bab 10

149K 9.8K 551
                                    

Sebagian part di hapus Karena kepentingan penerbit 🙏




" Abang yakin gak ikut ? Bunda kan jadi gak pengen pergi kalo kalian gak ikut " Renatha menatap sendu kedua putranya

" Abang gak bisa Bun, soalnya ada tiga ulangan harian seminggu ini. Tapi Abang bisa jaga diri kok Bun, jadi gak perlu khawatir sama kita " Regan meyakinkan ibunya dengan tersenyum lembut, ia sangat kasihan dengan Renatha yang selalu memikirkan anak-anaknya ketika di tinggal pergi

Sejak lahir Renatha memang tidak pernah meninggalkan anak-anaknya sendirian ke tempat yang jauh apalagi sampai berhari-hari. Walaupun ada Ririn sebagai kepercayaan untuk mengawasi anak-anaknya, tapi tetap saja Renatha tidak akan pergi jika tanpa anak-anaknya. Terutama Rain, anak bungsu yang begitu manja dan mudah sekali sakit jika tidak di jaga dengan ketat.

" Revan sama Abang bisa jaga diri selama Bunda di Prancis, jadi Bunda tenang aja ya jangan terlalu khawatir " Revan memegang kedua tangan ibunya lembut, guna memberikan keyakinan jika ia akan baik-baik saja ketika dalam waktu seminggu sang ibu sedang ada pekerjaan di luar negeri

" Ya udah, tapi janji kalian harus telfon Bunda setiap selesai shalat subuh, pulang sekolah sama pas mau tidur " Regan dan Revan mengangguk antusias

Ini kali pertama mereka akan di tinggal pergi oleh ibunya setelah belasan tahun, sang ibu selalu takut saat jauh dari anak-anaknya. Tapi untuk Rain, Renatha benar-benar tidak bisa meninggalkan putra bungsunya meskipun hanya satu hari. Rain itu juga sama seperti kedua kakaknya suka melakukan hal-hal yang pasti membuat lelah seperti olahraga, latihan beladiri, kursus renang dan beberapa hal lainnya. Tetapi Rain tidak bisa melakukan itu tanpa izin yang pasti dari Renatha, karena kondisinya yang begitu lemah dan mudah sekali sakit.

Dari kecil daya tahan tubuh Rain begitu lemah, mudah sekali terkena flu, demam dan berbagai macam sakit lainnya. Itu sebabnya Rain selalu mendapat perhatian lebih untuk kesehatan dan juga kegiatan yang di lakukan benar-benar Renatha pantau. Revan dan si sulung juga selalu memantau kegiatan Rain. Mereka begitu takut jika Rain akan kelelahan dan berakhir sakit atau bahkan sampai masuk ke rumah sakit.

" Bun Rain udah siapin semuanya, karena disana musim dingin jadi jaket Bunda juga udah Rain masukin ke koper Bunda " Rain yang terlihat berkeringat banyak membuat ketika orang di ruang tengah menatap kaget

Jadi sejak tadi anak itu tidak ada karena mengemasi barang-barang yang akan dibawa. Astaga, Rain ini terlalu antusias untuk pergi ke luar negeri, sampai-sampai barangnya di kemas sendiri.

" Ya ampun sayang, ayo duduk sebelah bunda " Renatha menepuk kursi di sebelahnya

" Ya Allah Rain, kenapa di kemas sendiri sayang. Nanti kalo kamu capek gimana " dengan wajah khawatir Renatha mengelap wajah putra bungsunya yang penuh dengan keringat

" Rain gak selemah itu Bunda " Rain menatap sendu Renatha, ia tak mau di anggap remeh karena kondisinya

" Sayang bukan begitu maksud Bunda, tapi Bunda agak kurang percaya kalo kamu bisa nata barang-barang kita di dua koper aja " pungkas Renatha, menatap Rain sedikit cemberut

" Hahaha " tawa Regan dan Revan langsung pecah mendengar perkataan Renatha yang terakhir

" Hah Bunda kok gitu sama adek si Bun " rajuk Rain

" Hahaha udah Bun sekarang kita cek aja kopernya " ajak Regan yang masih tidak bisa berhenti tertawa melihat wajah Rain

" Oke siapa takut, ayo periksa rapih kalo Rain yang nata " mereka semua berjalan menuju kamar Renatha yang berada di sebelah kamar Rain

My Triplets Son || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang