A10

1.4K 105 7
                                    

Aleyna sudah sangat rapih malam ini,  dia akan berpergian dengan Rafael untuk membeli beberapa bahan makanan yang akan mereka konsumsi selagi masih berada dikorea. Aleyna sangat cantik,  dia memakai swetear tebal berwarna putih polos dan celana panjang yang sangat mirip dengan yang dipakai Rafael.

Aleyna merasa sangat kedinginan, dia pun segera turun ke bawah menemui Rafael yang sedang sibuk dengan ponselnya. Dia berniat untuk mengerjai Rafael namun,  Nadiyas lebih dulu mengkagetkannya.

"ALEYNA!" pekik kencang Nadiyas,  membuat Nicholas sampai menutup telinganya.

Nadiyas dengan wajah marah yang dibuat-buatnya.
"Kau sangat lama!  Aku menunggumu lama sekali!"

"Maaf,  aku ketiduran." Aleyna terkekeh.

Terlihat Rafael mengambil jaket yang sangat tebal dan berjalan ke arah Aleyna. Rafael memakaikan Jaket tebal itu pada Aleyna.
"Jangan lepaskan,  diluar sangat dingin. Begini Kakak tak akan mengijinkan mu ikut, tapi kakak takut jika kamu sangat rewel jika bersama Nadiyas." Jelas panjang lebar Rafael.

Aleyna cemberut.
"Kak El, Aleyna belum berjalan-jalan.  Jadi,  Aleyna ingin menikmatinya."

Nicholas mengangguk mendengar perkataan Aleyna.
"Biarkan dia ikut, kita hanya berbelanja dan langsung pulang ke rumah.  Malam ini kita harus full istirahat dengan tenang."

Rafael menghembuskan nafasnya berat.
"Baiklah,  Ayo pergi.  Kau yang menyetir." Kata Rafael.

Aleyna dan Nadiya kegirangan sangat gembira. Nicholas yang tadi bersemangat langsung lesu saat Rafael menyuruhnya menyetir.
"Ayo,  Kita ke pusat perbelanjaan kota Seoul."

_____________________________
Sesampainya dipusat perbelanjaan yang sangat ramai pengunjung. Pusat perbelanjaan itu sangat luas dan semua lengkap jika ada yang mencari sesuatu barang yang tidak dijual toko lain.

Saat ini, Rafael mendorong troli sambil mengawasi Aleyna dan Nadiyas yang sedang asyik berfoto. Sedangkan Nicholas, sedang memilih daging seafood yang bagus untuk mereka bakar malam ini. Rafael tidak tahu soal memasak, jadi dia menyerahkan tanggung jawab itu pada Nicholas.

"Bagaimana dengan ini?  Apa kita harus mengambil dua atau tiga?"  Tanya Nicholas pada Rafael.

"Secukupnya." Jawab Rafael.

Nicholas pun menaikkan bahunya tidak peduli.
"Selagi itu dibayar oleh uangmu, aku akan mengambil segalanya yang akan diperlukan."

Aleyna dan Nadiyas kini kelelahan, setiap tempat yang menurut mereka bagus itu akan menjadi tempat berfotonya mereka.  Kini mereka pun berjalan mendekati Nicholas dan Rafael.

"Kakak, aku ingin membeli beberapa cemilan. Apakah boleh?" Tanya Aleyna dengan hati-hati.

Rafael Mengangguk setuju.
"Ayo, Kau dan Nadiyas mencari beberapa bahan makanan. Aku dan Aleyna akan mencari cemilan,  kita akan menonton film malam ini."

Nicholas menyutujuinya.
"Baiklah,  Telepon aku jika sudah selesai.  Kita bertemu didepan kasir nantinya."

Rafael berdehem dan menarik Aleyna ke arah tempat cemilan dan beberapa snack dari luar negeri maupun dalam negeri.

"Dadah Nadiyas!"

"Bye Bye!"

___________________________

Selesai dengan perbelanjaan mereka,  langsung saja Nicholas menyiapkan beberapa daging untuk mereka bakar dan makan malam ini. Nadiyas dan Aleyna sedang menata taman kecil di tengah villa agar terlihat rapih.

Rafael pun sibuk mengatur tempat pemanggangan.

"RAFAEL!!" Teriak Nicholas dari dalam.

Rafael mendecih. Sangat bernyali dia memanggil atasannya dengan kasar.

"TOLONG BANTU AKU MENCUCI IKAN INI!"

"YA!" Jawab Rafael tak kalah kuatnya.  Rafael pun berjalan ke arah dapur untuk membantu Nicholas.

Setelah melihat dan mendengar apa yang terjadi. Langsung saja Nadiyas berbisik pada Aleyna.
"Kakak mu sangat menakutkan."
Sembari duduk disofa yang mirip seperti bantal yang sangat besar, begitu pula dengan Aleyna.

Aleyna tertawa kecil saat mendengar Nadiyas membicarakan hal itu.
"Bagiku Kak El sangatlah lembut dan penyayang.  Dia sangat baik, Kak El selalu menuruti apa yang Aku inginkan hingga mempengaruhi pekerjaannya."

Aleyna malah mengingat ketiga Kakaknya yang berada diindonesia,  Aleyna tersenyum miris.  Namun, tak apa dia sudah melihat Angkasa kemarin malam.

"Tapi,  tetap saja. Kakak mu terlihat sangat kejam walaupun dia tampan." Nadiyas mengakuinya,  Rafael adalah tipe pria idaman bagi seluruh wanita didunia ini.

Aleyna tersenyum penuh arti.
"Kak Nicholas juga tampan. Tapi,  sifatnya sangat mirip dengan kakak ketiga ku.  Kak Genta." Lirih Aleyna.

"Terima kasih,  Aku sangat tersanjung mendengar kamu memuji ku Tampan." Suara bariton dari belakang memecahkan moment Nadiyas dan Aleyna.

Plak

"Cepat, Bakar saja!"










Vote to next part!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang