A7

1.1K 93 15
                                    

Selama Aleyna dibawa kabur oleh Rafael, Keluarga kandung dari Aleyna sangat kalut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi Angkasa tak mudah menyerah begitu saja, apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan adiknya kembali kepelukannya.

Sedangkan Aland begitu menyesali perbuatannya karena sangat lengah dalam hal sekecil itu membuat perkara yang sangat besar. Saat kakak-kakak kandung Aleyna mengetahui masalah yang terjadi hingga membuat Aleyna pergi, bahwa Aland adalah pembuat perkara itu langsung saja Angkasa dan lainnya mencari lelaki itu untuk objek samsak mereka.

Aland tak bisa berbuat apa-apa ia hanya tertunduk malu dihadapan ketiga kakak Aleyna. Kedua orang tuanya pun hanya memberinya nasihat agar tidak melakukan hal-hal yang diluar kendali didalam dirinya.

Hingga saat itu Aland terus mencoba meminta maaf dan akan membantu membawa Aleyna kembali. Angkasa sedikit ragu. Tapi, akhirnya ia menyetujuinya. Aland langsung berterima kasih sekaligus meminta maaf.

Aland menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, bahwa foto itu dia dan adik sepupunya yang baru saja bertemu setelah bertahun-tahun lamanya. ia tak mengetahui bahwa foto yang akan disebar adik sepupunya itu ialah foto yang akan membuat Aleyna salah paham.

Angkasa mengertikan itu, dan menegaskan pada Aland bahwa jika Aleyna kembali pada keluarganya, Angkasa akan mengizinkan Aland dekat dengan Aleyna tapi jika gagal, Aland harus melupakan Aleyna dan memutuskan hubungan mereka berdua.

Aland frustasi selama beberapa hari hanya memikirkan pilihan yang diberikan Angkasa. Tapi akhirnya Aland bangkit kembali dan akan memperjuangkan dan juga mengembalikan Aleyna ke keluarganya dan padanya dengan tekat kuat.

--------------
Saat ini, Aland dan Angkasa mempersiapkan penerbangan mereka ke Jerman. Lokasi Aleyna sudah diketahui karena bantuan teman-teman Aland yang hebat dalam bidang hacker dan juga komputer. Butuh waktu yang lama menemukan lokasi yang tepat, karena Rafael sangat luar biasa saat menyembunyikan sesuatu.

Angkasa dan Aland berpamitan pada kedua orang tua mereka. Kedua adik Angkasa tidak ikut karena mereka akan membantu memantau Rafael dari jarak jauh jika dia mempunyai rencana lain untuk lebih menjauhkan Aleyna dari mereka. Setelah itu, dengan perasaan khawatir mereka lepas landas dengan cepat.

Beberapa jam kemudian mereka sampai ke Jerman, tubuh dan fisik mereka lelah tapi demi Aleyna itu hanya seperti angin lewat.

Angkasa dan Aland langsung bergegas ketika mendapat sebuah pesan lokasi yang ditunjukan untuk mereka datangi.

Aland membawa mobil sport milik Angkasa dengan melaju sangat cepat. Banyak umpatan-umpatan dari pengendara lainnya tapi ia tak memperdulikan itu. "Mereka bernyanyi sangat merdu, hingga membuat telinga ku sangat panas." Gumam Aland tiba-tiba.

Angkasa mendecih.
"lain kali jika ingin lebih dekat dengan Tuhan, jangan sekalian dengan diriku. Aleyna masih membutuhkan ku."

Aland hanya tersenyum tipis. "Aku juga harus menikahi adikmu, mana mungkin aku akan meninggalkannya sendirian."

Aland menginjak rem mendadak. "Sudah sampai, turunlah cepat!"

"Jangan hanya bermodal dimulut jika tak ada buktinya!" Angkasa keluar dengan cepat dan membanting pintu mobil dengan kencang. Begitu juga dengan Aland.

Angkasa dan Aland berlari dengan cepat kala Aleyna sudah didepan mata mereka. Angkasa dan Aland terlihat panik saat Aleyna akan naik dimobil mewah berwarna hitam pekat, dan pada akhirnya Angkasa dan Aland berteriak nama Aleyna bersamaan dengan sangat kencang.
"ALEYNA!!" Mereka berlari mendekati Aleyna hingga hanya berjarak dua meter.

Mereka bertatapan menyalurkan perasaan rindu. Angkasa dan Aleyna sama-sama memajukan satu langkah namun Aleyna dihadang Nicholas untuk lebih maju, Nicholas menyembunyikan Aleyna dibelakang tubuhnya. Nadiyas pun sama halnya dengan Aleyna. Takut.

Nicholas bersuara dengan tegas. "Jangan Coba berani mendekat!" Nicholas diam-diam menelpon Rafael.

"Kenapa lama sekali!? Dimana kalian berada!!?"

Terdengar suara dari sebrang sana. Nicholas pura-pura tak mendengarnya dan melanjutkan kalimatnya.
"Siapa yang memerintahkan kalian kesini!? Punya masalah dengan Aleyna!?"

Disaat yang bersamaan Rafael mendengar itu dengan seksama, meski perasaanya sedikit khawatir hingga tertuju pada Aleyna.

Kembali lagi pada Angkasa. Angkasa melirik Ponsel yang sedang menyala digenggaman Nicholas.
Angkasa terkekeh.
"Wah... Ternyata Kau mempunyai Rival? Tidak ku sangka kau sangat licik El!"

Rafael yang mendengar itu pun mengepalkan tangannya. "Sialan itu ternyata sangat keras kepala!" Rafael pun melempar ponselnya dengan kasar hingga tidak berbentuk.

"Mari kita selesaikan ini!"

Rafael pun menuju tempat Mereka berada bersama beberapa orang berbaju hitam yang terlihat sangat kuat.





I hope u like it! Vote to Next hehe...

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang