☆13☆

352 43 1
                                    

Sekedar mengingatkan untuk meninggalkan jejak^^☆♡

✧༝┉┉˚*𝐇𝐄𝐀𝐃 𝐁𝐀𝐑𝐓𝐄𝐍𝐃𝐄𝐑*˚┉┉༝✧

"Hm.. Sepertinya sedang ada hati yang berbunga-bunga" -Ryujin dengan pandangan mata yang tak lepas dari Drama Korea yang sedamg ia putar di televisi Dan tak lupa dengan senyumnya yang menggoda

"Ha? Ap-apa maksudmu Ryujin?"
-Yeji gelagapan

"Kau semakin dekat saja dengan Jeno.. Apa jangan-jangannnnn, kau memiliki perasaan lebih kepadanya?" -Ryujin menaik turunkan alisnya dan tersenyum lebar seakan sedang menggoda Yeji sekarang

"Ck, sepertinya 'Menggoda Orang Lain' adalah hobi barumu sekarang.. Akhir-akhir ini kau selalu menggodaku setiap kau melihatku bersama Jeno" -Yeji mengerucutkam bibirnya saat duduk di sebelah Ryujin

"Benar.. Kau benar sekali,, aku sangat suka menggoda orang lain.. Kau adalah korban ke lima atas godaan dari ku" -Ryujin membuat Yeji mendelik

"Siapa korban godaanmu sebelum diriku?"

"Ada Papa, Mama, Yuna, dan Jeongin.. Setelah itu baru dirimu, dan targetku selanjutnya adalah Hyunjin"

"Aku harus memberitahu Hyunjin agar waspada terhadap godaan darimu jika sedang bersama seorang perempuan lain.. Agar dia tidak menjadi korban godaanmu yang selanjutnya" -Yeji

"Ada apa ini? Kenapa kalian tertawa? Dan kenapa kalian berdua belum tidur? Ini sudah malam sayang, dan kenapa kau baru pulang Yeji? Kemana saja kau hari ini? Jangan-jangan,, kau berduaan dengan kekasihmu ya?" -Sahut Gongmyung

"Papa?"
-Gumam Ryujin dan Yeji bersamaan saat menoleh mendapati Gongmyung yang berjalan ke arah mereka membawa secangkir kopi di tangannya

"Tidak, bukan kekasih Pa.. Dia teman dekat ku saja, tidak lebih" -ucap Yeji

"Benar, tetapi aku yakin suatu saat nanti kau dan dia pasti menjadi seorang kekasih" -Ryujin tertawa di akhir kalimatnya

Mereka bertiga berbincang seru di ruang tengah sembari menonton drama Korea yang diputar Ryujin tadi.

••

"Lalu, apa urusannya denganmu?"
-Yeji mencela perkataan perempuan dindepannya

"Apa salahnya menjadi seorang pemilik bar? Dia hanya memegang bar, tidak lebih. Aku yakin Jeno memegang bar bukan karena kemauannya sendiri"

Siyeon diam akan pernyataan Yeji, "Bukankah kau seorang Head Bartender, Yeji"

Kini, giliran Yeji yang seketika mematung akan perkataan Heejin

"Kau bekerja di bar milik Jeno, dan menjadi bartender disana.. Lihatlah Yeji, betapa hebatnya dirimu sampai menjadi seorang Kepala Bartender. Aku benar bukan?" -Heejin tersenyum miring

"Apa?! Hwang Yeji seorang Head Bartender?! Dan Lee Jeno adalah pemilik bar tempat Hwang Yeji bekerja? Waw! Sungguh tidak terduga" -Siyeon tertawa sambil bertepuk tangan

"Ternyata dengan hal itu kau merebut Jeno dari ku, Yeji? Head Bartender dan Pemilik Bar juga bisa bercinta karena ikatan pekerjaan bukan?" -Siyeon menatap nyalang pada Jeno dan Yeji

"Sudahlah Yeji, Sebaiknya kita pergi dan menjauh dari perempuan murahan seperti mereka." -Jeno menarik tangan Yeji untuk menjauh dari kerumunan itu

••

Jeno dan Yeji duduk bersebelahan di kursi taman belakang sekolah,

"Kenapa kau menjawabi nya tadi?"
-Jeno membuka pembicaraan

"Aku hanya risih karena mendengar Dia terus memojokkan mu dengan alasan kau adalah seorang pemilik bar.. Ya, meskipun itu benar.. Dan kenapa kau tidak melawan perkataan nya tadi?" -Yeji

"Aku hanya malas untuk menggubris omong kosong nya itu.. Dasar perempuan tak tahu malu" -Jeno

"Kurasa, dia masih ingin bersamamu Jeno" -Celetuk Yeji dengan tersenyum tipis

"Memangnya kenapa? Perasaanku sudah hilang begitu saja padanya.. Dan kini telah beralih padamu"

Yeji memandangi wajah Jeno yg kini sedang tersenum tulus padanya, kedua pipi Yeji berhasil memerah padam atas apa yang Jeno katakan tadi

"Benarkah?"
-Tanya Yeji

"Benar.. Aku menyesal, aku minta maaf karena dulu aku benar benar membencimu, Yeji.. Dan sekarang, aku justru sayang padamu" -Jeno menunduk

"Aku juga.. Aku hanya memandangmu berdasarkan apa yang aku lihat di dalam dirimu dari sisi belakang saja, tidak dari depan.." -Yeji tersenyum

"Yeji, apakah kau tahu ada yang aku inginkan selain memiliki sebuah bar?"

"Tidak, apa itu? Tolong beri tahu aku.."

"Memiliku mu seutuhnya. Apa boleh?"

••

"Bukankah ini rumah Ryujin?"
-Gumam Jeno

"Oh? Kau tahu kalau ini rumah Ryujin?" -Tanya Yeji yang tidak sengaja mendengar gumaman Jeno

"Iya, kita berdua saudara.. Kau?"
-Jeno bertanya dengan menggantungkan kalimatnya sembari mengerutkan dahinya dan menunjuk ke arah dalam rumah Ryujin

"Aku dan Hyunjin tinggal disini.. Nanti kujelaskan-"

"Tidak, tidak perlu.. Aku sudah mengetahui semuanya, jadi tidak ada lagi yang perlu dijelaskan.." -Ucap Jeno mengusap lembut kepala Yeji sambil tersenyum yang bisa menghangatkan hati Yeji

"Dengan kau tahu semua itu, apa kau masih mau bersama denganku?" -Yeji dengan tatapan sendunya dan air mata yang sudah membendung kedua matanya

"Apakah itu masalah bagiku? Tidak, bahkan aku merasa sangat bangga pada perjuanganmu selama ini, Yeji.. Kau adalah perempuan yang sangat kuat, tidak seharusnya pula kau mendapatkan perlakuan seperti itu.."

Jeno menarik Yeji pelan kedalam dekapannya, di dengarnya Yeji menangis dalam pelukan hangatnya

"Kenapa kau menangis? Kau sudah melakukan yang terbaik Yeji, jangan sedih" -Jeno mengusap lembut rambut dan punggung Yeji

"Aku hanya takut jika kau akan meninggalkanku saat tahu semuanya" -Ucap Yeji di sela" tangisannya

"Tidak akan, bahkan aku sudah tahu sebelum kita dekat.. Kau wanita spesial Yeji, jadi jangan pernah merasa gagal telah berada di dunia ini.."

"Hari semakin dingin, masuklah Yeji.."
-Jeno melepaskam pelukannya

"Baiklah, Terimakasih Jeno.."
-Senyuman Yeji dibalas oleh anggukan dan senyuman manis Jeno

Dan Yeji pun masuk ke dalam rumah Ryujin, kemudian Jeno menyalakan dan melajukan motor sportnya menuju rumahnya

"Jadi, sudah official ?"

𝐇𝐄𝐀𝐃 𝐁𝐀𝐑𝐓𝐄𝐍𝐃𝐄𝐑 || YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang