A2

2.8K 161 4
                                    

Aleyna memegang kuas itu dengan hati-hati, takut cairan berwarna itu akan tumpah dan mengotori meja Rafael. Ia sangat bingung menggambar apa tadinya.

Akhirnya dia memutuskan untuk menggambar sebuah tanaman berwarna hijau dengan pot berwarna hitam. Aleyna cukup puas dengan hasilnya.

Aleyna ingin menunjukkan hasil karyanya pada Rafael, ternyata Rafael tengah sibuk mengerjakan sesuatu.

Aleyna pun kembali mengambil kanvas baru dan langsung melukis sesuatu. Beberapa menit kemudian bawahan Rafael datang dengan paper bag berukuran besar.

"Permisi Tuan."

Rafael mempersilahkannya masuk. "Apa kau sudah memeriksa makan siang hari ini? Tidak mengandung Udang?"

Bawahan itu mengangguk.
"Ini Ice Cream pesanan tuan, silahkan dinikmati sebelum cair."

Rafael pun meraih sekotak Ice Cream itu dan memberikannya pada Aleyna. "Ini makanlah."

Aleyna memekik senang.
"Terima Kasih Kak El!"

"Your Welcome Baby."

Lelaki yang sedang sibuk itu berdesis. "Kau sepertinya pernah bermain boneka!"

Rafael menatap lelaki itu dengan tajam "Keluar dari ruanganku!"

Lelaki itu tak memerdulikannya. Bahkan ia melangkah mendekat pada Aleyna. "Halo, Nama Ku Nicholas!"

Nicholas tersenyum pada Aleyna.

Plak

Rafael melayangkan satu pukulan keras di bahu Nicholas. Membuat sang empunya meringis "Kejam!"

Aleyna menatap Nicholas dengan malu-malu. Ia pun memberikan sekotak Ice Cream berbentuk kecil pada Nicholas.
"Kakak orang indonesia?"

Nicholas menerimanya dan memperlihatkan senyuman mengejek pada Rafael. Rafael mendengus sebal.

"Benar! Dan namamu siapa?" Tanya Nicholas Lembut.

"Namaku Aleyna, Senang berkenalan dengan Kakak!" Jawab Aleyna Ragu.

Nicholas mengusap kepala Aleyna. "Kau ingin berjalan denganku? Sekedar awal pertemuan pertama kita!"

Rafael menentang tegas.
"Tidak, dia akan bersama ku sepanjang hari!"

Nicholas memperlihatkan wajah memelasnya pada Rafael. "Ayolah! Hanya sebentar! Ia akan aman bersamaku!"

Nicholas pun berbisik sesuatu pada Rafael. "Pegang janjiku sebagai Partner Mafia Red Blood And Tears!"

Wajah Rafael berubah menyeramkan. "Aku tidak akan segan akan memenggal kepalamu jika terjadi sesuatu!"

Nicholas mengangguk.
"Ayo, Kita pergi!"

Aleyna Menatap Rafael meminta persetujuan.
"Kak El?"

Rafael mengangguk setuju. Dia mengecup dahi Aleyna.
"Bawa makan siangmu, Kembali sebelum Jam 3 Sore. Aktifkan terus ponselmu!"

Aleyna memeluk Rafael.
"Aleyna Janji!"

Nicholas dan Aleyna pun berpamitan dan pergi dari ruangan itu. Tanpa sadar, Rafael tidak membiarkan mereka berdua saja. Tentu Rafael menyewa berpuluh-puluhan bawahan dan anggota berpakaian hitam miliknya untuk tetap mengawasi mereka berdua dari jauh.

Sementara itu, Nicholas membawa Aleyna pergi ke sebuah taman bunga Tulip di pinggiran kota. Menurut Nicholas ini adalah tempat yang sangat ia sukai.

Aleyna senang.
"Terima Kasih Kak, Aley bisa menghirup udara bebas disini!"

Nicholas memetik salah satu bunga Tulip dan ia berikan pada Aleyna. "Aku tidak sempat memberikan mu Sebucket bunga yang indah. Anggap saja ini adalah hadiah pertama kali kita bertemu!"

Aleyna mengambil setangkai bunga tulip itu. "Aleyna suka kok! Aku juga minta maaf karena tidak membawa hadiah untuk kakak..." Lirih Aleyna merasa bersalah.

"Tidak apa, kau juga sudah memberikan ku Es Krim!" Kekeh Nicholas.

Waktu berjalan sangat cepat, Akhirnya Nicholas membawa pulang Aleyna pada Rafael.
Nicholas pun berpamitan untuk pulang.

Nicholas mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Disetiap perjalanan ia tersenyum tipis mengingat saat cara Aleyna tersenyum dan tertawa.

"Kau adalah gadis pertama yang membuat ku seperti ini." Gumam Nicholas.

---------------------------------------

Keesokan Paginya Aleyna Sangat kaget saat Rafael mengantarkannya pada sebuah tempat les.

"Kak El Apa yang akan kita lakukan disini?"

Rafael menggengam tangan Aleyna memasuki bangunan itu. Aleyna hanya menurut.

Rafael begitu tampan memakai stelan Jas.

"Selamat Pagi, Tuan!"

"Apa kelasnya baru dimulai?"

"anda datang tepat waktu, mari!"

Guru wanita itu menunjukkan ruangan yang penuh dengan para murid yang sedang mengobrol.

"Perhatian Semuanya!" Tegas Seorang Guru itu.

Tatapan tajam Rafael membuat semua orang merinding ketakutan. Begitu Juga dengan Aleyna.

"Hari ini kita mempunyai murid baru, Gadis yang baru saja datang dari Indonesia!"

Para murid menjadi riuh kegirangan. Rafael mendecih.

Guru itu mempersilahkan, Aleyna memperkenalkan diri dengan bahasanya. Dia pun melakukan itu.

"Aleyna akan mulai masuk Les besok." Ucap Rafael tiba-tiba.









-Makasih, Gak Jelas-
-Aku sedikit kurang serius jadi, feelnya gak dapet-
-Dukung terus dengan klik vote-

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang