Chapter 7: perjalanan yang menegangkan

5 2 1
                                    

Mereka mulai khawatir karena raja Alex dengan kecepatan tinggi sudah melesat di depan mereka. Mereka berlari dengan kecepatan yang kaki mereka mampu. Pikiran mereka tidak tenang, tapi mereka berusaha berpikir positif.

Setelah pendakian yang cukup menguras tenaga, akhirnya mereka sampai di puncak gunung. Mereka melihat raja Alex sedang menghancurkan batu batu yang ada. Dia belum menemukan apa yang dia cari.

Wajah raja Alex memerah karena tidak menemukan batu permata emas itu. Dia mulai menghancurkan apa saja yang dia lihat. karena tidak waspada, raja Alex menerima sabetan pedang permata putih dari Adam.

Adam yang sedari tadi sudah geram dengan raja Alex, menyerang raja Alex dari belakang. Raja Alex yang tidak siap, terpental jauh. Steve dan Hanan juga menyerang raja Alex dengan bola permata mereka.

Debu debu berterbangan yang mengakibatkan pandangan mereka kabur. Dengan kecepatan yang tinggi raja Alex sudah berada di samping kanan Adam. Tanpa banyak berpikir, raja Alex menyerang Adam dengan pedang permata putihnya.

Trangg

Suara pedang beradu. Adam berhasil menangkis serangan raja Alex dengan pedang permatanya. Adam mendorong raja Alex yang masih mematung. Adam menyerang raja Alex dengan menyabetkan pedangnya ke tangan kiri raja Alex. Dengan sigap raja Alex menangkis serang itu.

Steve dan Hanan yang sudah sadar bahwa serangan mereka tidak berhasil, langsung membantu Adam.

Steve merubah tangannya menjadi tangan permata yang besar. Dengan kecepatan tinggi, Steve menyerang raja Alex yang masih menahan pedang Adam. Raja Alex yang sadar dirinya sedang terancap, dia mengepakkan sayap permatanya itu yang membuat tubuhnya terbang tinggi.

Hanan yang sudah membuat banyak bola permata itu menyerang raja Alex dengan bertubi tubi. Raja Alex yang menyadari itu, dia membuat dinding permata.

"MEGA PEDANG PERMATA PUTIH , AKTIF!"

Adam melompat dengan membawa pedang permata putih yang sangat besar. Steve mematung melihat kekuatan yang sangat luar biasa yang digunakan oleh Adam. Raja Alex dengan kecepatan yang tinggi menghindar dari serang yang dasyat itu.

Tidak mau kalah, raja Alex juga menyerang balik dengan tombak permatanya. Tombak itu melesat secepat peluru. Serangan itu dengan mudah ditahan oleh pedang besar Adam.

Tangan raja Alex mengepal, dia merasa harga dirinya jatuh. Dengan kecepatan tinggi, raja Alex menangkap Hanan dan kemudian Steve dengan bola permatanya. 

"Aku tunggu kamu di centrum dan jangan lupa bawakan aku batu permata emas." kata raja Alex.

Dengan kecepatanya dia menculik Steve dan Hanan. Adam tidak bisa menyelamatkannya karena kecepatan raja Alex sangat tinggi.

"DASAR PENGECUT!!!" teriak Adam.

Adam menyesal, kenapa dia tidak dapat menyelamatkan dua temannya itu. Adam mengepalkan kedua tangannya dan berjanji akan menyelamatkan mereka. Nenek Eren dan Okto menghampiri Adam yang sedang menyesal.

"Dam, kita udah menemukan batu permata emas itu." kata Okto sambil menunjukkannya kepada Adam.

Ternyata pertempuran itu hanya untuk mengalihkan raja Alex untuk tidak mencari batu permata emas ini. Rencana ini tentu saja dibuat oleh Steve.

Batu permata emas itu sangat indah. Kilaunya dapat menyakitkan mata. Adam sedikit lega karena batu permata emas ada di tangan mereka. Raja Alex tidak akan mencelakai Steve dan Hanan sebelum mendapatkan batu ini.

"Nek, centrum itu apa?" tanya Adam.

"Centrum adalah pusat dari alam ini. Tempat itu ada di tengah tengah alam ini. Di sana ada permata yang jika hancur, semua yang memiliki kekuatan batu permata akan kehilangan kekuatan mereka, kecuali yang memiliki kekuatan batu permata emas." jelas nenek Eren.

Penjelasan tadi membuat Adam kembali Khawatir. Pikiran negatif mulai menghampiri. Rasanya ingin cepat cepat ke tempat itu, tetapi pertarungan tadi banyak menguras tenaga. Akhirnya mereka memutuskan beristirahat dulu.

Hari mulai gelap. Pemandangan indah dari puncak gunung menghilang dimakan gelapnya malam. Adam masih berusaha melawan pikiran negatif yang menyerang dia bertubi-tubi. Okto dan nenek Eren berusaha menenangkan Adam.

"Besok pagi kita akan mulai perjalanan kita, tenang aja Dam." kata Okto menenangkan Adam.

Adam tersenyum kepada sahabatnya itu yang berusaha menenangkan dia.

"Ok, kita pasti bisa." kata Adam bersemangat.

tbc

Semoga menghibur....

jangan lupa saran, kritik, sama votenya.













SUPER ADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang