Lost

680 118 6
                                    

" Daddy kenapa tidak pulang ke rumah ?"

" Haechan, Daddy sama Papi sudah tidak bisa serumah. Daddy sama Papi sudah berpisah."

Haechan mengerucutkan bibirnya," Kok pisah sih, Daddy sama Papi ga sayang echan sama abang dery ?"

Johnny tersenyum sendu. Lemah sekali ia melihat Haechan seimut ini namun ia nampak kesal padanya, Johnny mengelus pipi Haechan. Ia juga memeluk anak nya yang masih berumur 6 tahun itu.

" Daddy kok malah meluk gini, ayo jelasin ke echan. Kalian sayang echan sama abang ga sih?"

" Sayang, kami sayang sama kalian. Namun kami lebih sayang dengan keadaan kalian nanti."

Ten yang mendengar percakapan mereka pun menghampiri mereka berdua. Sembari diikuti Hendery di belakang nya yang membawa dua buah eskrim.

" Haechan, abang bawa eskrim lho. Sini makan sama abang dulu ya."

Haechan langsung melepaskan pelukan nya pada Johnny. Dia langsung berjalan cepat menuju Hendery dan mengambil eskrim coklat kesukaannya, Ten yang melihat nya hanya tersenyum dan Johnny ia hanya menatap ketiga orang yang disayanginya dengan tatapan sendu. Ten yang menyadarinya pun langsung meminta Hendery untuk mengajak Haechan makan di dekat taman rumah Ten, Ten ingin membicarakan sesuatu pada Johnny.

" John."

" Ya, Ten?"

" Jangan jelaskan apapun dulu pada Haechan. Ia belum sebesar Hendery yang memahami keadaan kita, tolong jangan bebani dia."

" Dia hanya bertanya, maka aku menjawabnya. Tenang saja aku tidak mungkin memintanya tinggal dengan ku, tentu dia sangat membutuhkan mu. Kau yang paling tahu apa yang anak kita inginkan."

Ten menghela nafasnya panjang. Percakapan nya dengan Johnny itu baru sebentar, namun rasanya berat. Rasanya ketidaknyamanan diantara mereka benar benar terasa.

" Terimakasih karena kau tidak memintanya. Maaf karena salah satu anak kita tidak bisa tinggal dengan mu."

" Tak apa, Ibuku bukan orang baik."

" Bukan begitu, ibumu tidak akan menerima ku dan mereka. Lalu pada akhirnya pernikahan kita harus berakhir tragis. Maaf karena aku tidak bisa menjadi orang yang ibumu inginkan, maaf karena aku tidak bisa memenuhi keinginan ibumu.."

Johnny menatap heran," Keinginan apa yang tidak bisa kau penuhi, semua keinginan ibuku sudah kau penuhi. Pertama kau menceraikan ku, kedua kau sudah menjauhi ku, ketiga kau menjauhkan ku dari anak-anak kita.. apalagi yang ibuku minta ?"

Ten mengigit bibirnya sebentar, ia menghirup udara dalam-dalam dan mengeluarkan nya dengan tenang.

" Ibumu meminta aku untuk tidak mencintai mu. Lalu tidak mengasihi mu dan tidak memikirkan mu lagi John..maaf aku tidak bisa memenuhi keinginanya."

Ten menitihkan air matanya. Air matanya sudah tidak bisa ia tahan, Ten lelah merasa sok kuat di hadapan Johnny. Ia selalu tersenyum riang walau hatinya sudah diremas, di hancurkan oleh keinginan orang lain terhadap dirinya.

" Ten.."

Ten tidak menjawab, hanya terdengar isakan-isakan kecil dari bibirnya. Ia pun hanya menunduk, kedua tangan nya berusaha mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti. Namun Johnny tiba-tiba merengkuh tubuh mungil itu, Johnny tak mau cintanya menangis sesegukan karena dirinya.

" Tennie. Maafkan aku karena telah menyakiti mu sedalam ini. Maafkan aku karena menjadi alasan mu menangis hingga seperti ini. Maafkan aku kareja tidak bisa memperjuangkan cintaku ini, aku bukan orang yang pantas kau cintai hingga seperti ini. Aku tidak pantas Ten. Tolong jangan cintai aku sedalam itu. Aku mohon maafkan aku maafkan aku Ten."

Johnny pun menitihkan air matanya juga. Ia tidak bisa melihat cintanya disakiti begitu hebatnya, mendengar isakan tangisan Ten yang begitu menyiksa telinganya dan hatinya, Johnny tidak kuat dengan semua ini.

Ten melepaskan pelukan Johnny. Tangan nya beralih mengusap air mata Johnny yang ada di pipinya, Ten menatap  wajah Johnny. Ia memandangi wajahnya, kerutan di wajah Johnny sudah tampak terlihat, kantung matanya menghitam. Bulu matanya begitu lentik, tapi matanya tidak berhenti mengeluarkan air mata.

" John.. jangan menangis. Aku ga mau kamu nangis. Aku memaafkan mu, aku memaafkan semuanya John, tapi kita tidak bisa..kau bilang keadaan mereka nanti menjadi taruhannya, aku tahu kau tidak bisa memperjuangkan cintamu karena cintamu juga mereka. Mereka adalah anak kita, mereka buah cinta kita. Aku menyayangi mu walau aku tak bisa memiliki mu seorang diri."

Johnny mengecup punggung tangan Ten. Ia kembali memeluk Ten, mengelus surai hitam panjang Ten yang se leher. Ten menghirup aroma khas Johnny saat ia di dekapan nya.

Ten harap momen ini tidak berakhir, walau pada kenyataan nya momen ini langsung berakhir setelah Johnny pulang ke rumah nya. Bertemu ibunya dan calon istrinya yang siap menggantikan peran Ten.

**

Ten bertepuk tangan. Ia melihat kedua mempelai yang sudah mengucap janji suci itu berjalan masuk me dalam venue, kedunya tampak tersenyum. Diikuti dibelakang nya ada Hendery dan Haechan yang mengiringi kedua mempelai.

Ten tersenyum miris saat dirinya melihat Ibu Johnny tersenyum dengan bahagia melihat putranya menikah. Menikah dengan pilihan nya, bukan dengan dirinya. Ten tahu ini bukan keputusan yang dia inginkan, namun pada nyatanya ending nya akan jadi begini sedari awal.

Cintaku, jangan bersedih. Kau tahu aku hanya mencintai mu seorang, jika nanti di altar aku mengucap janji dengan yang lain. Kau harus tahu bahwa janji itu bukanlah janji yang ku buat tulus dari hati. Cintaku, jaga dirimu dan anak anak kita. Aku akan selalu menjadi orang yang mencintaimu, walau aku tak bisa memiliki mu lagi. Aku mencintai mu Tennie.

-Johnny.

**

APAKAH INI KURANG ANGST?

Anwy terima kasih buat @bokjo_o sama @kedelaicapdongo buat tantangan angst nya!

Oh iya selanjutnya yang gemes gemes ya, aku pilih semua kata kok. Semoga hari ini semua kata tantangan nya beres, terima kasih kalian sudah mau berkomenar^^

JohnTen (OneShot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang