01. Resha Ratu Tresiya

21.5K 569 1
                                    

"Tersenyum adalah cara terbaik untuk mengubur sisa-sisa kesedihan."— Resha Ratu Tresiya.

Happy reading


Suasana di dalam kamar bercat putih milik gadis berumur 16 tahun ini sudah sangat rapi. Gadis bernama lengkap Resha Ratu Tresyia. Panggil saja Echa, sedang menatap pantulan dirinya melalui cermin lemari, seragam kebanggaannya telah terpasang rapi di tubuh mungilnya.

Bibir kecilnya melengkung membentuk seulas senyuman yang begitu tulus. Menarik napas panjang, Echa segera mengambil tas sekolahnya dan melangkah keluar dari kamar. Langkah kecilnya menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang makan. Tatapan sinis langsung di tunjukkan oleh Ibu dan saudaranya ketika Echa sampai di depan Ayahnya.

"Pagi," sapa Echa menunjukkan senyuman manisnya.

"Pagi sayang, yuk sarapan," balas Ayah Echa antusias.

"Pagi." Suara yang berasal dari bibir Ibu dan saudaranya terdengar begitu terpaksa .

Echa baru saja menarik kursi, tetapi dengan kompak Ibu dan saudaranya berdiri.

"Yah, aku ke sekolah duluan ya."

"Ibu udah kenyang."

Keduanya berucap kompak kemudian meninggalkan ruang makan, menyisakan Echa dan Ayahnya.

✨✨✨

"Echa pamit ke sekolah, Yah," pamit Echa bergerak menyalami Ayahnya.

"Hati-hati sayang," pesan Raja Wijaya-Ayah Echa.

Echa berjalan menuju pintu utama rumahnya, arlojinya menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit.

"Neng Echa udah mau ke sekolah kan?" tanya mang Odi-sopir pribadi keluarga Echa.

Echa menjawab, "Iya Mang."

"Ayo Mang antar," kata Mang Odi membukakan pintu mobil untuk anak majikannya.

Kurang lebih sepuluh menit berada dalam perjalanan, mobil yang di kemudikan oleh Mang Odi menepi di depan gerbang yang masih terbuka bertuliskan SMA Gelantik.

Echa segera membuka pintu mobil, lima menit lagi upacara akan segera di mulai.

"Makasih Mang," ucap Echa segera berjalan masuk kedalam area sekolah yang sudah ramai akan siswa-siswi yang berlalu-lalang di koridor menuju lapangan upacara.

Echa berlari kecil agar cepat sampai di kelasnya yang terletak di ujung gedung, kelas XI Bahasa. Di tengah-tengah perjalanannya, Echa membuka tasnya mencari topinya. Karena fokus dengan tasnya, Echa tak memperhatikan jalan dan gadis itu tak sengaja menabrak seseorang dari arah yang berlawanan.

Bruk!

"Maaf, saya ngak sengaja," ungkap Echa, kepala gadis itu sontak menunduk takut.

Tepukan pelan di kepala Echa membuat empunya terkejut.

"Gue juga salah, ngak lihat-lihat jalan," balas lelaki di depan Echa dengan suara seraknya.

Echa perlahan mengangkat kepalanya melihat orang yang ia tabrak, dan seketika tubuhnya mematung melihat wajah orang tersebut. Laki-laki berwajah tampan dengan manik mata hitam legam yang memiliki daya pikat hingga membuat Echa terpanah.

I'm Strong[Echa] ANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang