Haechan - Eca

736 107 24
                                    

Dan... ini dia member ke-23.
Tolong vote ya karena ini chap yang terakhir hehehe. Maaf banget selama ini banyak kekurangannya, entah alur gaje, nama oc yang ribet, typo(s), dll 🙏🤡


Lokal!Haechan as Eca  (panggilan)

Lokal plot

"Bapaaak, Mas Ecaaa aku pamit berangkat ngaji ya." 

Haechan buru-buru bangkit dari kursinya mengantar adik perempuannya keluar rumah. Perempuan cilik yang tingginya hanya sebatas perut kakaknya itu membenarkan kerudung bergo merah mudanya berkali-kali, bahkan ia berhenti mendadak di samping motor yang terparkir di depan rumah, numpang ngaca di spion motor.

"Hiiih genit banget sih lo! Naksir guru ngaji lo ya?" Haechan meledek adiknya itu.

"Nggak! Tapi kerudungnya gaenak mas kayak aneh.." Ujar adiknya sambil memainkan kunci rumah dijarinya.

"Ga aneh lo aja yang jelek."

"MAS ECAA JANGAN GITU SAMA ADEKNYA" Suara bapak terdengar dari bagian belakang rumah membuat Haechan terkikik sedangkan adiknya memanyunkan bibirnya dan menatap sinis kakaknya.

"Jahat. Ga aku beliin tahu gejrot nanti."

"Gapapa gua juga bisa beli sendiri, wleee." Haechan makin meledek adiknya membuat adiknya mengentak-entakkan kakinya kesal kemudian meninggalkan kakaknya dan teras sempit rumahnya.



"Mas ayo makan dulu." 

Haechan menyudahi acara nonton tvnya dan pergi ke meja makan. Hari ini Caca pergi mengaji makanya rumah terasa sepi. Ya, Caca dan Eca. Nama panggilan yang diberikan oleh mendiang ibu mereka, ibu Haechan sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Bapak banting tulang bekerja serabutan, demi melunasi hutang biaya pengobatan ibu dulu, sebenarnya asuransi ibu cukup banyak tapi bapak menolak untuk mengambilnya karena asuransi itu ditargetkan untuk membayar kuliah Haechan nanti.

"Mas jangan bengong lho nanti kesambet."

Haechan menggeleng, tersadar dari lamunan akan rentetan peristiwa yang keluarganya alami. 

"Pak, Caca sepatunya ukuran berapa?"

Bapak yang sedang menata piring berisi tempe mendoan yang asapnya masih mengepul menatap Haechan bingung. 

"35 atau 36 sih terakhir pas beli di pasar tuh. Kenapa emangnya?"

"Gapapa, nanti aku mau beliin Caca. Bapak simpen aja ya uang bapak." 

"Widih keren banget kamu mas inisiatifnya."

Haechan cuma melempar senyum kecil tetap fokus pada nasinya yang sudah dibanjiri kuah sayur bayam. Makan malam berlangsung hening, biasanya kalau ada Caca ya riweuh soalnya sering berantem sama Haechan atau terkadang dijadikan bahan bercandaan sama bapak dan Haechan. 

TOK TOK TOK TOK 

"Permisi!"

Gua bertukar pandang dengan bapak yang masih asik menyeruput kopi hitamnya. 

Horror Series | NCT [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang