A6

1.1K 92 14
                                    

Pagi-pagi sekali Aleyna terbangun, ia membersihkan dirinya dan menyiapkan pakain untuk ia pakai.
Beberapa menit kemudian, ia keluar berpaspasan dengan Rafael.

"Good Morning!" Sapa Rafael lembut.

Aleyna hanya mengangguk dan membalas dengan senyuman.

"Ayo, sarapan. Sebentar siang kita akan jalan-jalan lagi."

Aleyna mengangguk mengiyakan permintaan Rafael.

------------------------------------------------------

Ditengah perjalanan pergi ke Restoran terkenal karena pemandangannya yang asri, Rafael mendapat telepon dari bawahannya.

"Ada Apa!?" Ucap Rafael Dingin.

"S-selamat sore, T-tuan kami mendapat informasi bahwa keluarga mereka sudah mendapatkan lokasi dimana Nona Aleyna berada saat ini." Kata Bawahannya yang berbicara dengan gugup.

Rafael mendecih.
"Sial! Persiapkan semuanya kita akan Terbang ke negara selanjutnya malam ini!"

Nicholas yang santai menyetir hanya tersenyum sendu, ia bercuri pandang pada di sebuah kaca didalam mobil  saat dia dan Nadiyas mengobrol.

"Aleyna selain Jerman apa negara yang kau sukai, Sayang?" Tanya Rafael Lembut.

Nicholas yang mendengar itu langsung berekspresi menjijikan.

"Jerman? Aley rasa Korea adalah satu negara yang ingin Aleyna pijaki!" Jawab Aleyna Girang.

"Hmm, Baiklah kita akan ke Korea Malam ini juga!" Tegas Rafael.

Nicholas Kaget dan membulatkan matanya. "Kau Gila!?"

"Tapi, Kak kita baru sebentar liburan kemari?"

Nadiyas pun memotong ucapan Aleyna. "Kenapa? Kita akan bersenang-senang disana! Aku ingin mempunyai kekasih berasal dari Korea, Kau juga mau kan!?"

Rafael menatap tajam Nicholas.
"Bilang pada Adikmu, jika ingin berteman dengan Aleyna berpikir lah dua kali!"

Nicholas pun memperingati Nadiyas.
"Jangan coba-coba, Kakak akan mengawasimu disana!"

Nadiyas menurunkan bahunya kecewa. "Padahal aku baru saja bermimpi dan menulis segala kegiatan yang akan ku lakukan di Korea! Huh! kakak sangat tidak asik!" Cibir Nadiyas.

Aleyna terkekeh dan menepuk punggung Nadiyas.
"Sabar, aku akan menemani mu!"

Mata Nadiyas berbinar.
"Benarkah? Baiklah! Ini Rahasia kita!" Ucapnya Sambil berbisik.

Seling beberapa menit sampailah mereka di restoran yang cukup ramai pengunjung. Restoran ini terkenal akan spot foto dan juga makanan yang cukup enak.

Rafael memanggil salah satu pelayan itu dan menyebutkan nomor meja makan yang tentunya yang sudah ia pesan untuk mereka tempati.

Mereka akhirnya bisa duduk didalam restoran dan menikmati sejuknya hamparan angin dan juga pemandangan yang cukup juga indah untuk dipandang.

Nadiyas menawarkan Aleyna untuk berfoto dengannya. Aleyna tentu saja mengiyakan ajakkan itu tapi lagi-lagi Rafael melarangnya tegas hanya karena makanan yang ia pesan akan segera datang dan Aleyna harus makan saat itu juga.

Nadiyas tentu saja cemberut. Nicholas mengejeknya, Akhirnya Nadiyas menendang kaki Nicholas membuat empunya meringis kesakitan.

"Apa yang kau lakukan!? Aku hanya bercanda!"

Nadiyas membuang muka asal. "Kakak selalu saja mengejekku dari tadi! Aku benci dengan itu asal kakak tahu!!!"

Nicholas membuang napas kasar. "Baiklah aku minta maaf..." Nicholas akhirnya mengalah. Memarahinya pun akan percuma jika dia melawan dia sudah tahu jawabannya ia akan selalu salah didepan adiknya itu.

Rafael mendecih. "Jangan dengarkan mereka Aley, mereka hanya sedang kelaparan." Sindir Keras Rafael.

Aleyna terkekeh paksa, dan menatap Nicholas dan Nadiyas bergantian.
"Kakakku hanya bercanda juga, jangan diambil hati..."

Akhirnya makanan datang dan mereka pun makan dengan tenang dan lahap.

---------------------------------

Sepulangnya mereka dari restoran. Rafael dengan cepat memerintahkan seluruh bawahannya untuk membereskan segala sesuatu didalam kamar mereka untuk segera dikemas dan dibawah ke pesawat pribadi milik Rafael.

Nicholas pun hanya disuruh Rafael untuk menjaga Aleyna dan Nadiyas selagi para bawahannya menyelesaikan pekerjaan mereka.

Nicholas, Nadiyas dan juga Aleyna. Duduk manis menunggu perintah Rafael selanjutnya, sambil meminum minuman yang sempat Nicholas beli.

Nadiyas dan Aleyna mengobrol bersama membahas foto-foto mereka saat berswa-foto di restoran tadi. Nicholas melihat itu dan berbicara didalam hatinya "Membosankan."

Nadiyas dan Aleyna berjalan mendekat pada tempat duduk Nicholas saat selesai dengan kegiatan mereka. Nadiyas terkekeh ketika melihat fotonya dan Aleyna yang terlihat sangat konyol.

Nicholas meneguk habis minuman yang ia beli tadi dan memanggil Aleyna yang tengah sibuk memilih fotonya dan Nadiya bersama untuk dia post ke sosial media.

"Aleyna..." Panggil Nicholas pelan.

Aleyna menoleh pada Nicholas dan bertanya
"Iya? Kenapa Kak?"

Nicholas mengurungkan niatnya.
"Gak Jadi..."

Nadiyas yang mendengar itu pun langsung mendecih.
"Kakak punya nyali doang depan direktur, di depan perempuan aja ciut..." Ejek Nadiyas

Nicholas hanya diam tak mampu bicara. Hingga dering telepon menyadarkan lamunan Nicholas.

Nicholas mengangkat telepon itu.
"Halo?"

"Cepat ke pesawat pribadi sekarang juga! Aku menunggu kalian disana, jangan sampai ada yang ketinggalan!"

"Ya, Baiklah."

Nicholas pun mengajak Nadiyas dan Aleyna untuk pergi dari tempat itu dan menuju mobil.

Belum sempat masuk kedalam mobil. Dua suara lelaki tegas terdengar sangat keras dan menakutkan mengejutkan mereka bertiga.
"ALEYNA!!!"

Nicholas mendengar itu pun langsung menatap tajam dua pria yang meneriakkan nama Aleyna.

Aleyna yang tersadar menoleh, dan akhirnya detak jantungnya berdegub kencang. Dua pria yang dia sangat kenal.

"Kak Angkasa sama Aland ng-ngapain disini?" Gumam Aleyna.






Aku minta maaf sebesar-besarnya karena sudah membuat kalian nunggu lama. Jika ada yang perlu ditanyakan silahkan comment dibawah atau via chat. Terima Kasih.

I hope u vote this story!





Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang