"Nah, yang ditunggu dateng juga!" Sorak tuan rumah, Yangyang. Hari itu, grup 00_06_00 akan menginap di rumah Yangyang. Nggak ada khususnya sih mau ngapain, tapi emang iseng-iseng aja.
"Ssst, jangan kenceng kenceng Yang." Kata Renjun pelan.
Shotaro memamerkan senyum manisnya sambil meletakkan ranselnya. Bocah asal negeri sakura ini kemarin baru pulang dari tour di Hongkong makanya membawa banyak buah tangan. Jeno menyodorkan segelas mojito, disambut oleh Shotaro.
"Taro, cuci tangan dulu!" Tegur Renjun.
"Oh iya. Eh itu oleh olehnya kalian ambil aja, udah gua namain."
"Izin ambil, ya. Oiya lu ke kamar mandi situ aja, ngumpet jangan sampe ketemu Haechan sama Jaemin." Bisik Renjun begitu Shotaro melintas.
"Santai." Ujar Shotaro sambil menenteng gelas mojitonya, berjalan menuju kamar mandi kediaman Liu.
Renjun tersenyum misterius melihat temannya meninggalkan ruang tamu yang gelap.
***
Ku gulung lengan kemejaku sebatas siku lalu mulai mencuci tangan. Aliran air berubah mengecil hingga akhirnya menetes. Aku mendecakan lidah, gimana sih katanya anak CEO Ad Link tapi kok bayar air bisa lupa?
Aku pun berjalan ke depan pintu kamar mandi dan melongok keluar, menatap pantry yang terdapat wastafel. Cepat-cepat aku membuka kran lalu membasuh tanganku yang terdapat sisa sabun. Aneh, rumah Yangyang terasa sepi sekali, biasanya ART Yangyang terlihat sibuk kesana kemari menyiapkan sesuatu.
Begitu berbalik mau mengambil gelas minumku tadi yang ku dapati justru gelas mojito sudah kosong.
"Yaelah iseng banget si lu pada, ijin dulu napa." Gerutuku sebal.
Aku berjalan melewati lorong panjang rumah Yangyang namun terasa seperti bertabrakan dengan angin kencang yang membuat refleksku seperti menghilang, gelas yang ku pegang jatuh begitu saja.
PYARR
Aku terkesiap apalagi beberapa pecahan gelas masuk ke dalam kulitku, menimbulkan beberapa luka beset yang mengeluarkan darah. Sial, perih sekali!
Ku dengar derap langkah seseorang tak jauh dariku, begitu ku angkat kepalaku ternyata Haechan dan Jaemin dengan wajah babak belur. Bahkan Jaemin terlihat seperti hanya memiliki satu mata, sedangkan matanya yang lain tertutup dengan kelopak bengkak memar membiru.
Aku mengingat kata-kata Renjun tadi, tulang kering Haechan menjadi sasaran empuk untuk ku tendang secara kencang.
"Brengsek!" Teriak Haechan.
Jaemin menarik lenganku, memaksaku mendekatinya dengan wajah dan tangannya yang menjadi kasar dan penuh luka lecet.
"Haechan! Gendong Shotaro! Pokoknya jangan sampe Renjun, Jeno, Yangyang, tau keberadaan kita karena darah dari luka dia." Jaemin memaksaku berbaring lalu mengangkut tanganku, Haechan dengan cepat membopong kakiku.
"Lepasin gua, anjir! Lo bukan Haechan sama Jaemin!"
Jaemin dan Haechan berpandangan,
"Justru mereka yang bukan manusia!"
***
Rencananya selama puasa aku mau update lagi, enaknya siapa ya?
Omong-omong aku nerbitin work/book baru, buat kalian yang mungkin kurang bacaan atau hengni bisa mampir hihi💗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.