bab 2

184K 12.6K 758
                                    

Halo
Semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja y

Jangan lupa perbanyak komen dan berikan vote


   Setelah bernyanyi, Renatha dan Alfan kembali ke tempat duduk mereka dengan tersenyum bahagia. Gadis itu sangat senang bisa tampil sendirian tanpa harus adanya Bara seperti biasa. Ini pengalaman pertamanya melakukan sesuatu tanpa harus bertanya ataupun meminta persetujuan dari Bara. Bara sendiri sejak tadi hanya melihat apa yang ia lakukan tanpa memberikan komentar apapun. Itu membuat Renatha semakin percaya jika dirinya sudah pasti bisa mandiri tanpa adanya Bara.

" Wah Bar, gue rasa Renatha udah bisa mandiri tanpa lo."

" Iya tuh, kayaknya dia bisa maju tanpa adanya pawang "

" Atau dia emang udah lama deket sama si Alfan makanya berani tampil bareng "

   Mendengar teman-temannya terus berbicara membuat Bara emosi, tiba-tiba ia merasa tidak suka jika Renatha malah dekat dengan laki-laki lain. Mungkin ia cemburu dengan kedekatan Renatha dengan Alfan yang terjalin hanya sebentar dan mereka langsung akrab. Ada rasa tidak rela saat melihat Renatha tersenyum bahagia dengan lelaki lain.

   Selama ini Renatha selalu bergantung pada Bara, sebagai orang yang selalu ada untuk Renatha. Tentu ia merasa cemburu pada orang lain yang bisa menggantikan dirinya dalam waktu dekat.

   Selesai acara kelulusan Bara dan teman-temannya tak langsung pulang mereka pergi ke salah satu club. Renatha ? Gadis itu memilih untuk pulang sendiri di antar oleh Melly dan Alfan. Sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan untuk Bara jika ia pulang dengan kedua teman barunya, mereka cukup akrab karena Renatha yang begitu ramah.

   Hari mulai larut, sudah di pastikan semua orang akan tidur dengan nyenyak. Tapi entah kenapa Renatha malah sibuk memikirkan hari esok, sampai-sampai ia tak bisa tidur. Ketika matanya mulai berat terdengar seseorang membuka pintu kamarnya membuat Renatha terpaksa membuka kembali matanya. Ternyata Bara, laki-laki itu berjalan sempoyongan menghampiri Renatha.

"Bara kamu mabu ?" Tanya Renatha

"Iya, aku mabuk kenapa kamu gak suka?" Jawab Bara

"Kamu kenapa mabuk, kalo papa mama kamu tau mereka bisa marah." cerca Renatha lalu membantu Bara bangkit

"Aku sudah besar Renatha jadi suka-suka aku mau ngapain aja. Dan aku kesini mau ajarin kamu jadi orang dewasa yang bisa merasakan surga dunia." kata Bara dengan terbata-bata karena pengaruh alkohol

   Tanpa pikir panjang Bara menarik piama tidur Renatha dengan keras hingga sobek, Renatha yang merasakan tarikan keras tertarik ke arah Bara. Ia menutupi bagian tubuhnya yang terekspos karena piama yang di kenakannya telah robek. Tak sampai di situ Bara terus melancarkan aksinya dengan membuka semua baju yang melekat pada tubuh Renatha. Gadis itu hanya bisa menangis dengan meronta-ronta karena perlakuan bara yang di luar dugaan.

   Kamar Renatha yang biasanya selalu rapi dan sunyi ketika malam tiba, sekarang sangat berantakan dan berisik karena suara tangis Renatha yang menggema. Tangisan kekecewaan dan kesakitan yang tak pernah ia rasakan selama hidupnya, sekarang diberikan dari sahabatnya sendiri. Dimana malam yang tak pernah terpikirkan olehnya karena akan bernasip sangat buruk.

   Paginya Bara terbangun dengan kepala pusing karena pengaruh alkohol semalam. Perlahan ia membuka matanya dan melihat sekitar, kamar yang sangat ia kenal dan sekarang ingatannya kembali pada Renatha. Gadis itu tidak ada disana dan terdengar suara tangisan dari dalam kamar mandi, sudah bisa di pastikan jika itu adalah suara Renatha. Melihat kondisi kamar yang sangat berantakan Bara sudah tau apa yang terjadi semalam terhadap dirinya juga Renatha.

My Triplets Son || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang