A4

2.3K 153 7
                                    

Aleyna menggigit bibirnya kuat, dia diseret pulang oleh Rafael.
Rafael masih diselimuti oleh emosi.

Sesampainya Di Pent House Rafael langsung memerintah para pelayan untuk membereskan baju dan pakaian Aleyna.

Aleyna begitu panik dan takut. Dia mengira Rafael akan memulangkannya di Indonesia. Dia menangis dalam diam.

Rafael yang masih setia dengan tatapan tajamnya tertuju pada Aleyna.

"Ayo!"

Rafael tak sadar ia menarik pergelangan tangan Aleyna dengan sedikit kasar. Aleyna hanya begitu takut untuk melawan.

Dia dan Rafael memasuki mobil mewah itu diikuti oleh Nicholas beserta adiknya dibelakang mobil Rafael. Menuju Bandara dimana Pesawat pribadi Rafael sudah disiapkan untuk terbang menuju Ceko, Perancis.

Selang beberapa menit. Mereka sampai ditujuan. Aleyna yang terlelap karena kecapekan, langsung saja Rafael menggendongnya seperti koala sampai didalam pesawat pribadi.

Nicholas dan Nadiyas hanya diam dan memilih tempat duduk mereka. Sedangkan Rafael setelah menempatkan tubuh Aleyna disampingnya yang sedang tertidur. Ia sibuk memerintah seluruh bawahannya untuk memasukkan koper dan segala yang akan dibawa.

Setelah selesai itu semua, Pesawat itu pun terbang menuju Ceko. Rafael sedikit membaringkan tubuhnya lalu terbawa alam mimpi.

----------------------------------------------

Keesokan Paginya. Aleyna sedikit mengerjapkan matanya, ia mendengar ombak yang begitu kencang ditelinganya hingga bunyi itu mengganggu tidur lelapnya. Selain itu ia bingung.

Pikiran liarnya kemana-mana. Aleyna hanya berpikir dia di asingkan oleh Rafael. Aleyna Memberanikan dirinya untuk bangun. Tapi tiba-tiba.

"Sepertinya tidur mu sangat nyenyak.." Suara Bariton itu datang dari belakangnya. Aleyna yang kaget langsung memasang kuda-kuda untuk berjaga-jaga.

Setelah melihat siapa yang didepannya ia langsung berdir tegap. Rafael terkekeh, ia menaruh nampah berisi sarapan pagi dan juga sedikit manisan.

"Makan Dulu, Kakak akan membawamu disesuatu tempat."

Aleyna menyengritkan Keningnya.
"K-kak memangnya tak akan memarahiku?"

"Bukannya begitu, kakak hanya memberimu sedikit peringatan agar tak terlalu jauh dalam berteman. Apa lagi sampai laki-laki, itu sangat berbahaya kakak khawatir dengan itu.." Jelas Langsung Rafael.

Aleyna mengerti itu, Biar pun Rafael adalah kakak sepupunya dia menganggap Rafael sebagai kakak kandungnya seperti yang lain. Eh-

Aleyna menjadi sedih memikirkan keluarganya. Tak mau berpikir jauh ia pun langsung melahap sarapan miliknya.

"Kakak akan menjemputmu jam 9 nanti bersiaplah." Rafael mengelus kepala Aleyna dan pergi dari situ.

----------------------------------

Aleyna memakai sweater panjang hingga bawah lututnya, telapak kakinya dilapisi oleh sepatu berwarna putih.

Ditepi ombak bersama Rafael menikmati matahari yang terik menyambar kulit mereka. Aleyna hanya diam tak bereaksi apapun.

"Ingin bermain air?" Tawar Rafael.

Aleyna menggeleng lemah.
"Kita kemari hanya berdua kak?"

"Nicholas dan Nadiyas pun ikut bersama kita.."

Mata Aleyna membulat berbinar.
"Benarkah!? Dimana mereka sekarang?"

Rafael menunjuk kedua orang dibelakangnya yang sedang menikmati Jus Lemon dingin bersama.

Aleyna memekik senang.
"Nadiyas!"

Nadiyas terkekeh pelan.
"Kau tak pernah melirik ku dari kemarin!"

Pundak Aleyna seketika turun.
"Maafkan aku, itu semua karena Ka-"

Rafael menatapnya tajam. Nyali Aleyna menciut.

"Jangan pikirkan itu! Ayo, Bermain Air!" Nadiyas dengan cepat memberikan gelas Jus yang tinggal sedikit pada Nicholas.

Nadiyas menarik pergelangan Aleyna dan berlari ke depan lebih dekat dengan bibir pantai.

Nicholas yang melihat gadis dua itu menjauh, langsung mendekati Rafael dan sedikit berbisik padanya.
"Bagaimana Rencanamu selanjutnya?"

Rafael yang masih mengawasi Aleyna dari jauh Langsung menjawab.
"Jika lelaki itu masih mengikutinya, aku akan membawa lebih jauh dari mereka!"

Nicholas Terkekeh Kecil.
"Tampaknya kau yang berprofesi sebagai seorang mafia akan mendapatkan resiko karena telah membawa kabur seorang gadis dari negara tetangga."

"Mulutmu akan ku jahit jika berceloteh yang tidak-tidak!"

Nicholas menaruh kedua gelas itu dimeja yang tersedia disampingnya itu. Kedua tangannya dimasukkan kedalam kantong celananya.
"Kau harus berhati-hati dan juga tetap waspada, Aleyna diposisi berbahaya jika kau melepaskan pengawasan mu. Itu akan berakibat fatal."

Rafael Emosi. "Apa Maksudmu Brengsek!?"

"Aku hanya memberimu peringatan, aku tak mau terjadi sesuatu pada gadis itu.. Maksudku adikmu!" Nicholas Menepuk bahu Rafael pelan dan berjalan mendekati Nadiyas dan Aleyna yang sedang ceria bermain air laut.

Rafael merenung memikirkan sesuatu. Tentu saja dirinya memikirkan Aleyna, dia terlalu berhaga untuk Rafael.

Rafael menyayangi Aleyna seperti mencintai ibunya yang sudah pergi lebih dulu mendahuluinya. Rafael akan kecewa jika harus menyia-nyiakan waktu untuk menjaga gadia bagaikan permata dunia dimata Rafael.

Setiap menatap Aleyna ia selalu mengingat ibunya, walaupun mereka itu hanya kakak beradik sepupu. Ah, Rafael malah memimirkan yang tidak-tidak. Ia pikir Reinkarnasi itu nyata.

Rafael pun menyadarkan pikirannya itu dan melangkah menemui Aleyna yang sedang tertawa bersama Nadiyas dan Nicholas.

Nicholas mengangkat badan Aleyna, Aleyna tertawa karena kegelian diperutnya.

Rafael meredam amarahnya.
"Turunkan dia bajingan!!"

-Aku minta tolong buat vote-
-Makasih!-

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang