“Mengenalmu saja sudah sangat bahagia, apalagi ketika berbicara.”— Resha Ratu Tresiya.
Happy Reading
Seperti pagi biasanya, Echa hanya sarapan di temani oleh Ayahnya, setelah menyelesaikan sarapannya, Echa langsung berangkat ke sekolah di antar oleh Mang Odi.
Gadis dengan rambut di kepang satu itu berjalan gontai di lorong koridor yang belum terlalu ramai.
“Berhenti!” Echa menghentikan langkahnya ketika mendengar suara seseorang dari belakang. Echa membalikkan tubuhnya guna melihat orang yang menyuruhnya berhenti.
“Kak Alden suruh saya berhenti?” tanya Echa memastikan, ia takut di kira kepedean oleh cowok di depannya.
Cowok bertubuh tegap dengan kedua tangan di masukkan kedalam saku celana itu mengangguk. “Iya, nama lo siapa?”
Echa terpaku dengan pertanyaan Alden, cowok sepopuler Alden mau berkenalan dengannya yang hanya siswi biasa? Bahkan tak banyak yang mengenali Echa di sekolah.
“Hey, kok melamun,” tegur Alden tersenyum manis ke arah Echa sontak membuat gadis itu menahan napasnya sesaat.
Alden terbahak melihat rona merah di kedua pipi gadis didepannya yang belum ia ketahui namanya. Kedua matanya langsung terfokus pada name tag yang terpasang di seragam Echa.
“Resha Ratu Tresiya,” beo Alden mengeja nama lengkap Echa, “lo kelas XI Bahasa kan?” tanya Alden.
“Eh, iya Kak,” balas Echa grogi di tambah lagi dengan tatapan para siswi-siswi yang menatap Echa penuh selidik.
“Gue mau perkenalan langsung ke lo. Kenalin gue Alden Agam Aksara, kelas XII. IPA 1,” papar Alden seraya mengambil paksa tangan Echa agar bersalaman dengan gadis itu.
Bagaimana ekspresi Echa saat ini? Gadis itu syok ketika tanganya di pegang langsung oleh Alden.
“Lo kenal kan sama Shintya Sherly Mahaputri?”
Echa mengangguk. “Dia sahabat saya, Kak.”
Alden mengembangkan senyumnya kemudian mengacak rambut Echa. “Gue menakutkan ya di mata lo?”
Echa menggeleng cepat. “Eh, eng-enggak Kak.”“Seganteng lebih tepatnya,” lanjut Echa dalam hati.
“Gue ngak makan orang kok.” Setelah mengatakan itu, Alden berlalu meninggalkan Echa yang terdiam sembari merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang.
“Manis banget tuh senyum,” sindir Erin ketika Echa masuk kedalam kelas sambil tersenyum manis.
“Menang lotre lo?” tebak Sherly menatap Echa sekilas.
Echa menggeleng, gadis itu meletakkan tasnya di bangku.
“Tadi Kak Alden tanyain kamu, Sherly,” ungkap Echa sontak membuat Sherly menoleh dengan alis terangkat sebelah.
“Tanya apa?”
“Dia tanya kalau aku kenal sama kamu atau enggak,” jawab Echa.
“Oh.” Suara Sherly sangat dingin dan Echa memakluminya.
“Lo kenapa, Sher? Tumben banget nggak banyak ngomong dari kemarin,” tanya Erin, menatap Sherly penuh tanya.
Sherly menggelengkan kepalanya sebagai respons.
“Ingat ya Sher, lo ngak pintar tahan diri buat nggak ngomong sama kita,” ejek Erin membuat Sherly mendengus kesal.
“Serah lo,” tukas Sherly.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Strong[Echa] AND
Novela Juvenil[Awas emosi!] "Hidup ini indah. Tapi, dimana letak kebahagiaan itu?" Resha Ratu Tresyia. Panggil saja Echa, gadis berhati baja yang selalu menunjukkan wajah cerianya meski takdir sedang mempermainkannya. Hidupnya tak seindah dengan harapannya. Menga...