Aku mencintaimu. Tetapi, kamu mencintai sahabatku._I'm Strong_
Jam pulang sekolah tinggal tersisa beberapa menit lagi. Namun, Lapangan sekolah masih di padati oleh murid-murid, sementara parkiran yang selalu ramai jika menunggu momen pulang kini terlihat sepi, karena hampir semua siswa-siswi ada di lapangan hanya untuk melihat kejadian yang akan mereka saksikan.
Terlihat seorang laki-laki bertubuh tegap dengan tangan di masukkan kedalam saku celana sembari menebarkan senyuman manisnya ketika melihat banyaknya orang-orang yang mengelilinginya, keputusannya sudah mantap dan ia harus segera melakukannya.
Alden, cowok itu berdiri di tengah-tengah lingkaran siswa-siswi yang mengelilinginya dengan senyum manis."Gue mau kalian jadi saksi di sini!" teriak Alden begitu lantang, cowok itu menepuk tangannya di udara hingga sekelompok siswi membelah kerumunan sambil memapah satu siswi yang matanya sengaja di tutup oleh kain berwarna hitam.
"Thanks, Jes," ucap Alden ketika Jesika dan kawan-kawannya datang, rencana yang mereka susun sedikit lagi selesai.
Siswi yang matanya di tutup tampak kebingungan, suara bising yang menyoraki nama Alden membuatnya semakin bingung. "Ini di mana sih?" tanyanya dengan kedua tangannya yang terus meraba udara.
Alden dengan gemas mengacak rambut siswi itu hingga sorakan siswa-siswi kian menjadi.
"Lo ada di depan gue," tutur Alden.
"Langsung aja, Al, keburu bel pulang bunyi," suruh Jesika membuat Alden mengangguk.
Jesika sontak membuka ikatan kain yang menutupi mata perempuan yang tadi ia bawa lalu berjalan mundur memberi ruang untuk Alden.
Perempuan yang berada di depan Alden seketika terkejut melihat banyaknya murid-murid yang mengelilinginya, matanya langsung terpusat pada Alden yang masih tersenyum manis.
"Ini kenapa?"
Alden tak menjawab, melainkan ia langsung berjongkok dan langsung menggenggam tangan perempuan itu.
"Shintya Sherly Mahaputri, gue suka sama lo. Will you be my girlfriend," ungkap Alden dengan suara lantangnya.
Sherly termangu, tangannya sontak membekap mulutnya yang terbuka. Syok, ia tak menyangka jika surprise yang Jesika katakan adalah ungkapan perasaan Alden.
Echa dan Erin berjalan keluar kelas karena sebentar lagi bel pulang berbunyi.
"Guys, kelapangan yuk katanya ada yang mau tembak cewek."
"Gila, pasti ini cowok populer."
"Ayo buruan ke lapangan."
Desas-desus itu membuat Echa dan Erin saling menatap.
"Siapa sih yang bikin heboh sekolah?" tanya Erin menatap malas orang-orang yang berlari menuju lapangan.
Perasaan Echa tidak tenang ketika mendengar desas-desus siswa-siswi tadi. "Kita ke sana juga yuk," ajak Echa.
Erin menolak, "Enggak usah, Cha, nggak enak banget panas-panasan di lapangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Strong[Echa] AND
Подростковая литература[Awas emosi!] "Hidup ini indah. Tapi, dimana letak kebahagiaan itu?" Resha Ratu Tresyia. Panggil saja Echa, gadis berhati baja yang selalu menunjukkan wajah cerianya meski takdir sedang mempermainkannya. Hidupnya tak seindah dengan harapannya. Menga...