Empat Belas

272 31 0
                                    

Masuk ke ruangannya, Kayla seketika mengingat telepon dari Alden yang tadi dia tinggalkan begitu saja. Segera dia mencari ponsel yang tadi dilemparkannya secara sembarangan. Ponsel itu ada di lantai, bersama beberapa lembaran kertas yang tadi akan dibacanya.

Kayla menekan nomor Alden dan menunggu beberapa saat.

"Kayla! Ada apa?" tanya Alden tanpa basa-basi. "Something happened?"

"Ya, I am sorry. Aku panik. Ada anak kecil terpeleset, jatuh ke kolam renang. Sialnya, anak itu nggak bisa berenang. Masih kecil, sih. Lima tahunan."

"What! Sekarang gimana keadaan anak itu? Dia baik-baik aja?"

"Syukurlah." Kayla menarik napas lega untuk kesekian kalinya, mengingat apa yang dialami anak itu. "Anak itu sempat pingsan karena nelen air. Untunglah ada yang bisa CPR, first rescue. Setelah sadar, anak itu langsung dibawa ke rumah sakit."

"Oh ... Syukurlah." Alden ikut menarik napas lega. "Kamu baik-baik aja?"

"Aku takut setengah mati kalau anak itu kenapa-kenapa. So many negative thoughts in my mind."

"I can understand that," hibur Alden. "Ada rekaman dari CCTV? Untuk ngelihat gimana kejadian sebenarnya. Kamu juga harus periksa kesalahannya ada di mana atau pada siapa."

"Ada. Aku sudah nonton. Dan kupastikan itu kesalahan si nanny. Dia mainan handphone, lho. Nggak fokus jagain anak."

Alden mendesah. "Ah, kasihan anak itu."

Berdua mereka mengobrol beberapa hal kecil sembari Kayla membereskan meja kerjanya yang berantakan.

Sekian menit kemudian, Alden menyudahi pembicaraan dan menyuruh Kayla pulang untuk beristirahat.

Kayla keluar dari ruangan dan menutup pintu. Di depan meja penerima tamu, dia berpapasan dengan Jonas yang juga hendak pulang.

Mereka saling melemparkan senyum dan berjalan berbarengan menuju pintu keluar.

Jonas merasa sikap Kayla padanya jauh lebih hangat setelah insiden di kolam renang. Dia tak menduga gadis itu akan menungguinya berganti pakaian, mengikutinya ke ruang keamanan, dan tidak menolak ketika diajak ke restoran sekedar untuk minum kopi.

Di teras, keduanya berdiri bersisian.

"Kamu bawa mobil?" tanya Jonas.

Kayla menggeleng. Di dalam tadi dia sudah menelepon Pak No, sopir ayahnya itu, untuk menjemput karena hari ini dia tidak membawa mobil sendiri. "Kamu pulang dulu aja. Aku masih nungguin Pak No jemput."

"Aku juga nunggu dijemput."

"Vini?"

Jonas mengangguk, dan sebelum sempat bicara lagi, ponsel di tangannya berdering. Pria itu langsung menjawabnya begitu melihat nama yang tercantum di layar. Rupanya Ika memberi kabar tentang kondisi si anak yang nyaris tenggelam itu. Anak itu baik-baik saja, hanya sang ibu memutuskan untuk menginap semalam di rumah sakit.

Jonas meneruskan informasi itu pada Kayla.

Beberapa saat kemudian, Pak No dengan Toyota Camry yang dikendarainya melewati pintu gerbang, melintasi pelataran dan berhenti di depan gedung utama. Kayla berpaling pada Jonas untuk berpamitan, kemudian menuruni tangga teras yang lebar-lebar dan memasuki mobil.

UNFORGETTABLE THINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang