A9

931 79 3
                                    

Rafael berjalan masuk ke dalam pesawat pribadinya itu yang sebentar lagi akan Take Off dan terbang ke Seoul, Korea.  Rafael sangat lesu kelihatannya.

Rafael tersenyum tipis saat melihat Aleyna yang tertidur lelap di kursi vvip yang perlengkapannya tak akan diragukan lagi.

Rafael mengangkat perlahan tubuh Aleyna,  dan ia berbaring sambil memeluk Aleyna disebelahnya.

Selang beberapa menit pesawat yang ditumpangi mereka pun terbang, dan pada saat yang sama Rafael tertidur dengan sangat pulas dan tenang.

__________________________

Keesokkan paginya,  Nicholas mengerjapkan matanya untuk bangun. Pertama kali yang dia lihat adalah Langit yang sangat cerah dan indah. Nicholas merasa tenggorokannya sedikit kering ia pun memanggil salah seorang pramugari dan memesan Cokelat Panas beserta Puding untuk menemani paginya didalam pesawat.

"Sangat Aesthetic." Gumam Nicholas pelan dan akhirnya sedikit terkekeh karena sadar dengan ucapan yang dia lontarkan tadi.

Tiga menit berlalu, Pesanan Nicholas datang.  Ia menikmatinya, tapi muncul lah pikiran yang Nicholas ingat sekali namun,  dia lupa sekarang.

Nicholas terus mencoba mengingatnya dan akhirnya.
"Damn It!"

Secangkir cokelat panas dan sepiring puding itu telah dihabiskan.  Dia berdiri,  mendekati kursi adiknya yang hanya dihadapannya.

Nadiyas masih terlelap.  Nicholas membuang nafas tenang,  tapi pada akhirnya. Dua manusia yang berpelukan mesra tertangkap diujung matanya.
Langsung saja Nicholas menghampiri dua manusia itu.

Hampir saja Nicholas Berteriak,  kala dia melihat Aleyna yang sedang didekapan Rafael. Nicholas Sedikit cemburu,  Dia pun mencoba membangunkan Rafael tanpa membangunkan Aleyna.

Sudah beberapa kali Nicholas mencoba tapi,  Nihil.  Rafael tak akan bangun.

Nicholas menyerah,  dia pun segera menuju tempat Nadiyas dengan berniat membangunkannya juga.

_______________________________

Rafael mengerjapkan matanya pelan menyesuaikan cahaya matahari yang masuk dalam indra penglihatannya. Pertama yang dia lihat adalah Aleyna yang masih terlelap dengan sangat tenang. Rafael pun bangun secara hati-hati agar Aleyna tak terbangun dari tidurnya.

Dia berdiri dan berjalan menuju pada Nicholas yang sedang sibuk dengan pekerjaannya didalam Laptop jutaan miliknya.
Rafael menjetikkan jarinya dimeja itu dua kali.

Nicholas langsung terlonjak kaget akan kehadiran Rafael.
"Sudah sadar?"

Rafael tak memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan Nicholas.
"Berapa lama lagi kita akan sampai?"

Nicholas mendecih.
"Sekitar Sepuluh menit lagi."

Rafael mengangguk.

"Kak El?" Terdengar suara serak Aleyna dipendengarannya. Langsung saja Rafael menghampirinya.

"Selamat pagi,  Sudah bangun?"

Rafael tersenyum sangat manis pada Aleyna. Namun, Aleyna terlihat masih mengantuk.

"Ingin tidur lagi?" Tanya Rafael Lagi.

Aleyna menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya setuju. Langsung saja Rafael mengendongnya seperti koala,  Aleyna menyandarkan kepalanya diceruk leher Rafael.

"Sweet Dreams, Baby." Gumam Rafael pelan.

Nicholas pun menghampiri Rafael.
"Kau belum menjelaskan apa yang terjadi tadi malam."

Rafael Menghembuskan nafasnya sabar.
"Aku hanya Kakak sepupunya saja,  tidak lebih."

Nicholas sangat kaget.
"Benarkah!? Lalu kenapa kau membawanya jauh dari keluarga kandungnya?"

Rafael mendecih tak suka.
"Hanya memberi mereka pelajaran,  agar jangan melakukan kesalahan yang bisa menyakiti seseorang."

"Tapi...Kenapa?"

"Urus saja dirimu sendiri." Rafael pun berlalu dari hadapan Nicholas dengan Aleyna didalam dekapannya.

Nicholas hanya menganga tak percaya apa yang barusan ia dengar.

______________________________

Seoul,  Korea.

Sesampainya Villa tempat mereka akan menginap sementara waktu,  Rafael langsung membaringkan Aleyna yang masih tertidur diatas kasur besar milik Rafael.

Nicholas dan Nadiyas sedang merapihkan barang-barang mereka ditempat yang sudah ditujukan.

Merasa tak ada hal yang dilakukan,  Rafael dan lainnya pun langsung membersihkan tubuh mereka karena ingat bahwa semalam tidak mandi.

Kecuali,  Aleyna.  Dia sedang menikmati tidur panjangnya diatas kasur empuk Rafael.

Beberapa saat kemudian Rafael sudah rapih dengan kaus putih santainya dengan celana berwarna abu-abu tebal.  Rafael pun membangunkan Aleyna.

"Aley..." panggilnya lembut.

Tanpa disadari Rafael,  Aleyna sudah bangun dari tadi dan kembali memakai selimut dan memeluk guling.  Karena, merasa sangat nyaman Aleyna pun tidak bergerak sedikit pun.

"Iya... Kak El?"

Rafael mengelus rambut Aleyna dengan sayang.
"Kenapa tidak bilang kalau sudah bangun?"

Aleyna terkekeh kecil.
"Aleyna sangat nyaman disini."

"Hmm... Baiklah.  Kakak akan pergi belanja, Aley bisa tinggal disini." Ucap Rafael.

Aleyna menggeleng cepat.
"Aleyna ingin ikut,  Kak El..." Rengek Aleyna pada Rafael.

"Mandilah,  Kakak Akan menunggu dibawah." Rafael Mengecup dahi Aleyna.

Aleyna memekik senang.
"Laksanakan Komandan!"



Vote to next Part!
Help to 10k vote guys,  ilysm!

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang