Rules

618 133 10
                                    

" Johnny. Aku akan pergi dengan yang lain." Ucap Ten sembari memperbaiki baju yang ia pakai, namun bagi Johnny itu bukan baju. Itu hanya kemeja tipis yang bahkan tidak menutupi bagian-bagian penting di tubuh Ten.

" Ten.. ganti baju mu. Aku merasa itu kurang cocok."

Ten mengerinyitkan keningnya," Apa pacar ku berhak mengatur gaya berpakaian ku, tentu tidak John. Aku bisa berpakaian sesuka ku."

" Ten.."

" Johnny. Aku mohon jangan permasalahkan semua hal."

**

Johnny sudah menunggu hingga jam 12 malam namun Ten belum kembali. Ia belum juga kembali dari club. Johnny ingin menyusul pria mungil nya, namun peraturan dalam hubungan mereka adalah 'tidak ada yang boleh mengusik kesenangan ketika me time'

"Cklek." Terdengar suara pintu apartemen terbuka.

" Ten." Johnny menghampiri Ten yang sudah jalan agak sempoyongan. Sudah Johnny tebak, kekasih mungil nya akan berakhir begini. Johnny langsung menggendong Ten dan ia tidurkan di atas ranjang mereka, sembari dirinya mengganti pakaian Ten dan membersihkan polesan make up tipis di wajah Ten.

" Kau tahu, kau tidak memerlukan polesan make up ini. Wajah mu sangat indah, bahkan saat kau cemberut, atau kau menatap ku tajam saja. Kau masih Ten yang memiliki wajah yang indah, aku tahu kau tidak benar-benar ingin bersama ku. Aku tahu itu, kau jelas menunjukan perasaan ketidak sukaan mu terhadap ku. Aku terlalu keras kepala hingga aku selalu berdalih pada diri ku sendiri, tapi aku akan tetap menyayangimu Ten."

Johnny mengecup puncak kepala Ten. Ia pun selesai mengganti dan membersihkan wajah kekasihnya, Johnny memilih untuk berbaring di sebelah Ten. Lebih tepatnya mendekap Ten, malam ini adalah malam terakhir dirinya berbaring bersama Ten.

**

Paginya Ten terbangun dengan mendapati sebelahnya kosong. Ten pun berjalan ke arah dapur, biasanya ada aroma semerbak yang mengisi ruangan ini. Namun nihil, tidak ada siapa siapa disana. Hanya ada secarik kertas di dekat piring yang berisi roti bakar, Ten pun mengambilnya dan membacanya.

TEN.

'Jika kita sedang me time, kita tidak boleh saling mengusik'

Peraturan itu memang kau buat untuk kita.

Hari ini aku sedang me time. Namun entah kapan me time ini berakhir, entah kapan kau bisa mengusik me time ku seperti yang pernah aku lakukan. Mungkin me time ku memerlukan waktu yang lama, Ten. Aku tak tahu kapan aku kembali.. maaf kan aku, Ten.

Aku menyayangimu.

-johnny.

Ten terduduk lemas. Bohong jika ia bilang, 'tidak apa apa, Johnny pasti kembali' 'aku bisa kuat tanpa Johnny.' 'Aku tidak membutuhkan Johnny'. Semua kebohongan itu ia ucapkan di depan teman-temannya. Namun di dalam hati nya, ia tidak bisa berbohong jika ia membutuhkan Johnny.

Johnny bukanlah pria pertama yang mengisi hidupnya, bukan pria yang selalu menuruti keinginan nya, bukan pria yang akan selalu menerima semua ucapan Ten. Johnny berbeda, ia bisa menentang semua kehendak Ten jika itu semua tidak baik bagi diri Ten.

Namun sekarang Ten terjebak dalam peraturan nya sendiri. Peraturan yang awalnya ia buat untuk menguntungkan dirinya sendiri, peraturan yang kini memberi jarak yang sangat jauh.

Ten menitihkan air matanya. Ia menangis, ia kehilangan cintanya. Cinta yang ia sia siakan saat bersama, cinta yang tulus dari seseorang untuk dirinya.

"Cklek." Suara pintu apartemen yang terbuka. Ten tidakmenghiaraukan nya ia tetap menangis.

" Ten, what happend, aku ada disini. Aku kembali kok."

Suara itu. Johnny itu Johnny, Ten membelak kan matanya ketika melihat Johnny yang ada dihadapan nya, Ten langsung memeluk Johnny dengan erat.

" Jangan pergi."

" Aku hanya me time, tapi bersama dengan ayah mu. Ayah mu sedang ada di Korea, ia tahu kau suka menolak ajakan nya untuk berkeliling Korea. Jadi aku menemaninya untuk berkeliling Korea."

Ten melepaskan pelukan nya. Ia menatap heran pada Johnny.

" ..Tapi kau bilang 'entah sampai kapan dan memerlukan waktu yang lama' ."

" Lho memang kan? Berkeliling Korea tidak mungkin hanya sehari atau dua hari. Aku juga tidak tahu ayah mu hendak kemana saja, jadi ku tulis begitu."

Ten menangis lagi. Bukan tangisan sedih, tapi tangisan kebodohan atas dirinya.

" Lho, kok menangis lagi. Sudah ah nanti mata mu merah, aku tidak mau melihat mata indah mu ini menjadi merah." Johnny mengusap air mata Ten.

Ten pun tiba tiba mengecup bibir Johnny. Ten tidak mau kehilangan Johnny, Ten tidak mau Johnny pergi atau semacam nya. Ia tidak mau sendirian.

" Aku mencintaimu."

Johnny tersenyum. Akhirnya ungkapan cinta Ten untuk dirinya dapat ia dengar hari ini. Hari ini membuktikan bahwa Ten mencintai dirinya, cintanya ternyata di balas oleh Ten.

" Aku juga mencintaimu."

Ten memeluk Johnny kembali, ia mau terus berada di pelukan ini. Ia tidak mau melepas Johnny atau tidak memperdulikan Johnny lagi. Ten berjanji di dalam hatinya bahwa cintanya hanyalah Johnny dan cintanya tidak boleh meninggalkan dirinya.

**

Aku ketagihan bikin oneshot :'

Oh iya kalau kalian nemu oneshot ku di platform seperti twitter, aku memang memposting nya atas nama akun @johntenisreall tapi kadang aku buat beda versi sedikit dengan yang di wattpad~

Anwy pada hate genderswitch ga sih? Aku mau bikin oneshot genderswitch tapi takut kena salty :(

JohnTen (OneShot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang