Poci 01

456 96 30
                                    

Selamat Membaca 😘

👻👻👻

"Hahhh" Helaan kasar keluar dari saluran pernafasan atas, milik seorang gadis berambut ikal panjang setengah punggungnya.

Berjalan menyusuri jalan setapak yang basah dan lembab,ada beberapa cekungan yang terisi oleh air hujan, menuju sebuah bangunan rumah sederhana yang dibatasi oleh pagar besi tua.

Meskipun sederhana dan terkesan kumal, rumah itu tetap terawat dan sangat layak untuk ditinggali.

Seharusnya ia sudah tiba di rumah sejak enam jam dua belas menit yang lalu. Akan tetapi karena tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini juga, ia terpaksa lembur.

"Seharusnya kau menginap saja di kantor" Ujar pria manis yang sedang fokus pada kemudinya.

"Benar, kami pasti akan menemanimu" Ujar gadis yang duduk di kursi penumpang sebelah si pria.

"Jika aku tidak pulang, kasihan nenek tinggal sendiri di rumah"

"Tapi kau akan kelelahan, besok pagi-pagi sekali kau harus kembali bekerja"

"Tidak masalah, sudah jadi tanggung jawabku. Aku turun di sini saja" Ujarnya.

Pria itu menepikan mobil yang dikendarainya tepat di depan jalan setapak yang kanan kirinya ditumbuhi pepohonan.

"Tidak mau aku antar sampai rumah, Kyung?"

"Tidak perlu Baek, kau langsung antar pulang Jieun saja."

"Tapi ini sudah dini hari apa kau tidak takut jalan sendirian?"

"Tidak jauh kan, dari sini rumahku sudah terlihat bukan. Tenang saja aku akan berjalan cepat agar segera masuk ke dalam rumah."

Gadis itu pun segera turun dari mobil dan melambaikan tangannya saat mobil berwarna hitam itu segera melesat meninggalkannya.

Tidak ada yang aneh sebelumnya. Saat gadis itu segera mencapai pagar besi usang yang mulai berkarat, ia dikejutkan oleh bungkusan kain berwarna putih yang tersandar di pohon tepat di samping pagar besi.

Gadis itu terpaku di tempat ia berpijak, namun sebisa mungkin ia tidak ingin berteriak ataupun berlari.

Ada rasa penasaran yang mendorong gadis itu untuk tahu bungkusan apa itu.

"Kau bisa melihatku?"

Gadis itu terlonjak kaget, tubuhnya sedikit terhuyung mundur ke belakang. Ia punk bergegas membuka pagar rumahnya, dan segera masuk ke dalam rumah.

👻

Gadis itu segera mengunci pintu rapat. Ia menggosok-gosok lengannya sambil terus menatap ke arah pintu.

"Kau sudah pulang?"

"Aaaa..." Pekik gadis itu.

"Kyungsoo, kenapa kau berteriak?" Tanya wanita renta itu.

"Ya ampun, Nenek" Gadis bernama  Kyungsoo itu mengelus dada guna menenangkan detak jantung yang tengah berdegup kencang.

"Kenapa Nenek tidak tidur?"

"Nenek terbangun, saat kau membuka pintu"

"Maaf, Nek, Kyungsoo mengganggu Nenek"

Kyungsoo menatap hamparan kasur tipis terbentang di ruang tamu lengkap dengan bantal dan selimut.

"Nenek tidur di sini?"

"Iya, Nenek hanya takut kau lupa membawa kunci pintu rumah"

"Nenek, seharusnya Nenek tidur di dalam kamar saja. Nenek bisa sakit kalau tidur di lantai seperti ini"

"Hei, Nenek masih sehat dan kuat" Nenek mengelak. "Bersihkan tubuhmu dan ganti pakaianmu, Nenek akan menghangatkan lauk dan sayur agar kau bisa makan"

"Tidak usah dihangatkan, Nek. Itu akan merepotkan Nenek. Nenek kembali tidur saja"

"Baiklah, habiskan makanannya, setelah itu beristirahatlah"

"Baik, Nek" Seulas senyum manis tersungging di wajah lelah Kyungsoo.

Kyungsoo segera membersihkan wajah dan berganti pakaian. Tidak mungkin ia mandi di waktu selarut ini, apalagi beberapa jam yang lalu sempat turun hujan deras. Tentu udaranya pun terasa, sangat dingin hingga menusuk ke dalam tulang.

Kyungsoo segera menyantap masakan yang telah neneknya siapkan. "Masakan Nenek memang tidak pernah mengecewakan" Ujar Kyungsoo riang.

Kyungsoo pun duduk dengan tenang ia memilih duduk menghadap ke jendela kaca, tempat favoritnya.

Sebenarnya Kyungsoo cukup lelah dan mengantuk malam ini. Namun ia tidak ingin neneknya kecewa karena telah menyiapkan menu makan malam kesukaan Kyungsoo.

Sambil menguyah hingga tiga puluh dua kali, Kyungsoo menatap lurus ke arah jendela.

Jika ia tidak salah lihat, ia kembali melihat bungkusan berwarna putih.

Kyungsoo menyipitkan mata, ia yakin ia hanya salah lihat. Lalu Kyungsoo menunduk guna memastikan makanannya telah tersendok dengan baik, lalu segera ia masukkan ke dalam mulut.

Kyungsoo kembali menatap jendela, tampak bungkusan kain putih itu seolah mendekat. Benda itu nampak lebih besar dari sebelumnya.

Kyungsoo segera menyelesaikan acara santap tengah malamnya.

Kyungsoo meneguk segelas air putih hingga tandas.

Rasa penasaran kembali menguasai Kyungsoo. Ia pun menatap kembali jendela kaca.

Benda bungkusan putih itu nampak masih berada di sana, bahkan ia menampakkan wajahnya.

Wajahnya tampak seperti tanah liat hitam yang pecah akibat kekeringan.

"Ah, aku pasti sangat lelah dan mengantuk" Gumamnya.

Dengan menyembunyikan rasa takut, Kyungsoo mendekati jendela kaca itu. Kyungsoo seolah tidak melihat sosok itu, padahal dengan jelas sosok itu tengah menatap Kyungsoo.

Kyungsoo segera menarik tirai guna menutupi jendela kaca tersebut.

"Huhhhfftt" Kyungsoo menghela nafas pelan. Lalu segera merangsek ke dalam kamarnya, setelah memastikan pintu telah terkunci rapat.

Kyungsoo membaringkan tubuh lelahnya, dan segera terlelap menjemput alam mimpi.

👻

"Dasar gadis sombong. Kau bisa melihatku, tapi kau hanya menganggap aku tidak ada" Sungutnya menatap datar di balik jendela kaca tersebut.

"Sebelumnya aku lapar, tapi saat melihat gadis itu maka rasa laparku mendadak"

"Ah sudahlah. Aku harus bisa membuatnya mau berkomunikasi denganku. Aku yakin dia akan membantuku"

👻👻👻

CeBeeS...

26 Oktober 2020

Sayangiyuu💕

Jumping CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang