Bara tersenyum remeh ke arah komputer yang menunjukkan titik merah tempat dimana Revan berada. Mungkin orang yang membawa Revan berpikir sudah berhasil membawa Revan tanpa di ketahui. Tapi nyatanya orang itu gagal, karena setiap barang yang di kenakan Revan dan dua saudaranya yang lain sudah ada cip untuk melacak keberadaan mereka. Sean, suami Ayana juga sudah mengerahkan anak buahnya untuk menjemput Revan. Jadi Bara dan Renatha hanya perlu menunggu di rumah dengan tenang.
" Kayaknya disana gak ada penjagaan ketat, aku mau Mama di tangkap. Jadi kamu jangan ngelarang aku buat lapor polisi " kata Bara, dengan suara tegas ia menatap Renatha yang terkejut dengan perkataannya
" Bara dia-"
" Dia Mama ku, wanita yang melahirkan aku. Aku tau itu Renatha, tapi untuk kali ini dia udah bener-bener jahat dan aku gak mau kasih dia kesempatan lagi. Udah cukup selama ini aku ngorbain kalian demi dia " potong Bara
" Bara bener, Mama sama papa juga setuju kalo Saras harus di tangkap polisi. Mama gak mau cucu-cucu mama dalam bahaya lagi " sahur ibu Renatha
Renatha hanya diam, dalam hati ia juga sangat marah karena ketiga putranya yang ia perjuangkan selama bertahun-tahun akan di celakai lagi oleh neneknya. Tetapi di sisi lain ia merasa kasihan jika wanita yang sudah m lahirkan calon suaminya harus berada di penjara. Mau tidak mau ia harus lebih memikirkan keselamatan anak-anaknya, dan memberikan hukuman untuk Saras dengan memasukkan ke penjara. Meskipun terkesan jahat karena anak dan menantunya memasukkan wanita yang sudah berumur ke penjara. Ini demi kebaikan semua orang juga.
" Saras dulu wanita yang sangat baik dan lemah lembut, dia bahkan selalu berbuat baik terhadap siapapun. Dulu kami sering berdebat banyak hal, tapi ujung-ujungnya dia yang ngalah. Tapi sejak kematian Brev, dia benar-benar berubah. Bahkan aku sulit mengenali dia istri ku atau bukan " gumam Wisnu Ayah Bara
" Iya, bahkan kita sebagai sahabat baiknya merasa sangat jauh sama dia. Kadang aku dan Mira berpikir jika dia Sarah bukanlah Saras " ujar Karina, ibu dari Renatha
" Bun Aeleasha nangis tuh, dia maksa mau cari bang Revan " adu Rain
" Renatha permisi dulu, mau nenangin Aeleasha " pamit Renatha
***
Ditempat Revan disekap, ia masih belum sadarkan diri karena sebelum para penjahat itu meninggalkannya di ruangan. Mereka menyuntikkan bius agar Revan lebih lama tertidur dan tidak berbuat gaduh. Disana tidak hanya ada Revan tapi juga seorang wanita paruh baya yang hanya terbaring kaku di atas lantai dengan alas kardus-kardus. Wanita itu tak bisa melakukan apapun, ia hanya mampu mendengar dan berbicara untuk melakukan sesuatu sangat mustahil. Karena ia lumpuh total selama puluhan tahun dan tidak ada sekali pun pengobatan.
" Euhh " Revan melenguh karena merasa punggungnya sakit
Ia segera bangun dan duduk untuk melihat sekitar, yang ia cari adalah sahabatnya Aeleasha. Tadi gadis itu pergi bersama dirinya ke taman tapi tak selang lama ada seseorang yang memukul punggungnya. Revan mengedarkan pandangannya dan berhenti pada seseorang yang terbaring di atas kardus. Perlahan ia mendekati wanita itu untuk memastikan jika tidak bersama seseorang yang sudah tidak bernyawa.
" Nenek " panggilnya, Revan melebarkan matanya ketika mengetahui wanita itu adalah neneknya
" Kamu siapa ? Kenapa bisa memanggil saya nenek nak ?" Tanya wanita itu pelan
" Nenek Saras, aku Revan anak Bunda Renatha dan ayah Bara " kata Revan
" Astaga Bara putra ku sudah menikah dan memiliki seorang putra yang tampan " gumam wanita yang memiliki wajah sama persis dengan Saras ibunda Bara
Revan yang mendengar semua itu menatap bingung si kembar wanita yang kini menangis. Ia tidak faham dengan yang dibicarakan, karena selama ini ibu dari ayahnya sudah tau semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Triplets Son || SUDAH TERBIT
ChickLit"Bara, gimana kalau seandainya aku hamil?" ujar Renatha ragu. "Gugurin aja. Beres, kan?" jawab Bara enteng. *** Kehidupan Renata resmi berubah karena kesalahan pada satu malam yang Bara lakukan. Tidak hanya menghancurkan masa depan, cita-cita, bahka...