A5

2.5K 154 22
                                    

Nicholas mendekati kedua gadis itu yang tengah bermain air, tiba-tiba Nicholas menggendong tubuh Aleyna. Aleyna hampir terjengkal jika Nicholas tak menangkapnya dengan cepat.

Aleyna dan Nadiyas tertawa sangat keras hingga seseorang dengan nada suara yang sangat berat dan terlihat emosi. "Turunkan Dia, Brengsek!"

Rafael menarik badan Aleyna dari Nicholas. Aleyna pun terdiam.
"Apa yang kau lakukan padanya?"

Nicholas menaikkan bahunya acuh.
"Hanya sedikit bermain."

"Bagaimana jika Adikku Terluka!!?"

Nicholas menghembuskan nafas, ia sudah biasa dicekam Rafael.
"Kalau aku tak menagkapnya ia akan tercebur ke air."

Rafael juga tak kalah acuh, ia mengecek keadaan tubuh Aleyna dengan menyeluruh.
"Tidak terjadi sesuatu kan?"

Aleyna menggangguk dan menjawab.
"Iya, kak El gak usah khawatir. Aku akan bermain kembali bersama Nadiyas."

"Tidak, kita harus pulang ini sudah sore."

"Kak... Sejam Lagi ya? Aley sama Nadiyas pengen lihat Sunset.." Rengek Aleyna.

"Baiklah.."

Nicholas merangkul Nadiyas dengan sengaja. "Kalian berdua gadis kecil, tidak melupakan sesuatu?"

Nadiyas menatap Kakaknya bertanya-tanya. "Gak kok, semua kan udah komplit.."

Aleyna menggangguk setuju dengan perkataan Nadiyas.

Nicholas tertawa kecil.
"Kalian bolos les tanpa diketahui."

Mata Nadiyas dan Aleyna membulat sempurna, semua tatapan diberikan pada Rafael.

Rafael mendengus kesal.
"Besok pagi akan ada Les Online kalian harus bersiap.."

_____________________________________

Keesokan harinya Aleyna dan Nadiyas disebuah kamar aprtment milik Aleyna mereka disibukkan oleh Online Class atau les mereka.

Aleyna dan Nadiyas tak memiliki persiapan, Akhirnya Rafael memberikan beberapa kertas putih polos yang bersih dan dua buah pulpen.

Aleyna dan Nadiyas mendapat kelas pagi dikarenakan, kelas pagi itu hanya sekitar satu jam hanya sebentar.

Selesai dengan kesibukkan dua gadis itu akhirnya mereka pergi berbelanja di sebuah pusat pembelanjaan. Rafael sudah berjanji pada dirinya untuk mengurus segala kebutuhan Aleyna, itu adalah resiko karena membawa kabur Aleyna dari keluarga kandungnya.

Rafael selalu memarahi Nicholas karena selalu mencoba mendekati Aleyna. Sedangkan Nadiyas selalu mengajak Aleyna untuk berbelanja pakaian dibandingkan peralatan kelas mereka. 

Nadiyas menarik Aleyna disebuah toko brand pakaian yang dibilang cukup mahal. Rafael dan Nicholas pun hanya mengikuti keinginan dua gadis itu.

"Sweater ini bagus loh! Cocok buat jalan-jalan!" Celetuk Nadiyas.

Aleyna hanya mengangguk.
"Iya, warnanya sangat bagus! Kalo kamu pengen beli, beli saja!"

"Kau tak ingin membelinya? Kita bisa memakainya bersama-sama! Agar terlihat kembar!"

Aleyna menggeleng ragu.

Rafael pun memanggil salah satu karyawan disitu dengan berbahasa perancis tentunya.

"Aku ingin sweater ini dengan warna yang sama, tolong siapkan! Aku akan membelinya." Ucap Rafael tegas.

Nicholas tersenyum kemenangan uangnya tidak akan disentuh selagi ada Rafael didekat mereka.

Aleyna menatap Rafael dengan mata yang sedikit sendu.
"Kakak beli Sweater ya?"

"Menurutmu? Itu untukmu Aleyna."

Mata Aleyna berbinar.
"Benarkah!? Terima Kasih Kak El!"

Rafael membalas ucapan itu hanya dengan tersenyum tipis.

Berjam-jam mereka berbelanja dan tak lupa untuk makan malam akhirnya mereka kembali di hotel, tempat penginapan mereka.

_________________________________

Minta Maaf karena telat up ya gaes sama part kali ini pendek banget, aku lagi sibuk sama belajar online. Ada yg sama juga kayak aku nggak? Sibuk gak ada waktu buat pegang hp, sekali pegang hp bukanya pasti google doang wkwk.

Buat part selanjutnya akan panjang kok, kalian tinggal tunggu aja ya! Makasih udah nunggu, dan buat yang vote juga makasih semua!

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang