Johnny ? (2)

1.1K 163 20
                                    

Ten sudah sampai di depan apartemen Yangyang, ia langsung memencet bel dengan nafas yang masih memburu. dan Yangyang langsung membuka pintu apartemen nya dan menatap Ten yang terlihat sangat berkeringat.

" Kau ini lomba maraton dimana sih ?"

Ten menepuk pundak Yangyang.

" Bukan saatnya bercanda, cepat ambil buku Mark Twain yang kaubaca kemarin." Ten menatap Yangyang dengan serius dan Yangyang memicingkan matanya.

" Untuk ?"
" Nanti kujelaskan lebih baik kau ambil saja dulu."

Yangyang mengangguk dan berjalan menuju kamarnya untuk mengambil buku tersebut.

" Kau pasti sangat kelelahan." Celetuk Johnny. Tentu arwah satu ini tidak merasa lelah sedikitpun.
" Berisik, kau kan arwah mana bisa lelah."
" Ck, kau ini manusia tapi se lemah itu."
Ingin rasanya Ten menoyor kepala Johnny, tapi tidak. Ia tidak mau menyentuh arwah.
" Diam, ini semua ulah mu."

Yangyang yang sedari tadi ada di dekat Ten, mengerutkan kening nya.

" Ten, ada sesuatu disitu ?"
Ten hanya mengangguk.

" Bukan arwah jahat kan?"
" Bukan." Johnny malah menjawab pertanyaan Yangyang, padahal Yangyang pasti tidak akan bisa mendengarnya.
" Jahat, dia sangat jahat karena menyuruh ku mencari sesuatu yang konyol." Balas Ten dan Johnny menutup mulutnya seakan kaget.
" Tidak usah berlebihan seperti itu Johnny." Ten memutar bola matanya malas.

Tiba tiba Yangyang melempar bukunya ke arah Ten dan berhasil Ten tangkap.

" Sialan, bagaimana jika rusak ?"
" Aku tidak peduli, aku tidak mau di dekat arwah yang kau temui." Yangyang langsung berjalan mundur. Bahkan jarak nya da Ten sudah mau 1 meter.

Ten tidak memperdulikan Yangyang, ia langsung membuka buku nya dan mengecek satu persatu. Namun nihil ia tidak menemukan secarik amplop disana.

" Lho, apa saat kau baca buku ini. kau menemukan secarik amplop atau sesuatu ?" Tanya Ten pada Yangyang.
" Hah apa?" Yangyang berteriak dari kamarnya.

Ya, sedari tadi Yangyang berjalan mundur hingga kamarnya.

" LIU YANGYANG APA KAU TIDAK MENEMUKAN AMPLOP ATAU SEMACAM NYA?" Ten berteriak.
" OH TIDAK, AKU TIDAK MENEMUKAN AMPLOP APAPUN DISANA."

Ten mengehela nafasnya kasar.

" Jadi tidak ada ya." Ucap Johnny, kepalanya tertunduk lemas. Ten hanya menggelengkan kepalanya perlahan.
" Jangan lemas begitu, kau itu arwah semakin kau lemas semakin menyeramkan untuk ku." Ucap Ten asal.
" Aku yakin aku bisa menemukan amplop itu." Ten tersenyum.

Johnny membalasnya dengan tersenyum tipis.

" Maaf, aku menyulitkan mu." Lirih Johnny
" Ya, kau memang menyulitkan ku. Tapi mau bagaimana lagi, jika kita memulai bersama maka harusnya kita mengakhiri ini bersama kan."
" Ya, kau benar."

**

Akhirnya Ten pulang dengan tangan kosong. Ia merasa kecewa karena tidak berhasil membantu Johnny, Entah dorongan apa yang ada pada diri Ten, tapi setelah mendengar cerita Johnny ia merasa harus membantu pria ini. Johnny tidak menyeramkan seperti arwah lainnya, ia berbeda.

" Ten." Panggil Johnny
" Hmm?" Balas Ten yang masih menatap layar ponselnya.
" Jika kau menemukan surat itu, apa kau akan membacanya ?"
Ten menganggukan kepalanya.
" Tentu, aku harus tahu untuk siapa surat itu." Ten menopangkan dagu nya di tangan nya.
" Jika aku ingat untuk siapa, apa kau akan tetap membacanya ?"
" Tidak."

Johnny mencoba menyentuh Ten, tapi tidak berhasil. Rasanya semakin hari energinya semakin sedikit. Ia tidak bisa lagi menyentuh Ten seperti awal mereka bertemu.

JohnTen (OneShot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang