"
"Kau mau minta tolong apa?"
Kyungsoo menggelengkan kepalanya. "Tidak ada" Ujarnya sambil tersenyum.
"Apa nenekku sudah pergi?"
"Hmm, pagi tadi setelah memasak. Beliau sempat membangunkanmu. Tapi kau bilang kau libur kerja"
"Pagi? Memang ini sudah jam berapa?"
"Jam sebelas siang."
"Hah? Ya ampun, kenapa aku bisa bangun sesiang ini?" Kyungsoo mengusak rambutnya, lalu segera mengambil ponsel yang terselip di bawah bantal.
"Enam puluh satu panggilan, dua belas pesan. Aku pasti akan habis dimaki habis-habisan oleh Sehun"
"Siapa dia?"
"Kepala timku. Padahal aku sudah mengirim email untuk medical record pasien kemarin. Apa susah tinggal mencetak saja? Kenapa hanya mencetaknya harus aku?" Kyungsoo terus menggerutu. "Kenapa orang itu begitu menyebalkan"
"Memang di tim kerjamu ada berapa orang?"
"Dua orang, aku dan kepala tim"
"Kenapa kau tidak meminta tambahan orang saja untuk memback up pekerjaanmu saat kau harus ijin kerja seperti sekarang?"
"Dulu pernah ada, tapi tidak berkompeten. Selalu saja membuat drama babak baru setiap hari. Ah, aku bahkan sangat lelah dengan kelakuannya."
Kyungsoo mendengus. "Kenapa aku jadi menceritakan keburukan orang?" Kyungsoo menepuk-nepuk bibirnya.
Tak lama kemudian, ponsel Kyungsoo berdering. Tampak jelas nama pemanggil tertera "Malaikat Tampan"
Kyungsoo membenahi posisi duduk, menegakkan tubuhnya seraya berdehem beberapa kali tak lupa ia merapikan rambut yang berantakan karena baru saja bangun dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jumping Candy
FanfictionCerita hantu tapi bukan hantu biasa. Penasaran? ----------------- Cover : Original pict form pinterest Edited by Dya (owner)