5. maaf dan terimakasih

63 6 0
                                    

Aku dan kamu dulu sudah menjadi kita. Tetapi alam sudah mempersiapkan rencana lain, dan semogaku masih aku dan kamu semoga menjadi kita

---

Ponsel Bima bersering. Panggilan dari rumah sakit dimana Salwa di rawat.

"Tuan, non Salwa sudah sadar"

"cepat kembali, non Salwa memanggil nama Tuan terus menerus"

Suara di balik telepon tersebut mampu membuat detak jantung Bima berdetak dengan kencang. Dia sangat khawatir terjadi apa-apa pada putrinya.

Segera Bima menutup telepon nya dan menancapkan gas Mobilnya lebih cepat dari biasanya dan melaju kencang ke Rumah sakit Sari Husada.

Setelah sampai di parkiran. Bima berlari masuk untuk segera mengetahui keadaan Salwa. Meski sudah berumur, Bima masih terlihat gagah terlebih ditambah ketampanan yang ia punya.

"Salwa" Bima membuka kamar Salwa dengan nafas yang terengah engah.

Melihat Salwa sedang berbaring dengan membuka matanya sambil tersenyum kearahnya membuat hatinya lega seketika.

"Alhamdulillah" Matanya berbinar melihat putrinya bisa melihatnya.

"Ayaaah" Suaranya lirih namun sangat manis.

"Bagaimana keadaanmu sayang?" sambil mengelus puncak kepala Salwa.

"Sedikit lebih baik" jawabnya sambil tersenyum.

"Ayah jangan khawatir, Iwa kuat ko" lanjutnya.

Bima menggengam tangan Salwa dengan erat.

"Terimakasih, sudah bisa berjuang"

Salwa hanya mengangguk lemas.

Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan sosok wanita cantik memakai pakaian medis yang  hanya dikenakan, oleh seorang Dokter.

Ya Dokter Fanya adalah Dokter Spesialis onkologi. Ia adalah Dokter khusus yang menangani penyakit leukimia.

"Assalamualaikum" Ucapnya dengan ramah. Semua yang ada diruangan itu menjawab salamnya.

"permisi pak, bu. Saya periksa dulu ya perkembangan Salwa" Ucapannya selembut kain sutra, seanggun bidadari dan semanis melebihi gula.

"Ah baik Dokter silahkan" Ucap Bima mengizinkan.

"Hai Salwa, Dokter periksa dulu ya. Bagaimana, pusingnya masih ada? " dengan senyum yang sangat manis.

"Hallo Dokter, sedikit pusing saja" ucapnya singkat.

Setelah selesai memeriksa perkembangan Salwa. Dokter mengajak Bima bicara di ruang sebelah.

"Begini pak, Untuk penyakit Salwa ini sangat sulit untuk bisa sembuh, karena penyakitnya ini termasuk kedalam penyakit genetik. tetapi kita akan terus berikhtiar terus untuk memperjuangkan Salwa. Kita suda sudah kehilangan Bu Syahwa, tetapi saya bisa usahakan Salwa tidak akan seperti Bundanya. Jangan lengah untuk meminta kepada sang Penguasa pak. Setelah Salwa keluar dari rumah sakit, usahakan untuk rajin kemoterapi. Dan saya mohon jangan Sampai kejadian kemarin sampai terulang kembali"

"Usahakan Dokter yang terbaik untuk anak saya. Berapa kemungkinan dia akan sembuh?"

"Itu hanya Tuhan pak yang bisa menentukan. Saya hanya perantara nya saja yang hanya bisa membantu sekuat tenaga saya, saya harap bapak bisa lebih semangat dalam perjuangan Salwa"

Bima mengangguk faham. Setelah berbicara dengan Dokter, ia kembali ke ruangan Salwa.

"Salwa, Dokter punya hadiah. Mau?"

DEAR AZAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang