A3

2.5K 150 5
                                    

Aleyna duduk di sofa. Dia diam termenung memikirkan sesuatu, dengan ransel kecil dibahunya membuat dirinya terlihat seperti anak kecil.

Rafael sedang mengisi formulir pribadi untuk Aleyna yang ingin masuk les hari ini. Aleyna menunggu Rafael tentunya.

Beberapa menit kemudian. Nicholas datang bersama seorang gadis seumuran dengan Aleyna.
"Selamat Pagi!" Sapa Nicholas.

Aleyna pun tersenyum dan membalas sapaan itu tentunya.
Rafael berdiri tegap.
"Aku akan mengantarkan Adikku, Dan kau?"

Nicholas mendorong gadis bersamanya tadi didepan Rafael. "Aku mempunyai tujuan yang sama denganmu." Jawab Nicholas.

Rafael menaikkan satu alisnya.
"Adikmu?"

Nicholas mengangguk.
"Dia baru datang kemarin, dari Indonesia."

Aleyna pun berdiri disebelah Rafael. Dia menyodorkan tangan kanannya pada gadis itu.

Nicholas Dan Rafael menatap satu sama lain melihat kedua adik mereka.

Gadis itu menerima salaman itu dengan senang hati.
"Aku Nadiyas, Dan Kau?"

"Aleyna, Senang berteman dengan mu!" Aleyna melemparkan senyumannya pada Nadiyas dan juga Rafael.

Rafael mengusap kepala Aleyna dengan lembut. "Ayo, Kamu harus pergi les hari ini!"

Aleyna mengangguk mengiyakan ajakan Rafael.

"Adikku juga akan pergi les hari ini, Kita pergi saja bersama?" Ujar Nicholas.

Mata Aleyna berbinar.
"Benarkah? Apa tempat les kita sama?"

Nadiyas dan Aleyna dengan kompaknyna berjauhan dengan kedua kakaknya dan berdiri bersebelahan.
"Kita Pergi Bersama!!"

Nicholas Dan Rafael mengangguk paham membiarkan kedua kesayangan mereka melakukan apa yang akan mereka lakukan.

Nicholas Menyetir mobil, sedangkan Rafael memberi arahan pada dua gadis kecil itu untuk tetap fokus, dan serius dalam les mereka. Nadiyas dan Aleyna pun mendengarkannya dengan seksama.

---------------------------------------

Rafael tengah pusing memikirkan rencana untuk menyembunyikan Aleyna, karena keluarga Aleyna sebenarnya sudah mencari dan mendeteksi lokasi Aleyna.

Tapi, bagi Rafael itu adalah hal kecil baginya. Rafael tersenyum misterius.

"Felix!"

"Ya, Tuan!" Lelaki berbadan tegap dan juga tegas berdiri di depan Rafael dengan sopan.

Rafael yang masih dihiasi emosi.
"Atur Penerbangan ku ke Ceko, Perancis Besok!"

Lelaki bernama Felix itu pun membungkuk dengan hormat.
"Laksanakan Tuan!"

Felix keluar dari ruangan itu. Rafael pun membuka jas berwarna hitam itu dan tersisa hanya kemeja putih dilengkapi dasi hitam tak lupa celana hitam sedikit ketat membuat ia menjadi sangat tampan.

Rafael menenteng jasnya itu dan keluar dari ruangannya. Akhirnya berpaspasan dengan Aleyna.
"Kak El!!" Aleyna berhamburan pada pelukan Rafael.

Rafael menghangat seketika.
"Sudah selesai?"

Aleyna mengangguk.
"Aku pulang bersama Kak Nicholas dan Nadiyas! Mereka mengantar ku kemari!"

"Benarkah? Dimana mereka berdua sekarang?" Rafael menggengam tangan Aleyna dan berjalan bersama.

"Ada di parkiran bawah tanah." Jawab Aleyna.

Rafael mengkerutkan keningnya.
"Jadi kamu sendiri saat ingin menemui kakak, hm?"

Aleyna menggeleng cepat.
"Sebenarnya Kak Nicholas dan Nadiyas ingin mengantar ku, tapi Aley menolak. Mereka akan capek jika bolak-balik hanya untuk menemui kak El." Jelasnya.

Rafael pun menggangguk paham.
"Alasan diterima! Ingin Makan Siang bersama?"

Aleyna terkekeh.
"Kak Nicho Juga mengajak Aleyna untuk makan siang tetapi Aleyna harus tetap meminta izin pada kakak."

"Jadi Kamu menemui kakak hanya untuk ini?" Tanya Datar Rafael.

Aleyna panik. "Bukan begitu maksud ku kak..."

Rafael tak memperdulikan itu.
"Ayo, kamu belum makan siang."

--------------------------------------------------

Restoran bernuansa sangat elegan dan mewah, mirip dengan Restoran berbintang lima. Disini hanya tempat untuk makan siang bagi Keempat orang berkakak-adik ini.

Nicholas dan Rafael sedang berbincang tentang pekerjaan dengan sangat fokus hingga sesekali hanya menyuapkan makanan didalam mulut. Sedangkan Aleyna Dan Nadiyas sedang memikirkan hal yang sama.

Dua orang gadis ini memikirkan untuk bagaimana mereka meminta ijin untuk belajar kelompok dirumah dengan  para teman sekelas les mereka.
Nadiyas hanya sedikit khawatir pada Aleyna karena takut jika ia tak mendapatkan ijin tapi di interogasi oleh Rafael.

Aleyna menatap Nadiyas. Nadiyas hanya mengangguk memberikan setuju. Aleyna menghela napas sejenak ia pun sedikit menarik pinggiran kemeja putih milik Rafael.

Membuat sang empunya berbalik dan memandangnya.
"Ada Apa? Ingin memesan lagi?"

Suara berat Rafael membuat bulu kuduk Aleyna merinding ketakutan.
"I-itu... Aley Ingin--"

Rafael dengan cepat memotong perkataanya. "Ingin makan sesuatu?"

Aleyna menggeleng. Dia menyatukan kedua jari telunjuknya.
"Aku ingin belajar kelompok dengan-"

"Dengan Nadiyas? Boleh saja, hanya kalian berdua kan? Kalau begitu di pent house saja biar kakak akan mengajari sedikit pada kalian berdua.." Jelas Rafael lembut pada Aleyna.

Nadiyas mendengar itu pun meneguk ludahnya kasar, dan membuang pandangannya jauh.

Aleyna menatap wajah Rafael, Takut.
"boleh ya? Para teman laki-laki juga akan datang kalau begitu.."

Rafael menggeram seketika.
"Kakak tak salah dengar?"

"Teman Laki-laki?"

"Apa Kakak pernah mengijinkanmu berteman dengan lelaki, Baby?"



-Hayyy!! Maafin aku kalo rada gak nyambung soalnya wattpad ku ter update sendiri jadi kehapus kebagian-

-Ku harap kalian suka dan bisa dukung aku terus dengan klik vote dibawah-

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang