Jika kau bukan untukku, setidaknya aku mencintai, bukan untuk melukai.
_I'm Strong_
Ponsel Echa bergetar di atas nakas, dua notifikasi langsung tertera dilayar ponselnya.
Nama Deva dan Alden berurutan, kedua lelaki itu mengirimkan pesan di waktu yang bersamaan.
Deva Alexandra:
Kamu sibuk? Kalau enggak, ikut aku jalan-jalan yuk?Setelah membaca pesan dari Deva, Echa beralih membaca pesan Alden.
Alden Agam Aksara:
Resha, hari ini ikut aku yuk ke suatu tempat.Echa terdiam, lagi-lagi ia harus memilih.
Tok! Tok! Tok!
Kamar Echa di ketuk dari luar, Echa yakin jika itu Ayahnya. Sejak kemarin, Ayahnya selalu datang ke kamarnya hanya untuk mengecek keadaan Echa, semua perhatian yang hilang selama satu tahun akhirnya kembali.
"Ayah boleh masuk?" tanya Raja dari balik pintu.
"Masuk aja, Yah," ucap Echa sembari menyimpan ponselnya di sisi tubuhnya.
Ceklek.
"Selamat pagi kesayangan Ayah," sapa Raja mengelus pucuk kepala Echa.
"Pagi juga, Yah," balas Echa tersenyum manis.
Raja duduk di tepi kasur, berhadapan dengan Echa. Penyesalan itu masih ada, bahkan Raja tak bisa memaafkan dirinya sendiri karena sudah melukai hati anaknya.
"Ayah kenapa?" tanya Echa pasalnya tatapan Raja sangat kosong.
Raja menggeleng lirih. "Ayah nggak pa-pa sayang, cuman nggak nyangka aja sama semua yang udah terjadi."
"Sherly dan Ibu sekarang di mana, Yah?" tanya Echa menundukkan kepalanya.
"Mereka sudah Ayah kirim ke Amerika, mereka berjanji untuk tidak menganggu kamu lagi," balas Raja.
Drrttt....
Ponsel Echa kembali bergetar, fokus Raja beralih menatap benda pipih di samping tubuh Echa yang menyala.
"Siapa sayang?" tanya Raja menunggu jawaban Echa.
"Kak Alden dan Kak Deva ngajakkin aku jalan, Yah," jawab Echa jujur.
"Deva," beo Raja mengerutkan keningnya.
"Kak Deva sahabatnya Kak Alden, Yah. Dari kemarin-kemarin mereka selalu ngajakin Echa, tapi Echa nggak mau pilih satu," terang Echa menggigit bibir dalamnya.
Raja tersenyum simpul. "Anak Ayah emang cantik, jadi nggak salah kalau banyak yang suka," ujarnya.
"Maksud, Ayah?"
"Mereka butuh jawaban sayang, jangan membuat salah satu dari mereka menunggu, kamu harus jujur dengan perasaan kamu," papar Raja.
Echa terdiam mencerna ucapan Ayahnya. "Tap--tapi kata Ayah, Echa nggak boleh pacaran."
"Itu dulu, kalau sekarang kamu boleh pacaran sama laki-laki yang kamu cintai," cetus Raja lalu mencium kening Echa.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Strong[Echa] AND
Ficção Adolescente[Awas emosi!] "Hidup ini indah. Tapi, dimana letak kebahagiaan itu?" Resha Ratu Tresyia. Panggil saja Echa, gadis berhati baja yang selalu menunjukkan wajah cerianya meski takdir sedang mempermainkannya. Hidupnya tak seindah dengan harapannya. Menga...